Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menggapai Keberkahan Hidup dengan Berjama’ah

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 22 detik yang lalu

22 detik yang lalu

0 Views

Hidup berjama'ah adalah salah satu ajaran penting dalam Islam (foto: ig)

KEBERKAHAN hidup adalah impian setiap Muslim. Hal ini bukan hanya tentang materi atau kesuksesan duniawi, tetapi juga tentang kedamaian hati, kebahagiaan yang berkelanjutan, dan keberhasilan dalam mencapai tujuan hidup sesuai dengan tujuan Allah Ta’ala. Salah satu cara yang diajarkan dalam Islam untuk meraih keberkahan tersebut adalah melalui kehidupan berjama’ah. Kehidupan berjama’ah dalam Islam memiliki nilai yang sangat penting, karena secara langsung berkaitan dengan prinsip ukhuwah Islamiyah dan menjaga hubungan baik antara sesama umat Islam.

Berjama’ah dalam konteks Islam berarti beraktivitas atau bekerja sama dalam kelompok yang memiliki tujuan yang sama, baik itu dalam ibadah, dakwah, atau kehidupan sosial. Dalam Al-Qur’an, Allah Ta’la berfirman, “Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali agama Allah dan janganlah bercerai berai…” (Qs. Ali ‘Imran: 103). Ayat ini menegaskan pentingnya kesatuan umat Islam, yang tidak hanya diwujudkan dalam bentuk solidaritas, tetapi juga dalam upaya meraih keberkahan hidup secara kolektif.

Kehidupan berjama’ah dalam Islam dimulai dari upaya membangun hubungan yang baik antar sesama. Hal ini dapat dimulai dari keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya.” (HR. Tirmidzi). Ketika kehidupan keluarga dapat dijalani dengan penuh kasih sayang dan kebersamaan, hal tersebut akan membawa dampak positif dalam kehidupan umat secara keseluruhan.

Namun, keberkahan hidup yang lebih besar akan tercapai jika kehidupan berjama’ah ini meluas hingga ke dalam komunitas yang lebih luas, seperti dalam masyarakat dan negara. Ketika umat Islam hidup dalam masyarakat yang saling mendukung, tolong-menolong, dan bekerja sama untuk kebaikan bersama, maka keberkahan akan lebih mudah tercapai. Sebagaimana dalam hadis, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Menikah Itu Ibadah, Bukan Ajang Pamer Mahar

Tolong-menolong dalam berbagai aspek kehidupan adalah wujud nyata dari kehidupan berjama’ah. Dalam aspek ekonomi, misalnya, umat Islam diajarkan untuk saling membantu melalui lembaga-lembaga sosial, seperti zakat, infak, dan wakaf. Sistem ekonomi Islam yang menekankan pada kesetaraan dan keadilan, serta menghindari praktik riba, juga menjadi bagian dari cara untuk meraih keberkahan hidup. Dalam hal ini, keuntungan yang didapatkan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk kepentingan bersama.

Berjama’ah juga dapat diaplikasikan dalam dakwah dan ibadah. Dalam hal ibadah, seperti shalat berjama’ah, terdapat banyak sekali keutamaan, seperti yang tercantum dalam hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Shalat berjama’ah itu lebih baik daripada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.” (HR. Bukhari). Hal ini menggambarkan bahwa keberkahan hidup yang dicari dalam ibadah akan lebih mudah dicapai ketika dilakukan bersama-sama, dalam lingkungan yang mendukung.

Selain itu, kehidupan berjama’ah mengajarkan umat Islam untuk selalu menjaga adab dan saling menghormati. Dalam sebuah jama’ah, setiap individu diharapkan dapat menjaga hak-hak orang lain, berperilaku baik, serta berkomitmen pada tujuan bersama. Hal ini sangat penting agar tercipta keharmonisan dan keberkahan dalam kehidupan berjama’ah.

