Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengatasi Kesulitan Sesama

Bahron Ansori Editor : Rana Setiawan - 14 detik yang lalu

14 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi (foto: ig)

Dalam kehidupan, setiap orang pasti menghadapi berbagai kesulitan, baik besar maupun kecil. Namun, di balik setiap ujian, selalu ada ruang bagi kebaikan dan kepedulian untuk tumbuh. Ketika kita membantu sesama yang tengah mengalami kesulitan, bukan hanya mereka yang merasa terbantu, tetapi hati kita pun dipenuhi kebahagiaan dan keberkahan.

Kehidupan ini sejatinya adalah tentang saling menguatkan, karena di saat kita menolong orang lain, pada hakikatnya kita sedang menanam kebaikan yang kelak akan kembali kepada kita. Betapa indahnya dunia jika setiap insan memiliki kepedulian untuk meringankan beban orang lain, menjadikan kasih sayang sebagai jembatan untuk menciptakan kehidupan yang lebih harmonis dan penuh berkah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, “Siapa yang menghilangkan satu kesusahan dari seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang Muslim, maka Allah akan menutupinya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.”

Hadits ini menekankan pentingnya membantu sesama, karena umat Islam adalah satu kesatuan yang saling mendukung. Dalam Islam, kita dianjurkan untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan, menasihati dalam kebenaran, serta menjalankan amar makruf nahi mungkar.

Baca Juga: Meraih Ketenangan Jiwa, Menggapai Kebahagiaan Sejati

Allah Ta’ala berfirman,

وَأَقِيمُوا الصَّلٰوةَ وَءَاتُوا الزَّكٰوةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللّٰهِ هُوَ مَوْلٰىكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلٰى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ ⸨٧٧⸩

“Hai orang-orang yang beriman, rukuklah, sujudlah, sembahlah Tuhanmu, dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (Qs. Al-Hajj: 77).

Dalam ayat lain Allah Ta’ala juga berfirman,

وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ ⸨١٩٥⸩

“Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Qs. Al-Baqarah: 195).

Baca Juga: Beberapa Kejanggalan dalam Kebakaran di California

Dalam ayat lain, Allah Ta’ala juga berfirman,

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ ⸨١٢٨⸩

“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Qs. An-Nahl: 128)

Keutamaan Membantu Sesama

Dalam hadits tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa balasan yang diterima seseorang sesuai dengan amal yang ia lakukan. Jika seseorang meringankan kesusahan orang lain, Allah akan meringankan kesusahannya di akhirat. Jika seseorang menolong saudaranya yang sedang dalam kesulitan, maka Allah akan membantunya di dunia dan akhirat.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-39] Tidak Sengaja, Lupa, Berarti Tidak Dosa

Menurut Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali, kurbah adalah penderitaan berat yang membuat seseorang sangat menderita dan bersedih. At-tanfis berarti meringankan kesulitan, sedangkan at-tafrij berarti menghilangkan kesulitan sepenuhnya. Seseorang yang meringankan kesusahan orang lain akan mendapatkan balasan serupa dari Allah di akhirat.

Allah juga berfirman dalam Al-Qur’an,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barang siapa yang beramal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka Kami akan berikan kehidupan yang baik dan balasan terbaik atas amal mereka.” (Qs. An-Nahl: 97)

Sebaliknya, bagi yang berpaling dari ajaran Allah, mereka akan menghadapi kehidupan yang sulit, seperti dalam firman Allah,

Baca Juga: Inilah Doa Ketika Melihat Kebakaran Sesuai Hadits

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

“Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya kehidupan yang sempit dan akan dikumpulkan dalam keadaan buta pada hari kiamat.” (Qs. Thaha: 124)

Mengapa Kesusahan di Dunia Dibalas di Akhirat?

Dalam hadits disebutkan bahwa balasan bagi orang yang menghilangkan kesusahan seorang mukmin adalah Allah akan menghilangkan kesusahannya di hari kiamat, bukan di dunia. Hal ini karena penderitaan berat (al-kurbah) tidak dialami semua orang, berbeda dengan kesulitan (al-mu’sir), yang hampir setiap orang mengalaminya.

Menurut Syaikh Sa’ad al-Khatslan, pahala dari menghilangkan kesusahan seseorang sangat besar sehingga balasannya tidak hanya berupa keringanan di dunia, tetapi juga di akhirat. Ini menunjukkan betapa pentingnya perbuatan baik ini dalam Islam.

Baca Juga: Bencana Kebakaran di Los Angeles, Kutukan atas Pernyataan Donald Trump?

Gambaran Kesulitan di Hari Kiamat

Beberapa hadits menggambarkan beratnya kesulitan di hari kiamat. Salah satunya menyebutkan bahwa manusia akan dikumpulkan di satu tempat dengan matahari yang sangat dekat sehingga mereka akan berkeringat sesuai dengan amalnya. Ada yang keringatnya mencapai tumit, lutut, pinggang, bahkan ada yang tenggelam dalam keringatnya sendiri.

Dalam hadits lain, disebutkan bahwa manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan tidak berkhitan. Namun, karena dahsyatnya situasi saat itu, mereka tidak akan sempat memperhatikan satu sama lain.

Memudahkan Kesulitan dan Menutupi Aib Sesama

Baca Juga: Gencatan Senjata Israel dan Pejuang Palestina, Mungkinkah Terjadi?

Memudahkan kesulitan berarti membantu orang yang berada dalam keadaan sulit, baik karena banyaknya utang maupun kesulitan lainnya. Cara membantunya bisa dengan melunasi utangnya atau memberi kelonggaran dalam pembayaran.

Menutupi seorang Muslim berarti tidak menyebarkan aibnya. Jika seorang Muslim melakukan kesalahan, kita dianjurkan untuk menasihatinya secara pribadi, bukan mempermalukannya di hadapan orang lain. Balasannya adalah Allah akan menutupi dosa-dosa kita di dunia dan akhirat.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu menolong saudara kita, meringankan kesusahan mereka, memudahkan urusan mereka, dan menutupi aib mereka. Dengan demikian, kita berharap Allah juga akan meringankan kesulitan kita di dunia dan akhirat. Aamiin.[]

 

Baca Juga: Ada Siswa Dihukum Duduk di Lantai karena Menunggak SPP, Ada Apa dengan Pendidikan Kita?

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Kebakaran Los Angeles, Azab, dan Hoaks

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
MINA Preneur
Indonesia
Khadijah
Indonesia