Jakarta, MINA – Gelombang kedua kedatangan jamaah haji Indonesia resmi dimulai pekan ini. Di tengah persiapan menyambut fase puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, peringatan penting disampaikan oleh Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) RI, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Menurutnya, cuaca ekstrem di Arab Saudi bukan hanya tantangan, tapi potensi bahaya nyata jika jamaah tidak menjaga kesehatan secara serius.
Dengan suhu udara yang kini menembus angka 45 derajat Celsius, Dahnil mengingatkan seluruh jamaah untuk tidak memaksakan diri dalam beraktivitas fisik yang berat, terutama di luar jam aman. Risiko kelelahan, dehidrasi, hingga heat stroke mengintai para tamu Allah yang kurang memperhatikan kondisi tubuh mereka.
“Jaga fisik, jangan forsir tenaga. Prioritaskan istirahat dan cukup minum. Bila tidak memungkinkan ke Masjidil Haram, ibadah di pemondokan tetap sah dan berpahala karena masih dalam wilayah Tanah Haram,” tegas Dahnil dalam keterangan resminya diterima MINA, Ahad (18/5).
Baca Juga: Ribuan Massa Aksi Bela Palestina Serukan Hentikan Genosida di Gaza, Jangan Ada Nakba Lagi!
Fase kedatangan gelombang kedua jamaah haji Indonesia berlangsung sejak 17 hingga 31 Mei 2025. Pada fase ini, jamaah diberangkatkan langsung dari berbagai embarkasi di Tanah Air menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz di Jeddah, Arab Saudi.
Tahapan tersebut menjadi awal dari persiapan intens menuju prosesi puncak haji yang menuntut stamina optimal dan disiplin tinggi.
“Menjelang Arafah, Muzdalifah, dan Mina, kondisi fisik menjadi faktor penentu kelancaran ibadah. Maka dari itu, seluruh jamaah diminta mematuhi imbauan kesehatan dan tidak memaksakan diri,” kata Dahnil.
Dalam kesempatan tersebut, Dahnil juga menegaskan bahwa Badan Penyelenggara Haji berperan aktif dalam mendukung operasional haji tahun ini sebagai model penyelenggaraan haji ke depan. Mulai dari pengawasan akomodasi, konsumsi, dan transportasi hingga pendampingan langsung di lapangan, semua dilakukan dengan pendekatan sistematis dan terkoordinasi.
Baca Juga: Warisan Peradaban Haji Aceh: dari Ulee Lheue ke Tanah Suci, Semangat Mengalir Abadi
“BP Haji kini hadir secara menyeluruh. Fungsi dukungan kami mencakup seluruh aspek penting agar pelaksanaan haji tahun ini menjadi rujukan nasional ke depan, yakni efektif, efisien, dan responsif,” jelas Dahnil.
Tak lupa, Wakil Kepala BP Haji memberikan apresiasi kepada para petugas haji Indonesia yang berada di garda terdepan dalam pelayanan. Menurutnya, tugas mereka bukan semata teknis, tapi juga bentuk pengabdian kepada para tamu Allah.
“Kita doakan seluruh petugas diberi kekuatan. Mereka adalah perpanjangan tangan negara yang bekerja penuh keikhlasan. Kehadiran mereka sangat menentukan ketenangan dan keselamatan para jamaah,” ungkapnya.
Seruan menjaga kesehatan itu menjadi bagian dari strategi preventif dalam rangka melindungi lebih dari 200 ribu jamaah haji Indonesia. Cuaca ekstrem bukan hal baru dalam pelaksanaan haji, namun penanganan yang sistematis dan edukasi yang tepat menjadi kunci agar ibadah berjalan lancar dan aman.
Baca Juga: GMNI Kalbar Jelaskan Makna Pembelaan Terhadap Palestina di Peringatan Hari Nakba
Dengan semangat kolektif dan pelayanan yang terintegrasi, BP Haji berkomitmen menjadikan musim haji 2025 sebagai tonggak baru penyelenggaraan haji modern berbasis perlindungan jamaah.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syariat Al-Jamaah Sejak Nabi Nuh: Mengapa Sebagian Orang Menolak?