Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengapa AS dan Israel Wajib Kuasai TikTok?

Rudi Hendrik Editor : Widi Kusnadi - 2 jam yang lalu

2 jam yang lalu

10 Views

Ilustrasi: aplikasi TikTok di ponsel. (Gambar: PMN News)

PERUSAHAAN TikTok diberitakan akan mengalihkan 80% saham operasionalnya di Amerika Serikat kepada perusahaan besar seperti Oracle, Silver Lake, dan Andreessen Horowitz.

Dilansir dari artikel Harrison Berger yang diterbitkan di The American Conservative pada 21 September 2025, di Washington, hal ini dianggap sebagai kemenangan atas Tiongkok, induk perusahaan TikTok. Namun, jika diteliti lebih jauh, justru pihak lain yang diuntungkan: Israel dan kelompok pendukungnya di AS.

Awalnya, alasan larangan TikTok di AS adalah kekhawatiran soal pengaruh Tiongkok dan pencurian data. Untuk meredakan itu, TikTok meluncurkan Project Texas, yaitu memindahkan data pengguna ke perusahaan AS. Namun, masalah tidak berhenti di sana.

Isu baru muncul setelah ada kekhawatiran bahwa algoritma TikTok bukan hanya membuat anak muda Amerika “pro-Tiongkok”, tapi juga lebih simpatik kepada Palestina.

Baca Juga: Pembatalan Kontrak Senjata Spanyol, Tandai Runtuhnya Industri Israel

Misalnya, pada 2023, sebuah tren viral memperlihatkan generasi muda membaca “Surat untuk Amerikamilik Almarhum Osama bin Laden yang sudah lama diunggah di internet.

Surat itu menjelaskan alasan serangan 11 September 2001, yang menurut bin Laden berkaitan dengan kebijakan militer AS di Timur Tengah dan dukungan terhadap Israel. Fenomena ini memicu kepanikan politik di AS, hingga surat tersebut akhirnya diblokir dari TikTok dan situs The Guardian, tempat surat tersebut telah diunggah selama lebih dari 20 tahun.

Hal ini dianggap sebagai bukti bahwa TikTok bisa dengan cepat menyebarkan informasi yang tidak sesuai dengan narasi resmi pemerintah AS atau Israel. Tokoh pro-Israel di Washington pun semakin keras mendorong pelarangan aplikasi ini.

Pada April 2024, Kongres AS akhirnya menyetujui langkah larangan, dengan alasan TikTok dianggap lebih banyak menampilkan konten pro-Palestina dibanding media sosial lain.

Baca Juga: Daftar Kebohongan Netanyahu di Sidang Umum PBB

Oracle, salah satu perusahaan yang akan menguasai TikTok, dipimpin oleh miliarder Larry Ellison. Ia dikenal sebagai pendukung kuat Israel dan banyak berinvestasi dalam teknologi serta keamanan yang terkait dengan pemerintah Israel.

Selain Oracle, ada juga Andreessen Horowitz, perusahaan modal ventura yang aktif berinvestasi di Israel dan bahkan merekrut tenaga dari militer Israel.

Menurut artikel Harrison Berger ini, pengambilalihan TikTok oleh perusahaan-perusahaan yang dekat dengan Israel adalah bagian dari strategi jangka panjang. Tujuannya bukan sekadar bisnis, tapi juga untuk mengendalikan arus informasi di Amerika Serikat. Dengan cara itu, generasi muda yang semakin kritis terhadap kebijakan Israel bisa dibatasi ruang geraknya.

Singkatnya, kontroversi TikTok di AS bukan hanya soal Tiongkok dan keamanan data. Ada faktor politik lain yang besar: upaya Israel dan pendukungnya untuk menjaga citra dan dukungan politik di Amerika, terutama di kalangan generasi muda yang kini semakin bersimpati pada Palestina. []

Baca Juga: Resolusi 181 Dosa PBB terhadap Palestina

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda