Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengapa Islam Mewajibkan Umatnya untuk Berjamaah?

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 44 menit yang lalu

44 menit yang lalu

5 Views

ilustrasi kehidupan berjamaah (foto: IG)

ISLAM adalah agama yang mengatur segala aspek kehidupan, baik dalam hubungan pribadi dengan Allah (hablum min Allah) maupun hubungan sosial antar sesama manusia (hablum minan-nas).

Salah satu prinsip penting dalam ajaran Islam adalah kewajiban untuk berjama’ah, terutama dalam ibadah-ibadah tertentu seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Kewajiban ini bukan hanya berlaku dalam konteks ritual ibadah, tetapi juga dalam kehidupan sosial dan ekonomi umat Muslim.

Dalil pertama yang menguatkan kewajiban berjama’ah terdapat dalam Al-Qur’an, yakni dalam surah Al-Baqarah ayat 143, “Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu umat yang adil (wasathan) agar kamu menjadi saksi bagi umat manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi bagi kamu.” (QS. Al-Baqarah: 143)

Dalam ayat ini, Allah menunjukkan bahwa umat Islam harus menjadi umat yang terorganisir dengan baik dan memiliki keteraturan dalam menjalankan tugas-tugas agama, baik dalam ibadah maupun dalam kehidupan sosial. Konsep wasathan (adil) di sini menunjukkan pentingnya kebersamaan dalam menjalankan syariat Islam.

Baca Juga: Hancurnya Ukhuwah Akibat Meninggalkan Jama’ah

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam menekankan pentingnya berjama’ah melalui berbagai hadis, salah satunya adalah sabda beliau, “Shalat berjama’ah lebih utama 27 derajat daripada shalat sendirian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa berjama’ah memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan beribadah sendirian. Begitu juga dengan berbagai ibadah lainnya, seperti puasa dan haji, yang lebih sempurna bila dilakukan bersama-sama, menggambarkan pentingnya kehidupan berjama’ah dalam Islam.

Islam mengajarkan pentingnya persatuan di antara umatnya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Dan peganglah tali (agama) Allah secara bersama-sama dan janganlah bercerai-berai.” (QS. Ali Imran: 103) Berjama’ah memungkinkan umat Islam untuk menjaga kekompakan dan solidaritas.

Dengan hidup berjama’ah, umat Islam akan saling membantu, mendukung, dan mengingatkan dalam menjalankan kewajiban agama, serta mencegah terjadinya perpecahan yang merugikan umat Islam itu sendiri.

Baca Juga: Kehidupan Tanpa Jama’ah, Sebuah Jalan Menuju Kehancuran

Berjama’ah memperkuat ukhuwah Islamiyah, yaitu rasa persaudaraan yang erat antara sesama Muslim. Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” (QS. Al-Hujurat: 10) Melalui kegiatan berjama’ah, umat Islam saling mengenal, membantu, dan mempererat tali persaudaraan. Hal ini sangat penting untuk menciptakan keharmonisan sosial dalam masyarakat Muslim yang lebih luas.

Salah satu manfaat berjama’ah adalah adanya interaksi sosial yang memperkuat dakwah dan saling mengingatkan dalam kebaikan. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang mengamalkannya.” (HR. Muslim) Melalui berjama’ah, umat Islam dapat saling memberi nasihat dan dorongan dalam melakukan kebaikan serta mencegah keburukan.

Umat Islam yang hidup dalam komunitas berjama’ah akan lebih kuat dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan hidup. Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153) Berjama’ah membuat umat Islam saling mendukung dalam menghadapi kesulitan hidup, sehingga dapat melewati ujian kehidupan dengan lebih baik. Umat Islam yang hidup sendirian cenderung lebih mudah terisolasi dan terpuruk dalam kesulitan.

Allah menjanjikan keberkahan bagi umat yang hidup dalam kebersamaan dan saling tolong-menolong. Dalam hadis riwayat Bukhari, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling memberi karena Allah, dan saling berkunjung karena Allah, mereka akan mendapatkan tempat di sisi Allah pada hari kiamat.” Keberkahan ini tidak hanya dirasakan dalam urusan ibadah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan sosial maupun ekonomi.

Baca Juga: Umat yang Banyak tapi Lemah, Fenomena Akhir Zaman dalam Perspektif Islam

Berjama’ah menghindarkan umat Islam dari sifat egois dan individualistis yang dapat merusak hubungan sosial. Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan janganlah kamu tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Ma’idah: 2) Ketika umat Islam hidup berjama’ah, mereka dilatih untuk saling peduli dan mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.

Kehidupan berjama’ah juga berfungsi sebagai sarana pendidikan dan pembinaan karakter. Rasulullah SAW sering mengajak para sahabat untuk beraktivitas bersama-sama, seperti dalam perang, dakwah, dan ibadah. Ini adalah kesempatan bagi umat Islam untuk belajar bekerja sama, saling menghormati, dan menyelesaikan masalah bersama.

Berjama’ah tidak hanya meningkatkan kualitas hubungan sosial, tetapi juga meningkatkan kualitas ibadah. Ibadah yang dilakukan bersama-sama seringkali lebih khusyuk dan lebih banyak mendapat pahala dibandingkan ibadah sendirian. Misalnya, dalam shalat berjama’ah, seseorang tidak hanya mendapatkan pahala karena melaksanakan ibadah, tetapi juga karena telah menguatkan ikatan persaudaraan dengan sesama.

Dengan menjaga kehidupan berjama’ah, umat Islam dapat lebih mudah menghindari perpecahan dan fitnah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesiapa yang melihat sesuatu yang tidak baik dalam masyarakatnya, maka hendaknya ia mengubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan lidahnya, dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya.” (HR. Muslim) Bersama-sama mengatasi masalah akan mencegah munculnya fitnah yang dapat merusak persatuan umat.

Baca Juga: Korupsi, Dosa dan Bahayanya dalam Islam

Para sahabat Nabi Muhammad SAW adalah teladan utama dalam kehidupan berjama’ah. Mereka selalu bersama dalam keadaan apapun, baik saat senang maupun susah. Peristiwa seperti Perang Uhud menunjukkan betapa pentingnya kebersamaan dalam berjama’ah, di mana para sahabat saling membantu dan berjuang bersama-sama di jalan Allah.

Kehidupan berjama’ah dalam Islam juga mengharuskan adanya seorang pemimpin yang dapat memimpin umat dengan adil. Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.” (Qs. An-Nisa: 58) Pemimpin yang baik dapat memimpin umat menuju kebaikan dan menjaga keseimbangan dalam hidup berjama’ah.

Berjama’ah juga meningkatkan ketahanan sosial umat Islam dalam menghadapi berbagai tantangan. Dalam kehidupan berjama’ah, umat Islam dapat saling membantu dalam hal ekonomi, pendidikan, dan bahkan dalam menghadapi krisis sosial atau bencana alam. Solidaritas sosial ini sangat penting untuk menjaga kestabilan masyarakat Muslim.

Islam mewajibkan umatnya untuk berjama’ah karena manfaatnya yang sangat besar, baik dalam aspek ibadah, sosial, ekonomi, dan kehidupan bermasyarakat. Dengan hidup berjama’ah, umat Islam dapat saling mengingatkan, mendukung, dan mempererat ikatan persaudaraan. Selain itu, berjama’ah juga menjaga umat Islam dari perpecahan dan meningkatkan kualitas ibadah. Oleh karena itu, kehidupan berjama’ah merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga kesatuan dan kekuatan umat Islam di dunia dan akhirat.[]

Baca Juga: Retaknya Pilar Zionis, Ketika Israel Pecah dari Dalam

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
MINA Preneur
Dunia Islam