Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenal Gerbang Bab Al-Amoud, Jalur Menuju Masjidil Aqsa

Ali Farkhan Tsani - Senin, 4 April 2022 - 15:01 WIB

Senin, 4 April 2022 - 15:01 WIB

23 Views

Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)

Mengawali bulan suci Ramadhan ini, terjadi bentrok massal antara para pemuda Palestina berhadapan dengan pasukan pendudukan Israel di Bab Al-Amoud, jalur menuju Masjidil Aqsa, Yerusalem, Ahad malam (3/4).

Akibat bentrok fisik, sejumlah 10 warga cedera dan 10 lainnya ditangkap pasukan pendudukan.

Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan, krunya menangani 19 korban luka, dan memindahkan empat dari mereka ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.

Baca Juga: Brigade Al-Qasam Hancurkan Tank Israel di Khan Yunis

Quds Press mengkonfirmasi, penangkapan itu disertai dengan serangan brutal menggunakan pentungan, peluru karet dan bom suara.

Bentrokan meletus antara jamaah yang meninggalkan Masjidil Aqsa setelah melaksanakan shalat Isya dan shalat Tarawih, menyusul provokasi pasukan pendudukan yang menyebar luas di tempat itu.

Warga Muslim Palestina seperti biasa tiba di daerah Bab Al-Amoud setiap malam di bulan Ramadhan. Sementara pendudukan mengirim ratusan polisi secara provokatif ke daerah itu, dengan tujuan mencegah orang-orang Palestina berada di sana.

Kondisi semakin memanas, ditambah dengan kehadiran Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid, yang ikut memprovokasi daerah tersebut.

Baca Juga: Penjajah Israel dan Otoritas Palestina Sepakat Bersihkan Bom yang Ditanam Pejuang

Nama Bab Al-Amoud

Wikipedia menyebutkan, Gerbang bab Al-Amoud adalah salah satu dari pintu masuk utama menuju Kota Tua Yerusalem, jalur menuju Masjidil Aqsa.

Gerbang ini berada di sisi barat daya kota dan di sisi jalan yang menuju ke Nablus, utara Yerusalem, Tepi Barat. Maka gerbang ini sering disebut dengan Gerbang Nablus (Nablus Gate).

Melalui gerbang ini pula terhubung dengan jalur menuju ibukota Suriah, Damaskus. Sehingga gerbang ini dijuluki juga dengan Gerbang Damaskus (Damascus Gate).

Baca Juga: Hamas Desak Pemimpin Dunia Walk Out Saat Pidato Netanyahu di PBB

Bab al-Amoud menjadi gerbang paling mewah di antara gerbang Yerusalem dalam hal dekorasi. Tingginya sekitar delapan meter.

Selama berabad-abad, itu adalah lorong utama untuk semua karavan komersial dan kelompok wisata menuju ke Yerusalem.

Sejarah Bab Al-Amoud

Bab al-Amoud adalah pintu kuno yang berasal dari masa pemerintahan Kaisar Romawi Hadrian pada abad kedua Masehi. Kedalaman gerbang ini mencapai delapan meter dari pintu luar.

Baca Juga: Pasukan Israel Masih Larang Azan Subuh di Masjid Ibrahimi

Selama periode Tentara Salib, pintu itu terletak empat meter dari pintu yang ada.

Pada era Turki Utsmaniyah (Ottoman), enam gerbang dibuka di tembok Yerusalem. Gerbang-gerbang itu sering dinamai menurut nama kota atau daerah yang menghadapnya, termasuk Bab al-Amud, Bab al-Nabi Dawood, dan Bab al-Rahma.

Konstruksi Bab al-Amoud saat ini berasal dari periode Ottoman antara 1537-1539.

Pintunya ditutupi oleh lubang penjaga kecil dan mahkota yang hancur akibat gempa bumi yang melanda Yerusalem pada tahun 1927.

Baca Juga: Ben-Gvir Mundur dari Pemerintahan Jika Terjadi Gencatan Senjata dengan Hezbollah

Selama berabad-abad, Bab al-Amoud adalah koridor utama untuk semua karavan komersial dan kelompok wisata yang biasa mengunjungi Yerusalem. Ini karena daerahnya yang luas, dekat dengan pasar, dan jalan beraspal yang mengarah ke dalam tembok Yerusalem.

