Jakarta, MINA – Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan ketegasan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam terhadap tindakan korupsi, bahkan terhadap keluarganya sendiri.
Ia menuturkan kisah ketika Nabi shalallahu alaihi wasallam mendapat laporan bahwa putrinya, Fatimah, telah mencoba menggunakan kalung dari harta rampasan perang (Ghanimah).
“Hal ini kemudian dilaporkan oleh Usamah, Panglima Perang Nabi. Nabi Muhammad kemudian menegur Fatimah dan memerintahkan untuk segera mengembalikan kalung tersebut,” kata Menag seperti dikutip dari laman Kemenag RI, Kamis (13/3).
Setelah peristiwa itu, lanjutnya, Nabi shalallahu alaihi wasallam mengeluarkan pernyataan tegas.”Demi Allah, Seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku sendiri yang akan memotong tangannya,” sabda Nabi.
Baca Juga: Lahan Sepanjang Ciliwung Akan Dimanfaatkan untuk Kendalikan Banjir Jakarta
Menag juga menceritakan keteladanan Umar bin Khattab ketika menjadi khalifah. Umar bin Khattab pernah dihadiahi sajadah mewah oleh Gubernur Kufah, Al Asy’ari. Namun ia menolaknya, karena ia merasa hadiah tersebut tidak pantas diterima sementara rakyatnya masih banyak yang miskin.
Keteladanan serupa juga Menag contohkan dari kisah Umar bin Abdul Aziz yang mematikan lampu di kantornya ketika anaknya datang ke kantor membawa urusan pribadi. Karena menurut Umar bin Abdul Aziz, lampu itu dibiayai oleh negara dan ia tidak ingin menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi.
“Selama 12 tahun menjadi pejabat di Kementerian Agama, termasuk sebagai Dirjen dan Wamen, saya selalu berhati-hati dalam menggunakan fasilitas negara. Bahkan, saya memilih tidak tinggal di rumah dinas, karena khawatir tamu-tamu pribadi saya menggunakan fasilitas negara seperti listrik dan air,” ujar Menag.
Lebih lanjut, Menag mengingatkan pentingnya menjaga integritas dan keberkahan hidup. Ia menegaskan bahwa apa yang dilakukan KPK bukan semata-mata penindakan hukum, tetapi juga pencegahan dari perbuatan dosa yang bisa menjerumuskan manusia ke dalam neraka.
Baca Juga: Kemkomdigi Luncurkan Panduan Lengkap untuk Pemudik Mudikpedia 2025
“Kita tidak butuh harta melimpah, tapi keberkahan. Apa artinya kekayaan jika hidup penuh masalah? Sebaliknya, hidup sederhana dengan keberkahan lebih menenteramkan. KPK bukan sesuatu yang menakutkan, tapi justru vitamin kehidupan agar kita bisa hidup lebih baik dan bermakna,” tuturnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR Desak BPKH Tingkatkan Inovasi Kelola Dana Haji dan Persiapan Lonjakan 500 Ribu Jamaah pada 2030