Nama Yahya Sinwar kembali menjadi perbincangan publik usai Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan memamerkan nomor kontak sang pemimpin Hamas ini dalam pemungutan suara pada pertemuan Majelis Umum PBB di New York City, Amerika Serikat, Selasa (12/12).
Perwakilan Israel ini keras menentang resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza. Resolusi tersebut didukung oleh 153 negara termasuk India dan ditentang oleh 10 negara termasuk Amerika Serikat.
Erdan mengatakan gencatan senjata abadi di Gaza hanya akan terjadi jika kelompok Palestina menyerah. Dia tampak memegang papan bertuliskan nomor yang diklaimnya sebagai kantor pemimpin Hamas Yahya Sinwar. “Untuk gencatan senjata, tekan: +970-599373765 Minta Yahya Sinwar” lengkap dengan foto Yahya Sinwar.
Siapa Yahya Sinwar?
Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata
Yahya Sinwar adalah seorang politisi Palestina dan pemimpin Hamas, Islam Sunni, organisasi pembebasan yang berpusat Jalur Gaza. Dia telah menjadi pemimpin Hamas di Gaza sejak Februari 2017, ketika dia menggantikan Ismail Haniyeh.
Sinwar lahir di kamp pengungsi Khan Yunis di Gaza yang dikuasai Mesir pada tahun 1962, keluarganya diusir atau melarikan diri dari Al-Majdal Asqalan (Ashkelon) selama Perang Arab-Israel 1948. Ia menyelesaikan studinya di Universitas Islam Gaza di mana ia menerima gelar sarjana dalam bidang Studi Arab.
Mengatur penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel dan empat warga Palestina yang ia anggap sebagai kolaborator pada tahun 1989, ia dijatuhi hukuman empat hukuman seumur hidup oleh Israel, di mana ia menjalani hukuman selama 22 tahun hingga dibebaskan di antara 1.026 orang lainnya pada tahun 2011 pertukaran tawanan dengan imbalan tentara Israel yang diculik.
Pada tahun 2017, ia terpilih sebagai pemimpin Hamas, dan mengaku melakukan “perlawanan damai dan populer” pada tahun berikutnya, sebuah posisi yang kemudian ditinggalkannya. Dia terpilih kembali sebagai pemimpin Hamas pada tahun 2021, dan menjadi sasaran upaya pembunuhan oleh Israel pada tahun itu.
Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga
Pada bulan September 2015, Sinwar ditetapkan sebagai teroris oleh pemerintah Amerika Serikat, dan Hamas serta Brigade Izzuddin Al-Qassam juga telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, serta negara dan organisasi lain.
Pada bulan Februari 2017 Sinwar terpilih sebagai pemimpin Hamas di Jalur Gaza, menggantikan Ismail Haniyeh. Pada bulan Maret, ia membentuk komite administratif yang dikendalikan Hamas untuk Jalur Gaza, yang berarti bahwa ia menentang pembagian kekuasaan dengan Otoritas Palestina di Ramallah. Sinwar menolak rekonsiliasi apa pun dengan Israel.
Dia telah meminta pejuang untuk menangkap lebih banyak tentara Israel. Pada bulan September 2017, babak baru negosiasi dengan Otoritas Palestina dimulai di Mesir, dan Sinwar setuju untuk membubarkan komite administratif Hamas untuk Gaza.
Pada 16 Mei 2018, dalam pengumuman tak terduga di Al Jazeera, Sinwar menyatakan bahwa Hamas akan melakukan “perlawanan damai dan populer” yang membuka kemungkinan bahwa Hamas, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh banyak negara, dapat berperan dalam negosiasi dengan Israel.
Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia
Pada bulan Maret 2021, ia terpilih untuk masa jabatan empat tahun kedua sebagai kepala Hamas cabang Gaza dalam pemilihan yang diadakan secara rahasia. Ia adalah pejabat tertinggi Hamas di Gaza dan penguasa de facto Gaza, serta anggota Hamas kedua yang paling kuat setelah Haniyeh.
Pada tanggal 15 Mei 2021, serangan udara Israel dilaporkan mengenai rumah pemimpin Hamas, tidak ada rincian langsung mengenai korban jiwa atau cedera. Serangan tersebut terjadi di wilayah Khan Yunis di Gaza selatan di tengah ketegangan antara Israel dan Palestina.
Namun, pada pekan berikutnya, dia tampil di depan umum setidaknya empat kali. Yang paling nyata dan berani adalah pada konferensi pers tanggal 27 Mei 2021, ketika ia menyebutkan (on air) bahwa ia akan pulang setelah konferensi pers (berjalan kaki).
Tak hanya itu, Sinwar bahkan menantang Menteri Pertahanan Israel mengambil keputusan untuk membunuhnya dalam 60 menit berikutnya, hingga dia mencapai rumahnya. Sinwar menghabiskan satu jam berikutnya berkeliaran di jalan-jalan Gaza dan berfoto selfie dengan publik. (A/R2/P1)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah
Mi’raj News Agency (MINA)