GANGGUAN kesehatan mental merupakan kondisi yang mempengaruhi pikiran, perasaan, perilaku, dan interaksi sosial seseorang. Gangguan ini tidak hanya berdampak pada individu yang mengalaminya, tetapi juga pada keluarga, lingkungan kerja, dan masyarakat secara luas. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gangguan mental adalah salah satu penyebab utama disabilitas global, dengan tingkat prevalensi yang terus meningkat setiap tahunnya. Faktor penyebabnya beragam, mulai dari genetika, lingkungan, tekanan hidup, hingga ketidakseimbangan kimia di otak. Oleh karena itu, memahami gangguan kesehatan mental menjadi langkah awal untuk mencari solusi yang tepat dalam mengatasinya.
Salah satu jenis gangguan mental yang paling umum adalah depresi. Depresi bukan sekadar perasaan sedih sementara, tetapi kondisi kronis yang dapat menyebabkan hilangnya minat terhadap aktivitas sehari-hari, gangguan tidur, perubahan berat badan, hingga pikiran untuk mengakhiri hidup. Depresi dapat disebabkan oleh kombinasi faktor biologis, psikologis, dan sosial, seperti trauma masa kecil, stres berkepanjangan, serta ketidakseimbangan neurotransmitter di otak. Pengobatan depresi umumnya melibatkan terapi psikologis, obat-obatan antidepresan, serta dukungan sosial yang kuat dari keluarga dan teman.
Gangguan kecemasan juga menjadi salah satu masalah mental yang sering terjadi. Kecemasan yang berlebihan dan terus-menerus dapat mengganggu fungsi sehari-hari seseorang. Gangguan ini meliputi gangguan kecemasan umum (GAD), gangguan panik, dan fobia spesifik. Gejala gangguan kecemasan meliputi detak jantung yang cepat, keringat berlebih, sulit berkonsentrasi, serta perasaan takut atau khawatir yang tidak proporsional terhadap situasi yang dihadapi. Untuk mengatasinya, terapi kognitif perilaku (CBT), teknik relaksasi, serta penggunaan obat-obatan tertentu dapat membantu mengelola gejalanya.
Skizofrenia merupakan gangguan mental yang lebih kompleks dan sering kali disalahpahami oleh masyarakat. Skizofrenia ditandai dengan delusi, halusinasi, serta gangguan berpikir dan perilaku yang dapat menghambat kehidupan sehari-hari. Penyebabnya masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi faktor genetik, lingkungan, serta gangguan pada neurotransmitter dopamin dan glutamat di otak diduga berperan besar. Pengobatan skizofrenia memerlukan kombinasi terapi obat antipsikotik, dukungan psikososial, serta rehabilitasi agar pasien dapat kembali menjalani kehidupan yang lebih baik.
Baca Juga: Ini Dia 10 Makanan Terbaik Saat Berbuka Puasa
Gangguan bipolar juga termasuk dalam kategori gangguan mental yang serius. Penderita bipolar mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem, dari episode mania (euforia berlebihan, impulsivitas, dan energi tinggi) ke episode depresi (kesedihan mendalam, kehilangan energi, dan keinginan untuk mengisolasi diri). Penyebab gangguan bipolar sering dikaitkan dengan faktor genetik dan ketidakseimbangan kimia otak, khususnya dalam regulasi serotonin dan dopamin. Penanganannya melibatkan obat penstabil suasana hati seperti lithium, terapi psikologis, serta pola hidup yang sehat dan terstruktur.
Selain gangguan yang telah disebutkan, terdapat juga gangguan stres pasca-trauma (PTSD) yang sering dialami oleh korban kekerasan, bencana alam, atau kejadian traumatis lainnya. PTSD ditandai dengan kilas balik kejadian traumatis, mimpi buruk, serta reaksi emosional yang berlebihan ketika menghadapi situasi yang mengingatkan pada peristiwa tersebut. Terapi eksposur dan terapi EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing) sering digunakan untuk membantu penderita PTSD dalam mengatasi trauma yang mereka alami.
Untuk mengatasi gangguan kesehatan mental, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengenali tanda-tanda awalnya. Seseorang yang mulai mengalami perubahan drastis dalam pola tidur, nafsu makan, suasana hati, atau perilaku sosial sebaiknya segera mencari bantuan. Konsultasi dengan psikolog atau psikiater sangat disarankan agar diagnosis yang tepat dapat dilakukan. Selain itu, keterbukaan dalam berbicara mengenai masalah mental tanpa stigma juga menjadi kunci dalam penanganan yang efektif.
Pola hidup sehat juga memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mental. Olahraga secara teratur dapat membantu melepaskan hormon endorfin yang berperan dalam meningkatkan suasana hati. Pola makan seimbang dengan nutrisi yang cukup, seperti konsumsi asam lemak omega-3, juga terbukti mendukung kesehatan otak. Selain itu, menjaga kualitas tidur yang baik serta menghindari konsumsi alkohol dan narkotika juga berkontribusi dalam menjaga stabilitas mental seseorang.
Baca Juga: 5 Olaharaga yang Baik Saat Puasa Ramadhan
Dukungan sosial dari keluarga dan lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh dalam pemulihan gangguan mental. Studi menunjukkan bahwa individu dengan jaringan sosial yang kuat lebih mampu menghadapi stres dan mengatasi gangguan psikologis dibandingkan mereka yang merasa terisolasi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memberikan ruang bagi individu dengan gangguan mental agar mereka merasa didukung dan tidak merasa sendirian dalam perjuangan mereka.
Terakhir, pendekatan spiritual juga dapat menjadi sumber ketenangan bagi seseorang yang mengalami gangguan mental. Dalam Islam, misalnya, dzikir, shalat, serta mendekatkan diri kepada Allah dipercaya dapat memberikan ketenangan batin dan mengurangi kecemasan. Selain itu, membangun kesadaran akan makna hidup dan menerima takdir dengan lapang dada juga membantu seseorang dalam mengelola stres dan tekanan hidup. Dengan kombinasi pendekatan medis, psikologis, sosial, dan spiritual, gangguan kesehatan mental dapat diatasi secara lebih komprehensif dan efektif.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kemenkes Ajak Masyarakat Manfaatkan Cek Kesehatan Gratis