Jakarta, 18 Shafar 1435/21 Desember 2013 (MINA) – Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali menyerukan para ulama Indonesia untuk lebih sering bertemu dan berdialog guna mencari solusi dari banyak masalah yang Indonesia miliki.
Pernyataan tersebut disampaikan Suryadharma ketika membuka pertemuan kedua para Ulama Pimpinan Pondok Pesantren se-Sumatera Barat di Gedung Makkatul Mukarramah, Asrama Haji Padang, Jum’at (20/12).
“Pertemuan ini sangat penting, karena masalah keagamaan kita sangat banyak dan butuh solusi bersama,” ujar Menag pada acara yang diberi tema “Kita Tingkatkan Peran Pondok Pesantren dalam Melahirkan Ulama Pembina Umat Masa Depan.”
Menurutnya, saat ini, muncul banyak paham dalam Islam. Ada yang mengaku sebagai muslim, tapi Nabinya bukan Nabi Muhammad. Suryadharma mencontohkan seorang warga bernama Tukimin di perbatasan Jateng-Jabar yang mengaku Nabi, atau yang mengaku bernama Imam Mahdi yang (konon) telah mengislamkan dua juta jin, dan lain sebagainya.
Baca Juga: BRIN Kukuhkan Empat Profesor Riset Baru
“Di sisi lain, jika ada ulama meninggal, sangat susah mencari penggantinya. Dua puluh tahun pun belum tentu ada pengganti,” tuturnya sebagaimana dilaporkan laman resmi Kemenag.
Hadir dalam Halaqah tersebut ketua Tarbiyah Boy Lestari Dt Palindih, para pimpinan Pondok Pesantren, Kakanwil Kemenag Sumbar Syahrul Wirda, Angota DPR RI Epyardi Asda, Direktur Pengelolaan Zakat, Staf Khusus Menag Budi Setiawan, para Ka KUA se-Sumbar, para tokoh dan pimpinan ormas Islam, serta Kepala Madrasah se-Sumbar.
Agama Islam, lanjut Menag, juga sedang “diserang oleh paham kebebasan absolut” yang menjunjung tinggi kebebasan berekspresi. Pada saat yang sama, ego kita juga masih sangat tinggi sehingga sering saling bertengkar sendiri. Akibatnya, Islam saat ini besar, namun perannya kecil.
“Kita tidak bisa memecahkan masalah, kalau kita tidak sering bertemu dan duduk bareng,” terang Suryadharma.
Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan
Sumatera Barat terkenal sebagai wilayah pencetak tokoh agama dan tokoh nasional. Maka, sudah saatnya kita tidak berpangku tangan terus dangan kondisi ini. Islam mengajarkan kita untuk mempelajari segala disiplin ilmu, agar kita bisa menjadi yang terbaik dan terdepan. Jadi, bukan sekedar ilmu agama. Mari, jangan mendikotomikan ilmu, serunya. (T/P03/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan