Kairo, 22 Syawwal 1437/26 Juli 2016 (MINA) -Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin mengusulkan program pendalaman bahasa Arab pra kuliah yang dalam beberapa tahun terakhir diberlakukan bagi para mahasiswa asing di Kairo sebelum masuk bangku kuliah agar pelaksanaannya dapat dilakukan di Indonesia.
Hal itu untuk mengefisienkan waktu dan dana yang akan digunakan oleh para calon mahasiswa, khususnya yang berasal dari Indonesia. Usulan Menag Lukman disampaikan saat bertemu Syaikh Agung Al-Azhar Ahmed Al-Thayeb di kantornya di Kairo, Senin (25/7), demikian keterangan pers KBRI Kairo yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pada pertemuan tersebut dibicarakan berbagai isu menyangkut hubungan kedua negara di berbagai bidang khususnya terkait isu-isu keagamaan dan pendidikan.
Syaikh Agung Al-Azhar menyambut baik usulan tersebut dengan menawarkan dua opsi yang dapat dijalankan oleh Kemenag RI, yaitu Al-Azhar memberikan pelatihan bagi para pelatih (Training of Trainer) dari para alumni Al-Azhar yang berada di Mesir, atau Kementerian Agama mengirimkan para pelatih dari Indonesia ke Mesir untuk dilatih oleh para pakar dari Al-Azhar untuk selanjutnya melatih para calon mahasiswa di Indonesia.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Syaikh Agung Al-Azhar juga meminta daftar nama seluruh mahasiswa Indonesia yang belajar di Mesir beserta keterangan sumber dana atau lembaga pemberi beasiswa masing-masing. Hal itu, menurutnya untuk mencegah aliran dana dari lembaga yang dapat mengarahkan mereka kepada pemahaman radikal.
Menteri Lukman menanggapi dengan positif permintaan Al-Azhar tersebut dan menyatakan bahwa hal itu juga sejalan dengan kesepakatan antara Al-Azhar dan Kementerian Agama RI, yaitu mewajibkan adanya surat pengantar dari Kementerian Agama RI bagi setiap mahasiswa yang ingin belajar di Al-Azhar. Hal itu menurutnya, memudahkan pendataan seluruh mahasiswa yang belajar di Al-Azhar.
Dalam kaitan ini Syaikh Agung Al-Azhar menegaskan bahwa kampus Al-Azhar tidak akan menerima seorang pun yang mendaftar tanpa ada rekomendasi dari Kementerian Agama.
Pada kesempatan tersebut, dibahas pula pengelolaan asrama yang dihibahkan Indonesia. Menteri Lukman menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia menyerahkan pengelolaannya kepada Al-Azhar, dengan tetap mempertimbangkan ketersediaan tempat bagi mahasiswa Indonesia.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Menanggapi hal tersebut, Syaikh Agung Al-Azhar menyampaikan bahwa sebaiknya asrama tersebut hanya diperuntukkan bagi mahasiswa Indonesia saja. Menurutnya, pembauran penghuni asrama dari mahasiswa Indonesia dan Mesir seperti pada pembicaraan awal saat ini belum memungkinkan. Penetapan nama-nama dan kriteria penghuni asrama diserahkan sepenuhnya kepada pihak Indonesia.
Syaikh Agung Al-Azhar menambahkan bahwa saat ini juga sedang berjalan pembangunan asrama bagi mahasiswa asing dengan target kapasitas 40.000 orang di kawasan pembangunan kota baru New Cairo. Dalam tahap awal akan dikejar pembangunan untuk 10.000 orang yang diperkirakan selesai dalam dua tahun ke depan.
Di akhir pertemuan, Menteri Agama RI menyampaikan apresiasi atas pengiriman misi Al-Azhar guna mendukung program bahasa Arab dan ilmu keislaman di sejumlah pesantren dan universitas Indonesia. Dia mengatakan bahwa program Al-Azhar tersebut sangat membantu peningkatan kualitas pengajaran di lembaga-lembaga tersebut.
Apresiasi dan terima kasih juga disampaikan kepada Al-Azhar dan pemerintah Mesir atas bantuan dan kontribusinya dalam mendidik putra-putri Indonesia.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Sebelumnya (24/7), Menteri Lukman juga mengadakan pertemuan dengan Menteri Wakaf Mesir, Mochtar Gomaa dan membahas sejumlah isu antara lain terkait kerjasama penyebaran pemikiran Islam moderat dan memerangi pemikiran radikal dan terorisme.
Menteri Wakaf Mesir juga mengundang Indonesia untuk berpartisipasi pada seminar internasional terkait isu terorisme yang akan diselenggarakan dalam beberapa bulan mendatang.
Saat ini terdapat sekitar 3.000 mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas Al-Azhar, umumnya mengambil jurusan keagamaan.
Pada tahun ini lebih dari 700 calon mahasiswa baru akan belajar di Al-Azhar. Sebagian mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas Al-Azhar mendapat beasiswa dari lembaga Al-Azhar, Kementerian Wakaf Mesir, dan Rumah Zakat Kuwait. (T/R05/P4)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)