Jakarta, MINA – Sebagai upaya meningkatkan literasi di Indonesia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, hal yang dapat dilakukan yakni mengubah paradigma dari sisi buku-buku yang diberikan kepada sekolah.
“Selama ini buku-buku itu fokusnya adalah kepada paket-paket buku pembelajaran dan kurikulum, sedangkan yang lebih penting lagi adalah untuk mencintai membaca,” kata Nadiem saat menjawab pertanyaan wartawan dalam konferensi pers melalui daring, Jumat (3/4), seperti dikutip setkab.go.id.
Karena itu, lanjutnya, konten-konten yang dipilih untuk perpustakaan di sekolah-sekolah dan lain-lain itu, harus fokus kepada apa yang menyenangkan untuk murid-murid.
“Ini yang terpenting, perubahan terpenting, bahwa kalau anak itu mencintai membaca dan dia tertarik secara independen/secara mandiri dia ingin membaca karena konten yang menarik, dari situlah proses literasi akan secara otomatis meningkat,” imbuhnya.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Nadiem menilai, di pelajaran Bahasa Indonesia pun, itu harus ada fokusnya kepada literasi.
“Bukan hanya kepada gramatika dan bagaimana kosakata Bahasa Indonesia. Tapi bagaimana konten-konten dalam kurikulum Bahasa Indonesia itu menggunakan buku-buku yang menyenangkan, menarik, cerita-cerita yang relevan untuk masing-masing jenjang siswa kita,” ujarnya.
Fokusnya itu, kata Nadiem, bukan untuk mempelajari Bahasa Indonesia tapi untuk mempelajari literasi, yaitu bisa cinta membaca dan mengerti bacaan, persuasif komunikasi melalui pembicaraan atau verbal, dan juga kemampuan persuasif komunikasi dari menulis.
“Itu adalah perubahan yang menurut kami akan mendorong angka literasi kita naik. Dan tentunya dalam berbagai channel bukan hanya melalui buku tapi bahkan kita bisa melakukannya melalui channel-channel online maupun TV,” katanya. (R/R6/P1)
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Mi’raj News Agency (MINA)