Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenal Para Ilmuwan Muslim Pakar Kedokteran

Ali Farkhan Tsani - Kamis, 15 Desember 2016 - 21:51 WIB

Kamis, 15 Desember 2016 - 21:51 WIB

1069 Views

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA

Sejumlah ilmuwan Muslim ternyata sangat berjasa dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia, termasuk bidang kedokteran. Namun, sayangnya nama-nama tokoh ilmuwan Muslim tersebut kurang dikenal dibandingkan tokoh-tokoh iptek barat.

Berikut 12 (dua belas) di antara ilmuwan Muslim pakar kedokteran :

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

1. Ar-Razi (Pakar Ilmu Anatomi) 

Ar-Razi (lahir Teheran, Iran, tahun 846 M). Nama lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Zakariyya Ar-Razi. Di dunia barat, ia dikenal dengan sebutan Razhes.

Sejak kecil, Ar-Razi telah menunjukkkan minat yang besar terhadap iptek.

Ar-Razi memberikan informasi para peneliti tentang small-pox (penyakit cacar). Ia menuliskannya dalam Kitab Al-Judari wa Al-Hasbah (cacar dan campak). Kitab ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh J.Ruska dengan judul Ar-Razi’s Buch: Geheimnis de Gehemnisse. Sejak tahun 1498-1866 kitab terjemahan ini telah dicetak empat puluh kali.  Buku inilah yang memberikan pengetahuan tentang seluk beluk penyakit cacar kepada para dokter Eropa.

Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital

Ar-Razi juga merupakan dokter pertama melakukan pengobatan khas dengan pemanasan syaraf untuk pengobatan penyakit kepala, dan mendiagnosa penyakit tekanan darah tinggi.

Selain itu, Ar-Razi juga mengenalkan dasar-dasar akupuntur, penggunaan kayu pengapit untuk patah tulang, serta injeksi saluran kencing.

Sepanjang hidupnya, Ar-Razi telah mengarang sekitar 200 buku ilmiah. Salah satu di antaranya adalah Al-Hawi (buku menyeluruh) yang terdiri dari 20 jilid, sebagai karya terbesar berisi intisari ilmu kedokteran Yunani, Syiria, dan Arab.

Kurang lebih setengah abad setelah kematiannya, buku tersebut baru ditemukan dua jilid, sebelum akhirnya ditemukan lagi beberapa jilid. Karya Ar-Razi tersebut tersimpan di berbagai tempat di Eropa.

Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!

Ar-Razi juga berkontribusi dalam bidang farmasi, seperti membuat peralatan tabung percobaan, obat-obatan dari merkuri, penyulingan minyak mentah, pembuatan ekstrak parfum, ekstrak herbal, pembuatan sabun, kaca warna-warni, keramik, tinta, bahan celup kain, ekstrak minyak dan lemak, zat warna, bahan-bahan dari kulit, penelitian tentang penyakit wanita dan kebidanan, penyakit keturunan, penyakit mata, penyakit campak dan cacar.

2. Ibnu An-Nafis (Pakar Sirkulasi Pernafasan)

Nama lengkapnya Al-Din Abu Al-Hasan Ali Ibn Abi Al-Hazm Al-Qarshi Al-Dimashqi.

Ibnu An-Nafis (lahir Damaskus, Suriah, 1213), maka ia juga dipanggil dengan Ad-Dimasyqi. Ia juga kadang dipanggil Al Mishri, karena ia telah mengabiskan sebagian besar usianya di kota Cairo dan memiliki ikatan yang kuat dengan Mesir dan penduduknya.

Baca Juga: Indonesia, Pohon Palma, dan Kemakmuran Negara OKI

Ibnu An-Nafis selain sebagai dokter, juga dikenal sebagai pakar hukum Islam bermazhab Syafi’i.

Ia adalah dokter pertama yang mampu menerangkan secara tepat tentang paru-paru dan memberikan gambaran mengenai saluran pernapasan, juga interaksi antara saluran udara dengan darah dalam tubuh manusia.

Dalam studinya, Ibnu An-Nafis menggunakan beberapa metode, yaitu observasi, survei, dan percobaan. Ia mempelajari ilmu kedokteran melalui pengamatan terhadap sejumlah gejala dan unsur yang mempengaruhi tubuh.

Ia memaparkan mengenai fungsi pembuluh arteri dalam jantung sebagai pemasok darah bagi otot jantung (Cardiac Musculature). Penemuannya mengenai peredaran darah di paru-paru ini merupakan penemuan yang menarik dan memberikan pengaruh besar bagi perkembangan ilmu kedokteran Eropa pada abad XVI.

Baca Juga: Kemenangan Trump dan Harapan Komunitas Muslim Amerika

Dr. Muhyo Al-Deen al-Tawi, fisikawan Mesir menemukan sebuah tulisan berjudul “Commentary on The Anatomy of Canon of Avicenna” di perpustakaan nasional Prussia, Berlin, Jerman. Belakangan diketahui bahwa tulisan itu karya Ibnu An-Nafis.

3. Al-Balkhi (Perintis Pengobatan Penyakit Jiwa)

Abu Zayd Ahmad Ibnu Sahl Al-Balkhi (lahir di Persia, tahun 850). Ia merupakan ilmuwan yang pertama kali mengenalkan konsep kesehatan mental (At-Tibb Ar-Ruhani).

Dalam kitab “Masalih Al-Abdan wa An-Anfus”, Al-Balkhi menghubungkan peyakit antara tubuh dan jiwa.

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-6] Tentang Halal dan Haram

4. At-Tabrani (Pakar Terapi Konseling & Psikoterapi)

Namanya Ali Ibnu Sahl Rabban At-Tabari. Lewat kitab Firdaus Al-Hikmah yang ditulisnya abad ke 9 M, ia mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan pasien yang mengalami gangguan jiwa. Beliau menekankan kuatnya hubungan antara psikologi dengan kedokteran.

5. Az-Zuhri (Penemu Penyakit Saraf)

Az-Zuhri berhasil mengungkap penyakit syaraf secara akurat. Ia memberikan sumbangan yang berarti bagi neuropharmakology modern. Dunia kedokteran berutang begitu banyak terhadap ilmuwan Muslim di era keemasan.

Baca Juga: Perlindungan terhadap Jurnalis di Gaza

6. Al-Jahiz (Peletak Dasar Teori Revolusi) 

Namanya Abu Utsman Amr bin Bahr Al-Fuqaymi Al-Bashri. Julukan Al-Jahiz diberikan oleh masyarakat sekitar karena bentuk matanya yang unik.

Ia keturunan Abesinia, berkulit hitam. Al-Jahiz telah menulis lebih dari 100 judul buku meliputi bidang biologi, botani, zoologi, sosiologi, politik, dan ekonomi.

Namun hanya sekitar 30 judul yang bisa diselamatkan ketika Perpustakaan Baghdad dibakar oleh Hulagu Khan.

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah

Al-Jahiz meyakini hanya Allah yang menciptakan seluruh eksistensi di jagad raya. Ketika Allah menciptakan makhluk, Allah melengkapinya dengan kemampuan berevolusi. Dan hanya Allah yang merupakan zat yang tak pernah berubah.

7. Thabib Bin Qurra (Penulis dan pemikir bidang kesehatan)

Thabib Bin Qurra (lahir di Haran, Turki dan meninggal di Baghdad, lrak). Beliau telah meletakkan asas pertama matematika modern di bawah tajuk hisab calculus. Ia menulis buku “Muqaddimah li al-Ilm al-‘adad”, yaitu salah satu sumber dasar di dalam ilmu bilangan.

Di bidang astronomi, beliau telah bekerja di pusat kajian yang dibina oleh khalifah al-Makmun di baghdad pada tahun 851 M.

Baca Juga: Bukan Sekadar Pencari Nafkah: Inilah Peran Besar Ayah dalam Islam yang Sering Terlupakan!

8. Abu Al-Zahrawi (Penemu Gips Era Islam)

Abu Al Zahrawi (lahir di kota Al-Zahra, dekat Kordoba, Andalusia, kini Spanyol,  tahun 936).

Ia merupakan seorang dokter, ahli bedah, dan ilmuan. Dia merupakan penemu asli dari teknik pengobatan patah tulang dengan menggunakan gips sebagaimana yang dilakukan pada era modern ini .

Al-Zahrawi selain termasyhur sebagai dokter yang hebat juga termasyhur sebagai seorang Muslim yang taat. Ia hidup bagaikan seorang sufi. Kebanyakan dia melakukan pengobatan kepada para pasiennya secara cuma-cuma. Dia menganggap melakukan pengobatan kepada para pasiennya merupakan bagian dari amal atau shadaqah.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh

Al-Zahrawi juga adalah dokter pribadi Khalifah Al-Hakam II yang memerintah Kordoba di Andalusia yang merupakan putra dari Kalifah Abdurrahman III (An-Nasir).

Sumbangan pemikiran Al-Zahrawi yang begitu besar bagi kemajuan perkembangan ilmu kedokteran modern adalah penggunaan gips bagi penderita patah tulang maupun geser tulang agar tulang yang patah bisa tersambung kembali. Sedangkan tulang yang geser bisa kembali ke tempatnya semula. Tulang yang patah tersebut digips atau dibalut semacam semen .

Salah satu karya fenomenal Al-Zahrawi adalah Kitab Al-Tasrif, yang berisi penyiapan aneka obat-obatan yang diperlukan untuk penyembuhan setelah dilakukannya proses operasi .

Kitab karya Al-Zahrawi sangat masyhur di seluruh kalangan kedokteran Eropa. Kitabnya yang mengandung sejumlah diagram dan ilustrasi alat bedah menjadi buku wajib mahasiswa kedokteran di berbagai kampus-kampus di eEropa.

9. Al-Haitam (Perintis Geometri Pengobatan)

Namanya Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham atau Ibnu Haitham (lahir di Basra tahun 965).
Al-Haitam dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen, adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat.

Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham kepada ahli sains barat dalam menciptakan mikroskop, teleskop, dan optik.

10. Al-Kindi

Namanya Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi.

Al Khindi adalah ahli ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli matematika, fisika, musik, kedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat Arab dan Yunani kuno.

11. Ibnu Rusydi

Nama lengkapnya Abu Walid Muhammad Ibnu Ahmad. Ia adalah ahli falsafah, pengobatan, matematik, teologi, ahli fikah mazhab Maliki, astronomi, geografi dan sains.

Ibnu Rusydi lahir 1126 di Spanyol dan meninggal di Maroko. Pengaruhnya bukan saja berkembang luas di dunia Islam, tetapi juga di kalangan masyarakat di Eropa. Di Barat, beliau dikenal sebagai Averroes.

12. Ibnu Sina

Ibnu Sina Abu Ali Al-Husein atau dikenal dengan nama Avicenna (hidup antara tahun 986-1037 M.)

Ia seorang ilmuwan muslim dan filosof besar pada waktu itu, hingga kepadanya diberikan julukan Syeh Al-Rais.

Keistimewaannya antara lain pada masa umur 10 tahun sudah hafal Al-Quran, kemudian pada usia 18 tahun sudah mampu menguasai semua ilmu yang ada pada waktu itu. Bidang keahliannya adalah ilmu Kedokteran, ilmu Fisika, Geologi, Mineralogi, Medicine, Philosophy, Mathematics, Astronomy.

Ibnu Sina menulis kaidah kedokteran modern yang kemudian dipakai sebagai referensi ilmu kedokteran barat. Ia menulis buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti penyakit TBC, Diabetes dan penyakit yang ditimbulkan oleh efek fikiran.

Saatnya generasi Muslim meraih prestasi terbaik di bidang kedokteran sebagaimana ilmuwan Muslim pendahulu. Ilmu kedokteran di tangan Muslim akan dilandasi pada ruh Al-Quran, niat ibadah dan shadaqah, untuk kemaslahatan umat dan menolong sesama manusia. (P4/P2)
(Dari berbagai sumber.)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Rekomendasi untuk Anda

Breaking News
Kolom
Timur Tengah