Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenal Apa Itu Obesitas, Sebab, Efek dan Cara Mengatasinya

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - Selasa, 8 April 2025 - 15:15 WIB

Selasa, 8 April 2025 - 15:15 WIB

10 Views

Ilustrasi

OBESITAS adalah kondisi medis yang ditandai oleh penumpukan lemak tubuh secara berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Seseorang dinyatakan obesitas apabila indeks massa tubuh (IMT) berada di atas 30 kg/m². Obesitas bukan hanya masalah penampilan fisik, melainkan juga merupakan faktor risiko serius untuk berbagai penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan gangguan metabolik lainnya.

Meskipun sering disamakan, obesitas berbeda dengan kelebihan berat badan (overweight). Overweight berarti berat badan seseorang melebihi batas normal, tetapi belum tentu mengalami penumpukan lemak yang signifikan. Obesitas lebih menekankan pada kadar lemak tubuh yang tinggi dan pengaruhnya terhadap fungsi organ serta kesehatan secara keseluruhan.

Penyebab paling umum obesitas adalah pola makan yang tidak seimbang. Konsumsi kalori berlebihan, khususnya dari makanan tinggi lemak, gula, dan karbohidrat olahan, tanpa dibarengi aktivitas fisik yang cukup, akan menyebabkan tubuh menyimpan kelebihan energi sebagai lemak. Kebiasaan makan di luar waktu makan, ngemil berlebihan, dan konsumsi minuman manis turut memperburuk kondisi ini.

Selain pola makan, gaya hidup sedenter atau kurang gerak juga menjadi penyebab utama obesitas. Banyak orang yang menghabiskan waktu dengan duduk terlalu lama, entah itu di depan komputer, televisi, atau kendaraan, tanpa aktivitas fisik yang cukup. Hal ini menyebabkan energi yang masuk ke tubuh tidak digunakan secara optimal, sehingga terjadi penimbunan lemak.

Baca Juga: Remaja dan Kesehatan Mental, Tantangan di Era Digital

Beberapa orang memiliki kecenderungan genetik terhadap obesitas. Gen tertentu dapat memengaruhi cara tubuh menyimpan lemak atau mengatur nafsu makan. Selain itu, gangguan hormon seperti hipotiroidisme, sindrom Cushing, atau resistensi insulin juga dapat menjadi penyebab obesitas. Meski begitu, faktor genetik bukanlah satu-satunya penentu; lingkungan dan gaya hidup juga sangat berpengaruh.

Faktor psikologis juga dapat memicu obesitas. Stres, kecemasan, dan depresi seringkali membuat seseorang mencari pelarian melalui makanan. Emotional eating atau makan karena emosi, bukan karena lapar, bisa mengarah pada konsumsi makanan berkalori tinggi secara berlebihan. Selain itu, kurang tidur juga dikaitkan dengan peningkatan berat badan.

Obesitas meningkatkan risiko berbagai penyakit serius. Penderita obesitas lebih rentan terhadap diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, stroke, gangguan jantung koroner, dan beberapa jenis kanker. Selain itu, obesitas juga dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti sleep apnea, masalah persendian akibat beban berat badan, dan gangguan reproduksi.

Obesitas tak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga pada aspek psikologis dan sosial. Penderita obesitas sering mengalami stigma sosial, diskriminasi, dan tekanan psikologis. Ini bisa menyebabkan penurunan rasa percaya diri, depresi, dan kesulitan dalam membangun hubungan sosial atau mendapatkan pekerjaan.

Baca Juga: Mental Health Awareness: Mengapa Kita Harus Peduli?

Mencegah obesitas lebih baik daripada mengobatinya. Edukasi tentang gizi seimbang, pentingnya olahraga, dan kebiasaan hidup sehat perlu ditanamkan sejak usia dini, baik di keluarga maupun di sekolah. Orang tua berperan penting dalam membentuk pola makan dan kebiasaan sehat anak-anak, termasuk memberikan contoh yang baik.

Salah satu cara utama mengatasi obesitas adalah dengan memperbaiki pola makan. Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan karbohidrat olahan. Perbanyak konsumsi buah, sayuran, protein tanpa lemak, dan serat. Makan dalam porsi kecil namun sering dan teratur dapat membantu mengontrol nafsu makan dan metabolisme tubuh.

Olahraga secara teratur sangat penting dalam menurunkan berat badan dan menjaga kebugaran. Aktivitas seperti berjalan kaki, bersepeda, berenang, atau senam dapat membakar kalori dan meningkatkan metabolisme tubuh. WHO merekomendasikan minimal 150 menit aktivitas aerobik sedang setiap minggu untuk menjaga kesehatan.

Mengatasi obesitas bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga membutuhkan dukungan keluarga, lingkungan, dan tenaga medis. Dalam beberapa kasus, bantuan dari ahli gizi, psikolog, atau dokter spesialis dibutuhkan. Obat-obatan dan tindakan medis seperti operasi bariatrik bisa menjadi pilihan untuk kasus obesitas berat yang sulit ditangani dengan cara konvensional.[]

Baca Juga: Self-Love, Bagaimana Menerima dan Mencintai Diri Sendiri

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental

Rekomendasi untuk Anda

MINA Health
MINA Health
MINA Health