Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MENAG SESALKAN PEMBUATAN KARIKATUR NABI MUHAMMAD SAW

Chamid Riyadi - Kamis, 15 Januari 2015 - 12:46 WIB

Kamis, 15 Januari 2015 - 12:46 WIB

927 Views

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin (Foto: Dok/ Zaenal/MINA)

MENAG-LUKMAN-HS11.jpg" alt="Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin (Foto: Dok/ Zaenal/MINA)" width="239" height="185" /> Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin (Foto: Dok/ Zaenal/MINA)

Jakarta, 24 Rabiul Awwal 1436/15 Januari 2015 (MINA)– Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saefuddin mengatakan, pihaknya menyesalkan pembuatan karikatur nabi Muhammad SAW.

“Kebebasan pers mestinya dilakukan dengan tetap menghormati keyakinan umat beragama, termasuk umat muslim yang tidak boleh menggambar wujud fisik Nabi Muhammad SAW,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, sebagaimana rilis resmi Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.

Lukman mengatakan, kasus penembakan atas sejumlah wartawan di Paris haruslah benar-benar menjadi pelajaran semua pihak. Jangan sampai menyikapinya dengan hal-hal yang malah menimbulkan reaksi balik yang memperkeruh keadaan.

Lukman juga mengatakan, reaksi emosional dengan menggalang kekuatan dengan cara membuat karikatur besar-besaran sebagai bentuk dukungan dan wujud simpati atas tewasnya insan media justru bisa  timbulkan reaksi balik yang lebih keras yang sama sekali tak diharapkan.

Baca Juga: Israel Bom Sekolah di Gaza, Delapan Warga Syahid

“Sebaliknya, sebesar apapun kekecewaan dan amarah kita atas penghinaan seseorang terhadap keyakinan kita, tak lantas membolehkan kita main hakim sendiri dengan tindak kekerasan, apalagi sampai menghilangkan nyawa orang lain,” kata Lukman.

Ia menambahkan, Rasulullah SAW mencontohkan saat beliau dihina dan dilecehkan orang kafir, beliau justru mendoakan orang yang menghinanya itu, bukan membalas dengan kekerasan, apalagi membunuhnya.

Menurutnya, semestinya langkah yang diambil guna menyelesaikan sengketa yaitu dengan menempuh jalur hukum di pengadilan. Itulah cara beradab, bukan  dengan main hakim sendiri, apalagi dengan menumpahkan darah sesama kita.

“Umat Islam Indonesia tak perlu terprovokasi dengan aksi tidak simpatik. Muslimin Indonesia harus tunjukkan bahwa esensi ajaran Islam adalah memanusiakan manusia, bukan justru menistanya,” katanya menegaskan. (T/P010/R03)

Baca Juga: Uganda Bertekad Gelorakan Semangat KAA

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda