Oleh : Rendi Setiawan, Wartawan Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)
Yahya Sinwar bukanlah wajah baru di arena perjuangan Palestina. Sejarahnya besar. Pernah mendekam di penjara Israel selama bertahun-tahun. Perjalanan hidupnya adalah perjuangan. Semua orang tahu hal itu baik di arena keamanan atau politik di Jalur Gaza.
Hari-hari ini, nama Sinwar ramai diperbincangkan oleh elit politik dan media massa Israel, setelah ia terpilih menjadi pimpinan utama Hamas di Jalur Gaza menggantikan Ismail Haniyah yang kini menjabat Kepala Biro Politik Hamas.
Koran Israel Maarev menyatakan, badan keamanan Israel sibuk dengan “niat terselubung” Jalur Gaza setelah Sinwar memimpin dan bagaimana hubunganya dengan Israel. Terutama terkait gencatan senjata dan serdadu Israel yang menjadi sandera kelompok perlawanan.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Perjalanan Sinwar
Sinwar dilahirkan tahun 1962 di kamp pengungsi Khan Yunis dari keluarga pengungsi dari asal daerah al-Majdal (Ashkelon) di wilayah Palestina jajahan tahun 1948.
Setelah lulus di sekolah menengah atas di kamp pengungsi di Khan Yunis, Sinwar melanjutkan ke perguruan tinggi Universitas Islam Gaza dan memperoleh gelar S1 jurusan Bahasa Arab.
Selama menjadi mahasiswa, Sinwar pernah mengetuai Blok Islam, sayap pelajar Hamas, bekerja di Dewan Pelajar selama lima tahun, menjadi sekretaris tim bagian teknis, bagian olah raga, wakil ketua, dan kemudian menjadi ketua Dewan Senat Mahasiswa.
Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza
Setelah lulus, Sinwar membentuk Badan Keamanan di bawah Hamas yang dikenal dengan Majd tahun 1985 yang konsentrasi kerjanya adalah melawan penjajah Israel di Jalur Gaza dan memberantas kelompok spionase dan warga yang bekerjasama dengan Israel.
Penangkapan
Sinwar ditangkap pertama kali oleh Israel tahun 1982 dan ditahan selama 4 bulan. Setelah bebas, tahun 1985 ditangkap kembali dan ditahan selama 8 bulan dengan dakwahan membentuk Badan Keamanan milik Hamas Majd.
Bebas lagi dan ditangkap lagi, dan ditahan kembali tahun 1988 dalam tahanan adiministratif sebelum akhirnya diintrogasi dan divonis penjara “seumur hidup 4 kali” sampai dia dibebaskan dalam perjanjian “wafa ahrar” tahun 2011.
Baca Juga: Abu Obaida: Sandera Perempuan di Gaza Tewas oleh Serangan Israel
Bebas dan Memimpin
Israel membebaskan Sinwar dalam perjanjian “wafa ahrar” dengan Hamas pada 18 Oktober tahun 2011 setelah mendekam selama 24 tahun. Setelah itu, ia menjadi pimpinan paling penting Hamas di Jalur Gaza dan menjadi salah satu anggota biro politiknya.
Hamas pernah memilihnya menjadi pejabat urusan sandera Israel yang ditahan Hamas dan pimpinan dalam seluruh proses perundingan terkait masalah ini dengan Israel.
Sinwar dikenal sosok “keamanan” yang penting dan tidak pernah muncul di public kecuali sangat jarang.
Baca Juga: [POPULER MINA] Perintah Penangkapan Netanyahu dan Layanan di Semua RS Gaza Berhenti
Musuh Israel
Wartawan Israel khusus soal Palestina Evi Sakharuf menyebut Sinwar sebagai “musuh nomer satu Israel di Jalur Gaza” dari tawanan menjadi pimpinan utama dan ketua biro politik Hamas untuk Jalur Gaza.
Sakharaf menyebut Sinwar memiliki karismatik kuat dan juga sangat straigle (berpandangan keras) dalam sikap sehingga dijuluki Israel “barisan elang” di Hamas yang sangat memahami kebutuhan gerakannya di bidang politik dan militer. (T/R06/RS2)
Sumber: Pusat Info Palestina (Palinfo)
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)