Oleh: Rina Asrina, Jurnalis Kantor Berita Islam Mi’raj (MINA)
Kunjungan Mark Zuckerberg pemilik sosial media Facebook memenuhi mainstream media Indonesia berkaitan dengan kunjungannya ke negara ini. Beberapa agenda telah dilakukan Zuck (sapaan akrabnya) selama berada di Indonesia termasuk mengawali hari di puncak Borobudur, bertemu dengan presiden terpilih Jokowi dan menengok kehidupan pasar semi modern di Tanah Abang Jakarta.
Sebelumnya, pemberitaan mengenai Zuck semakin ramai saat foto di halaman Fazebook dan Instagramnya memperlihatkan Mark sedang duduk menatap sunrise di cagar budaya Indonesia paling terkenal itu.
“Aku baru saja tiba di Indonesia dan langsung menikmati Borobudur untuk melihat matahari terbit. Besok di acara Internet.org aku tak sabar untuk bertemu dengan para pengembang, mitra operator, pemimpin pemerintahan di Jakarta,” kata Mark dalam akun Facebooknya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Namun, menurut media, tujuan utama pemilik nama asli Mark Elliot Zuckerberg ini adalah Internet.org Developer Workshop di @america, Pacific Place SCBD.
Sama seperti yang dilakukan di India, Internet.org yang juga didukung oleh Ericsson, MediaTek, Opera Software, Samsung, Nokia, dan Qualcomm ini, akan jadi panggung bagi Zuck untuk tampil langsung di hadapan pegiat IT di Tanah Air.
Internet.org merupakan gerakan untuk menyediakan internet bagi semua orang di dunia. Facebook bersama dengan lima perusahaan lain di bawah payung Internet.org, sebuah kolaborasi global yang ingin menyediakan akses internet di dua pertiga bagian dunia yang belum terhubung dengan internet, memusatkan perhatian pada sejumlah tantangan utama di negara-negara berkembang.
Pendiri dan CEO Facebook ini pada Senin (13/10) juga bertemu dengan presiden terpilih Joko Widodo di Balai Kota. Dengan mengenakan jas hitam ditemani bodyguard-nya, Mark tak henti-hentinya tersenyum bersama Jokowi. Keduanya lalu berbicara singkat selama 15 menit. Setelah itu, mereka keluar dan bicara di Balai Agung kepada wartawan. Hanya ada tiga penanya yang bisa diberi kesempatan. Sebelum jumpa pers, keduanya sempat bicara ringan dan tertawa.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Setelah jumpa pers singkat, keduanya langsung pergi semobil ke Tanah Abang untuk melihat pedagang di sana, dan santerlah pasar semi modern itu dengan kedatangan bos Facebook.
Sebagian penulis di jejaring sosial berpendapat Indonesia tidak usah terlalu ber-euforia dengan kedatangan Zuck. Terlebih saat pertemuannya dengan presiden terpilih Jokowi.
Mungkin agenda Mark kali ini lebih menguntungkannya. Terlebih pengguna Facebook di Indonesia cukup besar. Tiap bulannya pengguna aktif Facebook di Indonesia mencapai 69 juta. Dibanding dengan media sosial lain, Facebook menguasai 98% pangsa pasar di Indonesia. Peringkat dua dan tiga diduduki Googe Plus dan Twitter dan dengan pangsa pasar 54%dan 44% (kompas.com)
Mengingat tingginya pengguna Facebook di Indonesia, tentu ini momen yang tepat bagi Zuck untuk menemui presiden terpilih. Kita tahu Jokowi ingin membuat program pro rakyat dan cenderung membela kepentingan dalam negeri. Karakter Jokowi yang sarat dengan Sukarnoisme ini menjadi kekhawatiran sendiri bagi Zuck. Dengan menemui Jokowi lalu menawarkan program e-blusukan yang befungsi untuk menyerap aspirasi masyarakat merupakan menjadi salah satu cara bagi Zuck untuk menjaga eksistensi mereka di Indonesia.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Tapi kita tidak untuk membahas itu di sini. Saya akan mengupas lagi identitas Zuck yang sudah sering muncul di media-media dan kunjungannya ke Indonesia.
Profil singkat
Zuck lahir pada 14 Mei 1984 mendirikan Facebook pada 2004 dengan teman sekelasnya Dustin Moskovitz, Eduardo Saverin, dan Chris Hughes yang semuanya adalah Yahudi ketika menjadi mahasiswa di Universitas Harvard. Pada 2010, Zuckerberg terpilih sebagai Person of the Year versi majalah Time. Pada 2011, kekayaan pribadinya ditaksir mencapai $17,55 miliar.
Pria kelahiran New York ini adalah anggota Alpha Epsilon Pi, sebuah perkumpulan perguruan tinggi Yahudi internasional di Amerika Utara.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Alpha Epsilon Pi adalah perkumpulan atau sebuah pengkaderan terhadap diri. Perkumpulan ini bertujuan untuk membentuk pribadiu-pribadi yang kuat untuk meningkatkan mutu dan kualitas. Alpha Epsilon Pi mengembangkan kesempatan untuk memutuskan sebuah perkara yang terjadi di belahan dunia ini, terutama yang berkaitan dengan negara-negara muslim. Alpha Epsilon Pi membentuk karakter bangsa Yahudi untuk memberikan idealismenya, nilai-nilai dan menetang pemikiran-pemikiran yang muncul dari Timur yang tentu saja mengancam keamanan kaum Yahudi. Intinya adalah kelompok ini menjadi tempat pengkaderan dan mencari pemimpin baru bagi kaumnya, yaitu Yahudi.
Semasa kuliah, Zuckerberg awalnya membuat suatu sistem jejaring sosial untuk kelasnya. Tetapi setelah ia membuat sistem tersebut, ternyata semakin banyak saja orang yang tergabung didalamnya. Sistem itu lama-kelamaan telah menjaring universitas terdekat dari tempatnya kuliah, dan inilah awal dari Facebook yang kita kenal saat ini.
Menurut laporan, media, Facebook berakar kata dengan Faceit, sebuah kata yang terkenal sebagai jargon Yahudi dalam menguasai dunia.
‘Orang di balik Facebook sebenarnya’
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Ada yang menarik dari sini, mengenai teman-teman Zuck, The Guardian pada 14 Januari 2008 menulis sebuah artikel yang mengatakan orang sebenarnya dibalik Facebook adalah Peter Thiel, bukan hanya seorang Yahudi namun juga Zionis di Facebook.
“… Wajah sebenarnya di balik Facebook adalah Silicon Valley 40 tahun seorang kapitalis ventura dan filsuf futuris Peter Thiel,” lapor The Guardian.
Namun, Guardian tidak menyebutkan bahwa sebenarnya Thiel punya agenda Israel. Dalam sebuah artikel yang ditulis di situs Institut Adelson yang berbasis di Israel mengungkapkan beberapa pernyataan Thiel yang mendukung teori “agenda-Israelnya”.
” Saya percaya masa depan ada dalam teknologi dan dalam arti ini Israel benar-benar mungkin menjadi negara masa depan,” katanya dalam sebuah sesi diskusi yang diadakan institute tersebut. Menurut media Israel, Thiel memiliki hubungan erat dengan lembaga Adelson ini.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Institut Adelson yang berlokasi di Al-Quds (Yerusalem) merupakan lembaga Yahudi dengan pemilik Zionis 100%.
Institut ini didirikan dan diketuai oleh Natan Sharansky pada 2007. Menurut media Israel, Institut Adelson untuk Pengembangan Kajian Strategis ini tugasnya, mengartikulasikan dan membangun dukungan untuk prinsip-prinsip strategis guna mengatasi tantangan yang dihadapi Israel dan Barat.
Natan Sharansky adalah seorang rasis Rusia Yahudi dan politisi Israel (mantan wakil Perdana Menteri) terkenal karena sikapnya yang keras terhadap Palestina. Sharansky menyebut perlawanan Palestina sebagai “terorisme”, di mana pada 15 Januari 2009 ia menulis di Bloomberg.com dengan merujuk Palestina sebagai teroris yang seperti kanker.
“Terorisme adalah kanker yang tidak dapat disembuhkan melalui perawatan “proporsional”. Namun bisa dikalahkan melalusi sebuah operasi invasif,” tulisnya.
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Terlepas dari itu, hubungan Facebook dan orang-orang yang terlibat di dalamnya tidak bisa dipungkiri sangat erat dengan Israel dan Zionisme. Mawas diri untuk kritis sangat diperlukan 69 juta pengguna Facebook dalam hal ini.(R04/R03)
(dari berbagai sumber)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin