Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MENELADANI ETIKA MAKAN DAN MINUM RASULULLAH

Ali Farkhan Tsani - Kamis, 3 September 2015 - 20:19 WIB

Kamis, 3 September 2015 - 20:19 WIB

1134 Views

<a href=

etika makan" width="300" height="225" /> Berdoa sebelum makan (image; midwifedahlia)

Oleh: Hasanatun Aliyah, Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam STAI Al-Fatah Cileungsi, Bogor

Islam mengatur semua aspek kehidupan yang mencerminkan akhlak terpuji. Di antara aspeknya adalah akhlaq atau termasuk etika makan dan minum, yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Maka, siapapun yang menjadi umat Nabi, sepantasnya mengikutinya, dan itu mendatangkan pahala.

Allah mengingatkan soal makanan agar tidak mengikuti langkah syaitan. Seperti firman-Nya:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِى ٱلۡأَرۡضِ حَلَـٰلاً۬ طَيِّبً۬ا وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِ‌ۚ إِنَّهُ ۥ لَكُمۡ عَدُوٌّ۬ مُّبِينٌ (١٦٨)

Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam

Artinya: “Wahai sekalian manusia! Makanlah dari apa yang ada di bumi yang halal lagi baik dan janganlah kamu ikut jejak langkah syaitan kerana sesungguhnya syaitan itu ialah musuh yang terang nyata bagi kamu.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 168).

Salah satu ajaran Nabi adalah akhlaq atau adab (etika) makan dan minum yang membawa kesehatan dan keberkahan sepanjang zaman.

Agar tetap bisa menjaga akhlak dengan meneladani Rasul dalam urusan makan dan minum sekaligus mendapatkan pahalanya, berikut beberapa tata cara yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

  1. Niat ibadah kepada Allah

Dengan makan dan minum kebutuhan biologis manusia akan terpenuhi. Dari makanan dan minuman itulah kemudian diolah oleh tubuh dan menghasilkan energi, yang digunakan untuk beribadah kepada Allah.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal

Dengan niat makan dan minum untuk ibadah berarti bisa mengurangi hawa nafsu dan dapat membawa pada sikap totalitas kerelaan terhadap rezeki yang diberikan Allah. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Artinya “Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu bergantung pada niatnya, dan bagi setip orang adalah apa yang diniatkannya”. (HR. Bukhari).

  1. Membaca“Basmalah”serta doa.

Hal ini merupakan manifestasi ibadah dalam bentuk yang paling minimal, sebab bila tidak menyebut nama Allah, niscaya syaitan akan turut makan bersamanya, dengan demikian hilanglah nilai ibadah dan keberkahannya.

Dalam sebuah hadits dari Jabir disebutkan, bahwa ia berkata, “Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Apabila seseorang masuk dalam rumahnya dengan mengucapkan “Bismillah” ketika masuk dan ketika hendak makan, maka syaitan berkata kepada temannya: ‘tiada tempat tinggal dan tiada bagian makanan bagimu di sini’. Sedangkan bila orang itu masuk tanpa menyebut nama Allah (Bismillah), maka syaitan akan berkata:’Kamu dapat bermalam di rumah ini’. Kemudian jika waktu makan tidak menyebut nama Allah (Bismillah), syaitan pun berkata: ‘kamu dapat bermalam dan makan di sini’.” (H.R. Muslim).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

Maka, jJika lupa di awal makan, maka ucapkanlah segera saat teringat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, yang artinya, “Bila salah seorang di antara kamu hendak makan maka ucapkanlah “Bismillah”, namun bila ia lupa di awalnya, maka ucapkanlah ‘Bismillahi awwaluhu wa akhiruhu’ (dengan nama Allah dari mula hingga akhir). (H.R. At-Turmidzi).

Di antara doa mau makan/minum setelah’Bismillah’ :

الَّلهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya : “Ya Allah berkahilah kami dalam rezki yang telah Engkau limpahkan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”. (H.R. Ibnu as-Sani).

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

  1. Menggunakan tangan kanan

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya: “Jika salah seorang antara kalian hendak makan, maka hendaknya makan dengan menggunakan tangan kanan dan apabila hendak minum maka hendaknya minum juga dengan tangan kanan. Sesungguhnya syaitan itu makan dengan tangan kiri dan juga minum dengan menggunakan tangan kirinya.” (H.R. Muslim).

