Mendagri Inggris Sebut Kampanye BDS sebagai Rasis, Anti-Semit

London, MINA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Inggris Priti Patel, mengatakan kampanye Boikot, Divestasi, dan Sanksi () tanpa kekerasan untuk mengakhiri pendudukan ilegal Israel atas wilayah Palestina adalah “rasis” dan “anti-Semit”, MEMO melaporkan Sabtu (21/5).

“Menuntut tanggung jawab komunitas Yahudi secara kolektif atas apa yang terjadi di Timur Tengah menurut definisi saya adalah rasis,” kata Patel dalam pidato di resepsi parlemen tahunan Sahabat Konservatif Israel pakan ini.

Ini terjadi setelah pemerintah Inggris mengungkapkan rencananya yang telah lama ditunggu-tunggu untuk melarang kampanye BDS selama Pidato Ratu Inggris pekan lalu.

Undang-undang anti-BDS akan membatasi kebebasan badan publik untuk mengadopsi posisi etis terhadap para pelanggar hak asasi manusia dengan melarang boikot dan kampanye divestasi terhadap negara asing.

Meskipun Israel tidak disebutkan dalam Pidato Ratu, secara luas dipahami bahwa tujuan pemerintah Inggris adalah untuk melindungi Israel dari gerakan BDS yang berkembang, yang berusaha untuk mengakhiri rezim apartheid di Palestina.

Berbicara di depan 140 pendukungnya, termasuk 50 anggota parlemen, menegaskan dia adalah “pembela kuat” Israel.

Patel menambahkan “semua yang kita lihat di sekitar gerakan BDS adalah rasis.”

Pemerintah Inggris, Patel menambahkan, akan terus mengirimkan pesan terkuat seputar toleransi nol terhadap kegiatan teroris, tetapi juga terhadap jenis kegiatan yang ditujukan dan ditargetkan untuk menyakiti Israel, komunitas Yahudi, dan rakyat Israel.

Sebagai tanggapan, Duta Besar Israel Hotovely memuji Menteri Dalam Negeri Inggris atas pekerjaannya dalam “memerangi terorisme, memerangi semua jenis ekstremisme, dan memerangi antisemitisme.” (T/RE1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.