Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Orang-orang yang beriman dan anak cucu yang mengikuti mereka da-lam keimanan, Kami gabungkan anak cucu mereka dengan mereka dan Kami tiada mengurangi sedikitpun pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (Qs. Ath Thur : 21)
Anak-anak yang salih ialah yang bersikap dan berperilaku baik. Mereka tidak saja sopan santun kepada orang tuanya tapi juga taat menjalankan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dalam ayat di atas, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjanjikan kepada setiap orang tua yang beriman dan mempunyai anak-anak yang shalih (baik), kelak di akhirat akan dikumpulkan di dalam surga. Ini artinya, anak-anak yang salih dapat mendatangkan suasana bahagia dalam rumah tangga dan keberkahan pada kedua orang tuanya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Adapun ciri-ciri anak salih, seperti yang disebutkan dalam surat Luqman ayat 15-19, yaitu: pertama, berbuat baik kepada ibu bapaknya walaupun keduanya musyrik. Kedua, menjauhi perbuatan yang tidak baik, meskipun tidak ada orang lain yang melihatnya.
Ketiga, mendirikan salat, mengajak manusia kepada kebaikan, menjauhi kemungkaran, dan bersabar menghadapi cobaab hidup. Keempat, tidak bersikap sombong dan melakukan hal-hal yang dapat merugikan masyarakat. Kelima, selalu bertutur sapa dengan sopan dan menghormati orang lain.
Hari ini, di tengah terjangan arus globalisasi, mendidik anak menjadi shalih tidaklah mudah, butuh perjuangan dan kerja keras dari orang tua. Sebaliknya, anak yang durhaka kepada orang tuanya berarti melakukan dosa besar (QS. Al Israa : 23-24) dan (Qs. Lukman :14).
Anak yang durhaka kepada orang tua, hidupnya tidak akan berkah dan mendapat azab dari Allah secara langsung. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Semua dosa itu azabnya ditunda oleh Allah sampai hari kiamat, kecuali orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya. Sesungguhnya Allah akan mempercepat azab kepadanya, dan Allah akan menambah umur seorang hamba jika ia berbuat baik kepada ibu bapaknya, bahkan Allah akan menambah kebaikannya kepada siapa saja yang berbuat baik kepada ibu bapaknya, serta memberi nafkah kepada mereka jika diperlukan.” (HR. Ibnu Majah)
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Hadis di atas memberikan beberapa pelajaran kepada kita. Pertama, seorang anak harus mencintai orang tuanya agar mendapat keberkahan dan kebaikan di dunia dan di akhirat nanti.
Kedua, orang tua hendaknya lebih serius dan sungguh-sungguh lagi dalam mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang salih, yang menjadi penyejuk mata dan penenteram hati.
Ketiga, orang tua adalah makhluk yang sangat lemah. Karenanya dalam mendidik anak harus selalu memohon petunjuk dan pertolongan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar diberikan kemudahan dalam mengarahkan anak-anaknya menjadi shalih. Wallahua’alam.(R02/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat