Oleh: Deni Rahman, M.I.Kom; Ketua Progam Jurusan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah Bogor
Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wasalam merupakan teladan yang sempurna. Al-Quran surah Al-Ahzab ayat 21 menerangkan hal tersebut. Teladan Rasulullah terpancar dari seluruh dimensi kehidupan beliau. Di tengah-tengah keluarga, beliau adalah teladan suami dan ayah terbaik. Dalam hal kemasyarakatan, beliau teladan hidup masyarakat yang ideal. Di segala situasi dan kondisi, Rasulullah adalah teladan yang mulia.
Rasulullah adalah orang yang suka memberi. Beliau tidak senang menimbun harta kekayaan untuk diri atau keluarga sendiri. Rasulullah tidak segan-segan memberikan hartanya kepada sahabat yang membutuhkan, meski dirinya pada saat itu juga dalam keadaan butuh. Kedermawanan Rasulullah tidak diragukan lagi. Bahkan Anas bin Malik, menilai bahwa beliau adalah orang paling dermawan (ajwadun nas).
Salah satu contoh kedermawanan Nabi tergambarkan dalam kisah berikut ini :
Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah
عَنْ مُوسَى بْنِ أَنَسٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: مَا سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْإِسْلَامِ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ، قَالَ: فَجَاءَهُ رَجُلٌ فَأَعْطَاهُ غَنَمًا بَيْنَ جَبَلَيْنِ، فَرَجَعَ إِلَى قَوْمِهِ، فَقَالَ: يَا قَوْمِ أَسْلِمُوا، فَإِنَّ مُحَمَّدًا يُعْطِي عَطَاءً لَا يَخْشَى الْفَاقَةَ
“Dari Musa bin Anas, dari bapaknya, dia berkata: “Tidak pernah Rasulullah saw dimintai sesuatu karena Islam, melainkan selalu dipenuhinya.” Pada suatu hari seorang laki-laki datang kepada beliau, lalu diberinya seekor kambing di antara dua bukit. Kemudian orang itu pulang ke kampungnya dan berseru kepada kaumnya: “Hai, kaumku! Masuklah kalian semuanya kepada Islam. Sesungguhnya Muhammad telah memberiku suatu pemberian yang dia sendiri tidak takut miskin. ” (HR Muslim).
Rasul lebih dermawan di bulan Ramadhan
Sebagaimana disebutkan di atas, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah manusia paling dermawan. Dan Abdullah bin Abbas mengatakan bahwa Rasulullah lebih demawan lagi ketika di bulan Ramadhan. Beliau menjadi lebih pemurah dengan kebaikan daripada angin yang berhembus dengan lembut.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah
Abdullah bin ‘Abbâs mengatakan:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَـكُوْنُ فِـيْ رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ ، وَكَانَ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ يَلْقَاهُ فِـيْ كُـّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَـيُـدَارِسُهُ الْـقُـرْآنَ ، فَلَرَسُوْلُ اللّٰـهِ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْـخَيْـرِ مِنَ الِرّيْحِ الْـمُرْسَلَةِ
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dengan kebaikan, dan lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril Alaihissallam bertemu dengannya. Jibril menemuinya setiap malam Ramadhân untuk menyimak bacaan al-Qur’annya. Sungguh, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dermawan daripada angin yang berhembus.” (HR Al-Bukhari & Muslim)
Menurut Ibu Hajar Al-‘Asqalani tentang sisi persamaan makna redaksi “Lebih dermawan daripada angin yang berhembus”, dalam penjelasanya beliau mengutip perkataan Az-Zain bin al-Munir, berkata: “Sisi kesamaan antara kedermawanan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kedermawanan angin yang berhembus adalah bahwa yang dimaksud dari angin adalah angin rahmat yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala kirim untuk menurunkan hujan yang merata dan menjadi sebab membasahi bumi mati atau lainnya, yakni kebaikan dan kebajikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merata umum untuk orang fakir yang membutuhkan dan orang kaya yang berkecukupan, kebaikan Rasulullah tersebut lebih banyak dibandingkan apa yang ditimbulkan oleh hujan dari angin yang berhembus.”
Baca Juga: Hijrah Hati dan Diri: Panduan Syariah untuk Transformasi Spiritual dan Pribadi
Bahkan dijelaskan pula, kecepatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbuat dermawan lebih cepat dari angin yang berhembus. Diserupakannya kedermawanan Nabi dengan angin yang berhembus ialah karena kedermawanan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan manfaat yang menyeluruh seperti angin yang berhembus yang memberikan manfaat pada apa yang dilewatinya.
Sejatinya Mukmin suka Bersedekah
Selain dikenal sebagai syahru shiyam, syahru qiyam, dan syahru Qur’an, Ramadhan juga masyhur dengan syahru muwasah, yakni bulan bersimpati dan menolong kepada fakir miskin dengan berbagi dan bersedekah. Dan bersedekah ini, termasuk salah satu dari amal utama di bulan yang sangat mulia ini.
Bulan Ramadhan adalah bulan kasih sayang dan kedermawanan. Ini karena Ramadhan merupakan bulan yang sangat mulia dan pahalanya berlipat ganda.
Baca Juga: Aksi Peduli Palestina: Cara Efektif dan Nyata Membantu Sesama yang Membutuhkan
Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk meraih keuntungan besar dari bulan Ramadhan adalah melalui sedekah. Islam sering menganjurkan umatnya untuk banyak bersedekah. Dan bulan Ramadhan, amalan ini menjadi lebih dianjurkan lagi. Dan demikianlah sepatutnya akhlak seorang mukmin, yaitu dermawan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya “Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah pada bulan Ramadhan.” (HR. At-Tirmidzi dari Anas)
Salah satu praktek bersedekah di bulan Ramadhan ini diantaranya adalah menyediakan hidangan berbuka untuk orang-orang yang sedang berpuasa, pahalanya sebesar orang-orang yang berpuasa tersebut, seperti yang disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
من فطر صائما كان له مثل أجره ، غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئا
Baca Juga: Enam Cara Mudah Bantu Palestina
“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” (HR. At-Tirmidzi )
Allah Subhanahu WaTa’ala sangat memuliakan orang-orang yang bersedekah. Ia menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Terdapat ratusan dalil yang menceritakan keberuntungan, keutamaan, kemuliaan orang-orang yang bersedekah. Bahkan, Ibnu Hajar Al-Haitami pernah mengumpulkan ratusan hadits mengenai keutamaan sedekah dalam sebuah kitab yang berjudul Al-Inaafah Fimaa Ja’a Fis Shadaqah Wad Dhiyaafah, meskipun hampir sebagiannya perlu dicek keshahihannya. Banyak keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan terkumpul dalam satu amalan ini, yaitu sedekah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan teladan kepada kita untuk menjadi orang yang dermawan, terlebih ketika Ramadhan tiba. Beliau mengajarkan kita untuk senang berderma, berinfaq, dan bershadaqah. Di bulan Ramadhan ini hendaknya kita mencontoh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan meningkatkan kedermawanan kita dalam berbagi kepada yang membutuhkan.
Salah satu transformasi yang bisa kita pahami dari amaliah ibadah puasa ialah membentuk pribadi manusia yang dermawan. Pada saat Ramadhan, kita melatih untuk ikut merasakan penderitaan orang-orang miskin, merasakan laparnya orang-orang yang setiap hari merasakan lapar.
Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?
Mari kita jadikan Bulan Ramadhan ini sebagai momentum untuk merefleksikan diri sebagai pribadi yang bertakwa, berderma, berbakti dan membantu orang-orang tidak mampu.
Sahabat, mari kita semangat berderma.
Wallahu a’lam bish showab.
Baca Juga: Suriah dan Corak Bendera yang Berganti
(AK/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman