OTORITAS Israel telah memperingatkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk mengakhiri peran keamanan Otoritas Palestina di Kota Jenin, sebuah kotak kamp di Tepi Barat utara, Palestina.
Ancaman Israel muncul saat masa jabatan yang diberikan kepada aparat Otoritas Palestina mendekati akhir, yang menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan mengakhiri peran Otoritas di kota tersebut dan kampnya.
Selama beberapa hari, Dinas Keamanan Palestina telah bekerja melawan faksi-faksi Palestina di kamp Jenin, sebagai bagian dari operasi yang mereka katakan bertujuan untuk “mengembalikan keamanan dan ketenangan di kamp tersebut.”
Jaringan LSM Palestina menghimbau Otoritas dan faksi-faksi untuk terlibat dalam dialog guna menyelesaikan krisis kamp, menekankan kesiapannya untuk berperan dalam menyingkirkan hambatan yang mencegah meredakan ketegangan, dan telah meluncurkan inisiatif masyarakat terkait hal ini.
Baca Juga: Erdogan, Palestina, dan Kesatuan Dunia Islam
Terkait rencana penguasaan Israel
atas Jenin, Guru Besar Ilmu Politik Prof. Ahmed Rafiq Awad mengatakan, “Ancaman Israel terhadap Otoritas Palestina muncul dalam kerangka mencegah pasukan keamanan Otoritas Palestina memaksakan kontrol atas kota Jenin, kampnya, dan kota-kota utara Tepi Barat.”
Prof. Awad mengatakan kepada Erem News, bahwa Israel tidak ingin mengakhiri demonstrasi bersenjata yang memusuhi Otoritas Palestina di Tepi Barat utara. Israel justru melihat demonstrasi tersebut merupakan faktor kuat yang melemahkan kemampuan Otoritas Palestina untuk menjalankan kontrol keamanan dan sipil, yang dapat meningkatkan kritik internasional terhadap Otoritas palestina.
Ia menegaskan, “Konflik bersenjata antara Badan Keamanan Palestina dan kelompok bersenjata di Kota Jenin dan kampnya, yang sebagian besar berafiliasi dengan faksi-faksi Palestina, justru merupakan kepentingan utama Israel.”
Baca Juga: Mehter, Gema Lagu Penyemangat Militer Tertua di Meja Diplomasi Indonesia
Ia menambahkan, meskipun Israel tidak ingin mengulang pengalaman kekalahan dalam Peang Gaza di Tepi Barat. “Israel ingin agar situasi keamanan di Jenin terus memburuk,” lanjutnya.
Awad menambahkan, “Selama bertahun-tahun, Israel berusaha mengakhiri peran keamanan Otoritas Palestina dan berkontribusi dalam melemahkan berbagai aparaturnya.”
Izin Israel bagi aparatur Otoritas Palestina untuk beroperasi di kamp Jenin muncul sebagai akibat dari tekanan Amerika Serikat dan internasional.
Ia menambahkan, “Krisis saat ini tidak akan berakhir kecuali melalui kesepakatan antara Otoritas Palestina dan faksi-faksi Palestina mengenai situasi di Gaza dan Tepi Barat, dan yang dituntut dari kedua belah pihak adalah membuat konsesi-konsesi mendasar untuk mengakhiri konflik saat ini.”
Baca Juga: Manajemen Risiko dalam Bantuan Kemanusiaan
Senada dengan itu, Prof. Mustafa Qabha mengatakan, tujuan Israel adalah berupaya menduduki Otoritas Palestina dengan urusan internal dan konflik dengan kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Hamas dan gerakan Jihad Islam untuk memfasilitasi rencana memaksakan kedaulatan atas sebagian wilayah Tepi Barat.
Prof. Qabha menjelaskan bahwa meningkatnya kekhawatiran keamanan atas kelemahan Otoritas Palestina dan pertumbuhan kelompok bersenjata menguntungkan kepentingan Israel dan mendorong masyarakat internasional untuk menutup mata terhadap upaya Israel dalam memaksakan kedaulatannya atas sebagian wilayah Tepi Barat.
Israel menghendaki dari apa yang terjadi saat ini di Jenin adalah upaya memecah belah Palestina, yang berarti tidak adanya kepemimpinan Palestina yang bersatu yang menuntut diakhirinya pendudukan dan pembentukan negara Palestina merdeka.
Prof. Qabha menegaskan bahwa Israel akan terus menyerang aparat keamanan dan sipil Palestina, baik di Tepi Barat maupun Gaza, yang mengirimkan pesan kepada dunia bahwa Otoritas Palestina tidak mampu memerintah diri sendiri, dan dengan demikian memberikan pembenaran atas semua keputusan dan praktik sepihak Israel.
Baca Juga: Urgensi Hidup Berjamaah dalam Islam
Ia menilai bahwa penolakan Palestina untuk berdialog, keteguhan Hamas untuk menjadi bagian dari pemerintah di Gaza, dan upaya kelompok afiliasinya untuk menguasai Tepi Barat utara, merupakan pertimbangan yang akan menjadi alasan bagi Israel untuk mempertahankan kesempatan emas dalam menolak solusi apa pun bagi masalah Palestina. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Makna Kehidupan Dunia dalam Surah Al-Hadid Ayat 20