Menggunakan tangan kanan, karena makan dan minum dengan tangan kiri merupakan cermin dari perbuatan syaitan yang harus dihindari oleh setiap mukmin.

  1. Tidak mencela makanan

Tidak boleh mencela makanan yang tidak disukai, apa yang dihidangkan di depan mata kita, makanan merupakan rezeki dari Allah. Jika tidak suka maka janganlah mencelanya

Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu berkata yang artinya, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah sedikit pun mencela makanan. Bila beliau berselera, beliau memakannya. Sebaliknya jika beliau tidak menyukainya, maka beliau membiarkannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Dari Jabir Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah berkata kepada keluarganya (isterinya) tentang lauk pauk. Keluarganya menjawab : “Kami hanya punya cuka”. Lalu beliau memintanya dan makan dengannya, seraya bersabda : “Sebaik-baik lauk pauk ialah cuka (al-khall), sebaik-baik lauk pauk adalah (yang mengandung) cuka.” (H.R. Muslim).

  1. Sambil duduk, tidak berdiri

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya, “Janganlah sekali-sekali salah seorang dari kalian minum sambil berdiri, barangsiapa lupa hendaklah dia memuntahkannya”. (H.R. Muslim).

Dari Anas dan Qatadah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya: “Sesungguhnya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri”. Qotadah berkata: ”Bagaimana dengan makan?” Beliau menjawab: “Itu lebih buruk lagi”. (H.R. Muslim dan At-Turmidzi).

Penelitian membuktikan bahwa air putih yang kita minum saat duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada pos-pos penyaringan yang berada di ginjal.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Sebaliknya, jika kita minum air putih dengan cara berdiri, maka air yang kita minum itu masuk tanpa disaring lagi. Air itu bisa langsung menuju kandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan di saluran ureter. Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter maka hal ini bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu penyebabnya.

  1. Tenang, perlahan, tidak terburu-buru

Jangan bersikap rakus sehingga tampak mulut penuh dengan suapan, dan jangan meniup-niup makanan atau minuman yang menunjukkan sikap tidak sabar.

Dari Ibnu Abas Radhiyallahu ‘Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Janganlah kalian minum dengan sekali tegukan seperti minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkanlah ‘bismillah’ jika kalian minum dan ‘alhamdulillah’ jika kalian selesai minum”. (H.R. At-Turmidzi).

Dalam hadis lain disebutkan: “Dari Abi Qatadah Radhiyallahu ‘Anhu, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah melarang bernafas dalam air minumannya”. (H.R. Muttafaqun Alaihi).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

  1. Makan minum tidak berlebihan

Tidak berlebihan (isyraf) dalam mengkonsumsi dan tidak memubazirkannya. Berlebihan merupakan yang tidak disukai Allah. Sebagaimana didalam Al-Quran.

…‌ۖ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْ‌ۚ إِنَّهُ ۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ (١٤١)

“…Dan Janganlah kamu sekalian berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.“ (Q.S. Al-An’am [6]: 141).

Sedangkan mubazir adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam, bahkan diidentikkan sebagai saudara syaitan. Sebagaimana firman Allah:

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

… وَلَا تُبَذِّرۡ تَبۡذِيرًا (٢٦) إِنَّ ٱلۡمُبَذِّرِينَ كَانُوٓاْ إِخۡوَٲنَ ٱلشَّيَـٰطِينِ‌ۖ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَـٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورً۬ا (٢٧)

“…Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan. (Q.S. Al-Isra [17]: 26-27).

Batasan yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ini menekankan pentingnya seorang muslim agar memperhatikan orang di sekitarnya. Artinya harus memahami realitas sosial yang ada di lingkungan agar tidak terjadi kecemburuan sosial.

Dalam sebuah sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam masalah makanan yang artinya: “Barangsiapa makan sampai kekenyangan, sementara tetangganya merintih kelaparan, maka ia bukan termasuk golonganku”.

