Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
Artinya : ”Sesungguhnya bilangan bulan di sisi (hukum) Allah ialah dua belas bulan (yang telah ditetapkan) dalam kitab Allah semasa Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan yang dihormati. Ketetapan yang demikian itu ialah agama yang betul lurus, maka janganlah bulan yang dihormati itu (dengan melanggar larangan-Nya). Dan perangilah kaum kafir musyrik seluruhnya sebagaimana mereka memerangi kamu seluruhnya. Dan ketahuilah sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa”. (QS At-Taubah [9] : 36 ).
Baca Juga: Muasal Slogan ”Al-Aqsa Haqquna”
Berdasarkan hal itu, ada dua belas bulan urutan dalam Kalender Islam atau Hijriyah yang semestinya digunakan oleh umat Islam.
Jika kita menyimak sejarah perjuangan dan peradaban Islam, penanggalan Kalender Hijriyah dimulai sejak Khalifah Umar bin Khattab dalam penentuan agenda kerja dua belas bulan dalam setahun.
Latar belakang penggunaan Kalender Hijriyah ini, bermula ketika Khalifah Umar bin Khattab menerima surat dari salah satu gubernur wilayah, Abu Musa Al-Asy’ari yang mengirim surat kepada Khalifah tanpa penanggalan. Khalifah Umar merasa ada kesulitan pada saat melakukan pengarsipan surat.
Lalu Khalfah Umar mengadakan musyawarah dengan melibatkan para sahabat Nabi yang masih hidup, untuk menyusun penanggalan yang khusus berlaku dalam Islam.
Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam
Saat itu, Ali bin Abi Thalib mengusulkan awal kalender dalam Islam dimulai dari tahun hijrahnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dari Mekkah ke Madinah. Usul ini diterima peserta musyawarah, dan Khalifah Umar pun lalu menetapkan penggunaan kalender resmi milik umat Islam pada tanggal 8 Rabi’ul Awal tahun 17 H.
Sejarah Kalender Islam dihitung berdasarkan hijrahnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dari Mekkah ke Madinah (waktu itu Yatsrib), mengingat peristiwa itu merupakan tonggak bersejarah perkembangan awal Islam.
Adapun urutan nama-nama dua belas bulan dalam Kalender Hijriyah tersebut, yang tentunya harus terus kita hafal dan sebut, meliputi :
- Muharram
Sesuai artinya : Muharram artinya terlarang atau diharamkan, karena pada bulan Muharram ini, bangsa Arab seluruhnya mengharamkan peperangan, pertumpahan darah pada bulan ini.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal
- Shafar
Shafar satu suku kata dengan kata Shifr yang berarti kosong. Pada bulan Shafar ini bangsa Arab mengosongkan rumah-rumah mereka untuk pergi ke medan perang.
- Rabi’ul Awwal
Dinamakan Rabi’ul Awwal bermakna musim semi pertama, dalam musim Arab kala itu.
- Rabi’ul Tsani
Dinamakan Rabiul Tsani atau Rabi’ul Akhir, mengikuti nama bulan sebelumnya, musim semi kedua yang masih berlangsung.
- Jumadil Awwal
Dikatakan Jumadil Awwal, dari kata “jamid” yang berarti beku atau keras, karena pada bulan ini musim panas, sampai kekeringan, bumi menjadi keras atau sangat kering.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan
- Jumadil Tsani
Dinamakan Jumadil Tsani atau Jumadil Akhir, mengikuti nama bulan sebelumnya, musim kering kedua yang masih berlangsung.
- Rajab
Bulan Rajab termasuk bulan yang haram bagi bangs Arab untuk berperang. “Rajab” bermakna mulia, memuliakan diri dan orang lain dengan tidak berprang. Rajab berarti juga melepas, yaitu melepas mata pisau dari tombak, sebagai tanda berhentinya perang.
- Sya’ban
Sya’ban dari kata “syi’b” yang berarti kelompok, karena ketika masuk bulan Sya’ban, orang-orang Arab kembali ke kelompok atau mereka masing-masing untuk melanjutkan perang, setelah bulan sebelumnya di bulan Rajab mereka hanya duduk di rumah masing-masing.
- Ramadhan
Ramadhan dari kata “ramadha” yang artinya ialah panas menyengat, membakar, waktu itu matahari pada bulan ini jauh lebih menyengat dibanding bulan-bulan lain.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
- Syawwal
Bangsa Arab melihat burung-burung biasanya banyak hamil pada bulan ini dan mengangkat sayap serta ekornya, sehingga terlihat kurus badannya. Mengangkat sayap atau ekor disebut dengan Syaala, asal kata dari nama bulan Syawal.
- Dzulqa’dah
Dzulqa’dah dari kata “qa’ada” yang berarti duduk atau istirahat, karena pada bulan ini orang-orang Arab duduk-duduk istirahat dari berperang guna menyambut bulan haji (Dzulhijjah). Bulan Dzulqa’dah ini juga diharamkan berperang.
- Dzulhijjah.
Dzulhijjah artinya bulannya orang berhaji ke Mekkah. Orang-orang Arab dahulu sudah punya kebiasaan pergi haji dan melakukan thawaf di Ka’bah.
Bagi kita umat Islam, penggunaan kalender Hijriyah ini tentu terkait dengan ibadah kepada Allah, seperti mengawali puasa 1 Ramadhan, Idul Fitri 1 Syawwal, Idul Adha 10 Dzulhijjah, bulan Haji yang terkait dengan wuquf di Arafah dan puasa Arafah 9 Dzulhijjah, dan Tahun Baru Islam 1 Muharram, dan terkait dengan Puasa Asyura 10 Muharram.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Karena itu, sudah saatnya bagi umat Islam untuk berhijrah menggunakan kalender Hijriyah dalam setiap kegiatannya. Seperti dalam pelaksanaan ta’lim, kalender di rumahnya, catatan di buku harian, dan dalam surat-menyurat. Minimal kalau menyebut tanggal Masehi, jangan lupa sebutkan tanggal Hijriyahnya, atau lebih baik Hijriyahnya terlebih dahulu, baru kemudian Masehinya.
Kita juga hendaknya mengenalkan dan mengajarkan Kalender Hijriyah ini kepada anak-anak Muslim, sehingga dengan demikian lambat laun pemakaian kalender Hijriyah ini akan merata dan terbiasa.
Dengan menggunakan Kalender Hijriyah yang diamanatkan pertama kali oleh Khalifah Umar bin Khattab berarti kita menghargai sekaligus mengabadikan sunnah Khulafaur Rasyidin dengan mengikuti apa yang telah diputuskan oleh Khalifah Umar bin Khattab.
Semoga kita terbiasa menggunakan Kalender Islam Hiriyah ini sebagai syi’ar dakwah Islam di tengah masyarakat dunia. Aamiin. (A/RS2/P1)
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Mi’raj News Agency (MINA)