Acara tahunan Erasmus Days tahun 2020, dihelat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia pada 15-17 Oktober 2020. Erasmus Days adalah kegiatan para alumni penerima beasiswa Erasmus untuk memberikan inspirasi bagi para pelajar lainnya tentang manfaat beasiswa ini.
Lebih dari 1.900 mahasiswa Indonesia telah menuntaskan studi mereka di negara-negara Eropa melalui program beasiswa Erasmus, sebagaimana keterangan resmi Erasmus Plus yang diterima MINA, Kamis (22/10).
Selain memberikan manfaat studi ke Eropa bagi mahasiswa Indonesia, beasiswa ini juga memberikan kesempatan bagi lebih dari 500 mahasiswa dan dosen asal Eropa untuk menempuh pendidikan jangka pendek atau mengajar di berbagai universitas di Indonesia.
Hingga kini, Eropa masih menjadi salah satu destinasi favorit untuk melanjutkan kuliah.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Setiap tahun, Uni Eropa dan negara-negara anggotanya menyediakan beasiswa Erasmus Plus bagi mahasiswa dan dosen Indonesia untuk menempuh studi tingkat S-1, S-2 dan S-3 di Eropa rata-rata.
Bahkan di tengah situasi pandemi Covid-19, sebagian besar penerima beasiswa Erasmus Plus tetap berangkat ke Eropa untuk melaksanakan studi mereka di sedikitnya dua perguruan tinggi yang terletak di dua negara Eropa yang berbeda.
Acara pelepasan para penerima beasiswa Erasmus+ tahun 2020 tersebut dilakukan secara virtual, Sabtu (18/7/2020). Hadir Vincent Piket, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, dan Prof. Ir. Nizam, MSc, DIC, PhD, Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Erasmus+ atau Erasmus Plus adalah program hibah dari Uni Eropa untuk kegiatan pendidikan, pelatihan, pemuda, dan olahraga, yang diperuntukkan bagi mahasiswa dari seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Program tersebut tersedia melalui masing-masing konsorsium yang telah ditunjuk. Mahasiswa non Eropa, misalnya dari Indonesia sangat berpeluang memperoleh beasiswa Erasmus Plus ini. Selain karena kuotanya cukup banyak (menyebar), umumnya beasiswa juga mempertimbangkan asal usul kandidat.
Setidaknya ada tiga beasiswa utama Erasmus Plus yang ditawarkan. Berikut penjelasan lengkapnya dalam lembar fakta resmi Erasmus Plus yang diterima MINA:
1. Erasmus Mundus Joint Master Degree (EMJMD)
EMJMD terbuka untuk mahasiswa berprestasi yang memungkinkannya menempuh pendidikan dalam bentuk program studi tingkat tinggi dan terintegrasi (dengan gelar Master), yang ditawarkan oleh sebuah konsorsium yang terdiri dari berbagai perguruan tinggi di kawasan Eropa.
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
Sejak tahun 2004, lebih dari 600 mahasiswa dari Indonesia telah memperoleh beasiswa Erasmus Plus melalui program EMJMD. Konsorsium perguruan tinggi yang memberikan layanan beasiswa ini terdiri dari sedikitnya tiga institusi perguruan tinggi dari sedikitnya tiga negara Eropa yang telah diseleksi oleh Komisi Eropa.
EMJMD menawarkan studi di berbagai disiplin ilmu, di antaranya ilmu pertanian dan kehutanan, bisnis dan manajemen, ilmu komunikasi dan informasi, pelatihan dan pendidikan guru, sains dan teknologi, sastra, hukum dan sebagainya. Beasiswa ini tersedia bagi mahasiswa dari seluruh dunia, dan siswa yang ingin menempuh jenjang Master dapat mendaftar hingga maksimum tiga program EMJMD yang berbeda.
Syarat pendaftaran EMJMD:
▪ Warga negara dari negara mitra (termasuk Indonesia).
▪ Bukan warga negara dari salah satu negara anggota Uni Eropa.
▪ Tidak sedang melakukan kegiatan lain di kawasan Uni Eropa (menempuh pendidikan, bekerja, dan lain-lain) sepanjang lebih dari 12 bulan, selama 5 tahun terakhir, di negara anggota Uni Eropa mana pun.
▪ Telah menyelesaikan gelar yang relevan sebelum batas waktu pendaftaran program EMJMD.
Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis
2. International Credit Mobility (ICM)
ICM memberikan peluang bagi mahasiswa, dosen dan staf universitas untuk studi atau terlibat dalam kegiatan penelitian di Uni Eropa.
ICM bertujuan untuk mendukung mobilitas kegiatan antar negara yang menyasar para mahasiswa, kandidat doktor, staf akademik, dosen, dan profesor untuk:
▪ Meraih kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan etos/sikap) dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pribadi dan meraih kesempatan peluang bekerja;
▪ Meningkatkan kesadaran dan saling pengertian antar para peserta yang berasal dari negara dan latar belakang budaya yang berbeda-beda, menawarkan mereka kesempatan untuk membangun jejaring internasional dan turut aktif berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat;
▪ Meningkatkan kompetensi peserta dalam penggunaan bahasa asing;
▪ Memastikan pengakuan yang lebih baik atas kompetensi yang dicapai melalui kesempatan studi di luar negeri.
Baca Juga: Universitas Lampung Sepakati MoU dengan Chosun University of Korea
Sejak 2015, lebih dari 900 mahasiswa, dosen dan staf perguruan tinggi di Indonesia pergi ke Eropa dan sebaliknya lebih dari 500 mahasiswa, dosen dan staf perguruan tinggi di Eropa datang ke Indonesia untuk melakukan studi, pengajaran, dan pelatihan jangka pendek sebagai bagian dari 187 kemitraan universitas Erasmus Plus.
3. Beasiswa Doktoral dan Post-Doktoral – Marie Sklodowska-Curie Actions (MSCA)
MSCA ditujukan terutama untuk program doktoral maupun post doktoral. Program ini memberikan hibah untuk semua tahap karir dari seorang peneliti, dan terutama bagi mereka yang merupakan kandidat doktoral atau peneliti yang sangat berpengalaman, dan mampu mendorong mobilitas lintas negara, lintas sektoral, maupun lintas disiplin ilmu.
Pelamar (baik individu dan/atau organisasi) dibebaskan untuk memilih bidang penelitian dan inovasinya masing-masing.
Baca Juga: Tingkatkan Literasi Anak, Kemendikbudristek Sediakan Konten Edukatif di Platform Digital
Selain tiga beasiswa utama, ada program Erasmus Plus lainnya yakni:
1. Capacity Building in Higher Education (CBHE)
Program CBHE mendukung modernisasi, aksesibilitas dan internasionalisasi pendidikan tinggi, melalui peningkatan tata kelola dan manajemen sistem pendidikan (seperti pengembangan kurikulum, peningkatan metode, dan bahan ajar).
CBHE adalah program kerjasama antar negara melalui kemitraan multilateral, terutama antara institusi pendidikan tinggi (Higher Education Institution – HEI) dari negara Eropa dan negara mitra yang memenuhi syarat.
Baca Juga: Sembilan Santri MA Al-Fatah Lampung Ikuti KSM Tingkat Kabupaten
Program ini juga dapat melibatkan mitra di luar perguruan tinggi untuk memperkuat hubungan dengan masyarakat dan kelompok usaha, serta untuk memperkuat dampak sistemik yang diharapkan dari program ini.
Program CBHE bertujuan untuk:
▪ Mendukung modernisasi, aksesibilitas, dan internasionalisasi pendidikan tinggi di negara mitra;
▪ Mendukung negara mitra untuk mengatasi tantangan yang dihadapi lembaga dan sistem pendidikan tinggi mereka, termasuk masalah kualitas, relevansi, kesetaraan akses, perencanaan, pelayanan, manajemen, dan tata kelola;
▪ Berkontribusi pada kerjasama antara Uni Eropa dan negara mitra (dan antar negara-negara mitra);
▪ Mendorong hubungan antara individu, serta peningkatan kesadaran dan pemahaman antar budaya.
Sejak 2015, program Erasmus Plus telah mendanai 35 proyek CBHE yang melibatkan 54 universitas atau institusi di Indonesia yang mencakup berbagai topik mulai dari pengembangan kurikulum, peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan bagi Mahasiswa berkebutuhan khusus, peningkatan modernisasi pendidikan tinggi, pengembangan kewirausahaan di perguruan tinggi, kelayakan kerja mahasiswa dan industri 4.0.
Baca Juga: Sastra Masuk Kurikulum, NU Circle Minta Nadiem Setop Buku Bacaan Bernarasi Vulgar
2. Program Jean Monnet
Program Jean Monnet adalah bagian dari Erasmus Plus yang didedikasikan untuk mempromosikan studi Uni Eropa di berbagai institusi pendidikan tinggi di seluruh dunia.
Program Jean Monnet mendukung studi-studi tentang proses integrasi Eropa melalui beragam modul akademik, kepemimpinan dalam berbagai bidang, berdirinya pusat-pusat unggulan, jejaring dan bermacam proyek yang dibentuk untuk meningkatkan kerjasama dan pertukaran pengetahuan tingkat tinggi antar berbagai universitas di seluruh dunia.
Program Jean Monnet bertujuan untuk membangun jembatan antara akademisi, peneliti, dan pembuat kebijakan di Uni Eropa.
Baca Juga: Sejumlah Daerah Larang Sekolah Gelar “Study Tour”
Program ini juga bertujuan mendorong dialog antara dunia akademis dan masyarakat, termasuk dengan pembuat kebijakan tingkat lokal, pegawai negeri, perwakilan masyarakat sipil, aktor dari berbagai tingkat pendidikan, serta media.
Sejak tahun 2015, terdapat tiga universitas di Indonesia yang telah mendapatkan dana dari program Jean Monnet untuk mendukung pengajaran modul program studi kajian wilayah Eropa di universitasnya.
Informasi lebih lanjut kunjungi:
Beasiswa Erasmus Plus: http://bit.ly/beasiswaEU.
Baca Juga: Beasiswa Universitas Al Azhar Mesir Dibuka, Ini Syaratnya
Program Erasmus Plus: http://ec.europa.eu/erasmus-plus.
Studi di Eropa: http://ec.europa.eu/education/study-in-europe.
Portal Studi: http://www.studyportals.eu.
Beasiswa lain di Eropa: http://scholarshipportal.eu.
PhD and Research: https://euraxess.ec.europa.eu/worldwide/asean.
(AK/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)