Dari kawasan ini pengunjung dapat melewati jalan utama menuju pasar dan cabang perempatan Islam dan Kristen, yaitu Jalan Bab al-Zayt dan Jalan Al-Wad.

Serangan Pendudukan

Bab al-Amoud sudah lama menjadi saksi serangan pendudukan Israel, yang bertujuan untuk membuat perubahan demografis sewenang-wenang di wilayah tersebut.

Baca Juga: Aksi Penghormatan atas Gugurnya Jurnalis Gaza Digelar di 10 Negara

Dengan pecahnya intifada kedua pada tahun 2000, upaya mulai mengurangi jumlah pejalan kaki melalui Bab al-Amoud. Puncaknya dengan diluncurkannya aksi perlawanan rakyat pada awal Oktober 2015, ketika Bab al-Amoud dan sekitarnya mulai berubah menjadi zona militer secara bertahap.

Sejak dimulainya perlawanan rakyat, 64 syuhada dari kegubernuran Yerusalem telah gugur. Sejumlah 15 di antaranya gugur di daerah Bab Al-Amoud. Termasuk tiga pemuda dari desa Deir Abu Mishaal di gubernur Ramallah, yang sempat melakukan penusukan dan penembakan pada Jumat ketiga Ramadhan 2017.

Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel Gilad Erdan mengatakan pada konferensi tahunan Herzliya pada Juni 2017 bahwa pihaknya telah menerima 32 serangan oleh warga Palestina di daerah Bab al-Amud dalam dua tahun terakhir. Menurut sumber Al Jazeera.

Pada konferensi tersebut, Menteri Erdan mengumumkan keputusan baru mengenai Bab al-Amoud, yaitu memasang kamera pengintai di dalam Bab al-Amoud dan daerah yang berdekatan dengannya. Dia juga meningkatkan jumlah pasukan khusus, polisi dan unit kavaleri, serta mengerahkan anggota intelejen Shin Bet dengan pakaian sipil.

Baca Juga: Presiden Iran: Persoalan Palestina Tidak Selesai Hanya dengan Simpati

Dia dengan arogannya juga mengumumkan bahwa di antara langkah-langkah yang akan diambil, adalah penutupan Bab al-Amoud secara tiba-tiba dan semua toko yang dekat dengannya.

Eskalasi Berbahaya

Kondisi memanas di kawasan Bab al-Amoud mendorong Gerakan Perlawanan Islam Hamas memperingatkan, serangan dan penyerbuan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid ke daerah itu adalah eskalasi berbahaya.

Gerakan itu memperingatkan, akibat dari tindakan itu, pendudukan akan menerima konsekwensinya.

Baca Juga: Mengapa Ada Orang Pintar Tapi Kelakuannya Tidak Baik?

Dalam pernyataan yang diterima Quds Press, Ahad malam (3/4/2022), juru bicara Hamas di Yerusalem, Muhammad Hamadeh, mengecam “eskalasi dan penembakan peluru oleh tentara pendudukan terhadap orang-orang Palestina di Yerusalem.”

Hal tersebut menunjukkan bukti nyata dari desakan pendudukan untuk menerapkan rencananya di Yerusalem dan Masjidil Aqsa, bunyi pernyataan.

Gerakan Perlawanan Islam Hamas yang berbasis di Jalur Gaza, dengan beberapa cabangnya, termasuk di Yerusalem, telah menetapkan, Masjidil Aqsa merupakan garis merah yang tidak boleh tersentuh oleh pendudukan Israel.

Mengingat Gerbang Bab al-Amoud merupakan jalur utama menuju Masjidil Aqsa, maka garis merah itu akan segera menyala, dalam bentuk aksi-aksi perlawanan para pemuda Palestina lebih intensif lagi. Dan kalau garis merah sudah dinayalakan, maka pasukan pendudukan akan menerima akibatnya yang mengenaskan. (A/RS2/P2)

Baca Juga: Mengambil Ibrah dari Kisah Nabi Nuh ‘Alaihissalam (Bagian II)

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Palestina
Palestina
Internasional
Kolom
MINA Sport
MINA Sport
MINA Sport
Indonesia