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Mengambil secukupnya sehingga dapat dikonsumsi habis, tidak tersisa sedikit pun, walau hanya sebutir nasi yang menempel dijari tangan umpamanya, Karena hal itu menjadi bentuk pemubaziran yang dilarang.

Dari Jabir Radhiyallahu Anhu katanya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyuruh membersihkan sisa makanan yang di piring maupun yang di jari seraya bersabda, yang artinya: “Sesungguhnya kalian tiada mengetahui di bagian manakah makananmu yang mengandung berkah”. (H.R. Muslim).

  1. Memakan yang terdekat dahulu

Umar bin Abi Salamah Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “Saat aku belia, aku pernah berada di kamar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan kedua tanganku seringkali mengacak-acak piring. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda kepadaku, ’Nak, bacalah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari makanan baik yang terdekat.” (H.R. Bukhari).

Dalam hadis lain juga dikatakan, artinya, “Sesungguhnya termasuk pemborosan (perbuatan yang berlebihan dan dimurkai Allah) bila kamu makan apa saja yang kamu (bernafsu) ingin memakannya”. (HR. Ibnu Majah)

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

  1. Makan berjamaah

Disunnahkan untuk makan secara berjamaah dan tidak berpencar sendiri-sendiri, karena jamaah akan mempererat persaudaraan dan menyebabkan turunnya barokah pada makanan. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam seringkali makan bersama para sahabatnya, yang kebanyakan dari kalangan dhuafa.

  1. Makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang

Dari Mikdam bin Ma’dikarib Radhiyallahu Anhu menyatakan pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Tiada memenuhi anak Adam suatu tempat yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah untuk anak Adam itu beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak ada cara lain, maka sepertiga (dari perutnya) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk bernafas.” (H.R. Tirmidzi dan Hakim).

  1. Membaca hamdalah dan doa setelah makan

“Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini dan menganugerahkannya kepadaku tanpa susah payah.”

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى اَطْعَمَناَ وَسَقاَناَ وَجَعَلَناَ مُسْلِمِيْنَ

Artinya: ”Segala puji bagi Allah yang telah memberi makanan dan minuman kepada kami serta menjadikan kami Muslim”. (H.R. Abu Dawud).

  1. Mencuci tangan sebelum dan setelah makan

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, artinya : “Barang siapa yang tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih/lemak (karena tidak dicuci) dan ketika bangun pagi ia menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak menyalahkan kecuali dirinya sendiri.”

Penelitian Dr. Masaru Emoto dari Jepang dalam bukunya ’The True Power of Water’ menemukan bahwa unsur air ternyata hidup. Air mampu merespon stimulus dari manusia berupa lisan maupun tulisan. Ketika diucapkan kalimat baik atau ditempelkan tulisan dengan kalimat positif, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang indah dan bisa memiliki daya sembuh untuk berbagai penyakit.

Baginda Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memakan makanan dengan tiga jari dan selepas selesai makan, Baginda Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjilat ketiga jari tersebut sebelum membersihkannya. Hikmahnya, kandungan enzim yang ada pada tangan atau jari kita tadi akan lebih cepat bercampur dengan makanan dan seterusnya memudahkan proses pencernaan.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, artinya: “Apabila seorang daripada kamu sudah selesai makan, jangan dibersihkan jarinya sebelum dia menjilatnya.” (H.R. Muslim).

Perbuatan membasuh tangan dan berkumur sebelum dan selepas makan adalah amalan sunnah yang juga bertujuan untuk membersihkan gigi daripada sisa makanan dan bakteria. Ini bertepatan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang artinya: “Berkumurlah kalian selepas minum susu kerana di dalamnya mengandungi lemak.” (HR Ibnu Majah).

Inilah beberapa tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam hal makan dan minum. Demikian perhatian dan indahnya sehingga siapapun yang melaksanakannya, sebagai tanda cintanya kepada Rasululalh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, maka semoga beliau pun membalas kecintaan kita, dan Allah pun memberikan kita pahala dan keberkahan dari makan dan minum kita.

Semoga kita dapat mengikuti petunjuk dan meniti jejak Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam makan dan minum, serta dalam seluruh aspek kehidupan.  Amin yaa Rabbal ‘alamin. Dari berbagai sumber. (T/hna/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Kolom
Kolom
Tausiyah