Tidak hanya dalam hal ibadah, keberkahan juga dapat diraih melalui sikap saling menghormati dan membantu dalam masalah-masalah duniawi, seperti dalam pendidikan, pekerjaan, dan kegiatan sosial. Ketika setiap individu dalam jama’ah bekerja keras dan memberikan yang terbaik, maka seluruh jama’ah akan merasakan manfaatnya. Ini adalah bentuk kerja sama yang saling menguntungkan dan memberi keberkahan, baik bagi individu maupun masyarakat.

Baca Juga: Bukan Soal Harga, Tapi Barakah, Mengapa Mahar Tak Perlu Mahal

Salah satu bentuk konkret dari kehidupan berjama’ah adalah melalui organisasi atau kelompok yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam. Dalam kelompok tersebut, setiap individu memiliki peran yang saling mendukung dan saling melengkapi. Kerja sama dalam mencapai tujuan bersama menjadi prioritas, dan bukan kepentingan pribadi yang diutamakan. Sebagai contoh, banyak organisasi Islam yang berfokus pada pemberdayaan umat, dakwah, atau bantuan sosial yang keberkahannya dapat dirasakan oleh banyak orang.

Tidak jarang, seseorang yang hidup dalam jama’ah akan merasa lebih terdorong untuk meningkatkan kualitas hidupnya, baik dari segi spiritual maupun material. Motivasi untuk berbuat kebaikan lebih besar ketika berada dalam lingkungan yang penuh dengan semangat saling menolong. Oleh karena itu, kehidupan berjama’ah dalam konteks ini juga dapat menjadi pendorong bagi individu untuk selalu berusaha lebih baik, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain.

Keberkahan hidup dalam berjama’ah juga dapat diperoleh dengan adanya komitmen bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, dalam pendidikan atau dakwah, apabila seluruh anggota jama’ah memiliki tujuan yang jelas dan saling mendukung satu sama lain, maka keberkahan ilmu dan manfaatnya akan terus mengalir. Hal ini juga berlaku dalam kehidupan berkeluarga, di mana tujuan bersama untuk membangun rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah akan lebih mudah dicapai apabila dilakukan bersama-sama.

Lebih lanjut, hidup berjama’ah juga mengajarkan tentang kesabaran, toleransi, dan keikhlasan. Dalam jama’ah, tentunya akan ada perbedaan pendapat, karakter, dan kebiasaan. Namun, dengan sikap saling menghargai dan saling mengalah, perbedaan ini bisa menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan bersama. Sebagaimana dalam surat Al-Hujurat ayat 10, “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, maka damaikanlah antara dua saudara kalian yang berselisih.”

Baca Juga: Menikah di Bulan Syawal: Tradisi, Sejarah dan Maknanya dalam Islam

Adanya kehidupan berjama’ah juga memungkinkan umat Islam untuk saling berbagi ilmu, pengalaman, dan keahlian. Dalam konteks ini, setiap individu dapat belajar dari pengalaman orang lain, yang tentu saja memperkaya pengetahuan dan wawasan. Ilmu yang diperoleh tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi jama’ah, dan dengan demikian membawa keberkahan yang meluas.

Akhirnya, kehidupan berjama’ah juga mengajarkan untuk senantiasa mengingatkan diri sendiri dan orang lain akan hak-hak Allah Ta’ala, serta menjalani hidup dengan penuh kesadaran bahwa hidup ini adalah ujian. Dalam berjama’ah, setiap individu saling mengingatkan untuk tetap istiqamah, sabar, dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah Ta’ala. Dengan kesadaran ini, keberkahan hidup akan semakin terasa dalam setiap langkah yang diambil.

Sebagai kesimpulan, kehidupan berjama’ah adalah salah satu kunci untuk meraih keberkahan hidup. Tidak hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam setiap aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, pendidikan, dan dakwah. Berjama’ah mengajarkan kita untuk saling mendukung, berbagi, dan bekerja bersama demi mencapai tujuan yang lebih besar. Keberkahan hidup yang kita harapkan tidak akan datang begitu saja, namun dapat diraih melalui usaha bersama, saling menghormati, dan berkomitmen pada prinsip-prinsip Islam yang mendalam.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hancurnya Ukhuwah Akibat Meninggalkan Jama’ah

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Khadijah
Kolom
Kolom