Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menggugah Rasa Peduli Sesama

Bahron Ansori - Rabu, 25 Oktober 2017 - 10:44 WIB

Rabu, 25 Oktober 2017 - 10:44 WIB

576 Views

Oleh Bahron Ansori, Redaktur MINApeduli-sesama-300x200.jpg" alt="" width="300" height="200" />

Sebagian kita mungkin masih ada yang nyinyir melihat sebagian yang lain berusaha membantu meringankan beban saudara sesama muslim dibelahan dunia seperti Palestina, Rohingya, Suriah, dan beberapa negara lainnya. Tapi, tahukah kita membantu meringankan beban saudara sesama muslim itu adalah amalan mulia? Bahkan, Nabi SAW mengancam siapa pun yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin maka ia bukan golongan kaum muslimin.

Rasulullah SAW pernah bersabda, “Siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin maka bukanlah golongan kaum muslimin.” (HR. Muslim).

Hadis di atas sangat jelas bagi siapa pun yang bernalar sehat berhati lurus. Kata peduli bisa dimaknai sederhana yang artinya membantu, sebab merasakan apa yang dialami oleh orang lain. Peduli, bukan sekedar memperhatikan. Siapa yang tidak peduli dengan urusan umat Islam, maka dia bukanlah umat Islam. Hadis yang sangat tegas memberikan teguran kepada setiap muslim agar peduli kepada kondisi, dan keadaan yang dialami saudaranya.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Di antara beberapa tingkatan ukhuwah Islamiyah, satu di antaranya adalah taawun (peduli, saling tolong-menolong) dalam kebaikan. Yang menjadi dasar rasa peduli itu adalah karena umat Islam ini ibarat satu tubuh, maka jika tubuh yang satu merasakan sakit, bagian tubuh yang lain pun akan merasakan sakit pula. Dalam hadis lain Rasulullah SAW mengingatkan, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan, maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam.” (HR. Muslim).

Peduli terhadap orang lain, bukan hanya dalam bentuk doa atau nasehat, tapi jauh lebih besar adalah membantu orang lain dengan menafkahkan sebagian dari harta yang telah Allah anugerahkan. Allah Ta’ala berfirman, “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al Hadiid: 7)

Al Qurthubi rh menjelaskan, “Ayat ini merupakan dalil bahwa pada hakekatnya harta itu milik Allah. Hamba tidaklah memiliki apa-apa melainkan apa yang Allah ridhai. Siapa saja yang menginfakkan harta pada jalan Allah, maka itu sama halnya dengan seseorang yang mengeluarkan harta orang lain dengan seizinnya. Dari situ, ia akan mendapatkan pahala yang melimpah dan amat banyak. ”

Al Qurtubhi rh melanjutkan, “Hal ini menunjukkan bahwa harta kalian pada hakikatnya bukanlah milik kalian. Kalian hanyalah bertindak sebagai wakil atau pengganti dari pemilik harta yang sebenarnya. Oleh karena itu, manfaatkanlah kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya untuk memanfaatkan harta tersebut di jalan yang benar sebelum harta tersebut hilang dan berpindah pada orang-orang setelah kalian.” (Tafsir Al Qurthubi (Jaami’ Li Ahkamil Qur’an, Muhammad bin Ahmad Al Anshori Al Qurthubi, 17/238, Mawqi’ Ya’sub).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Betapa banyak ayat dan hadis Nabi SAW yang menganjurkan tentang peduli sesama ini. Sampai-sampai disebutkan, seandainya kita memasak sayur, maka banyakkanlah kuahnya agar bisa berbagi kepada tetangga. Dari Abu Dzarr ra, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Abu Dzarr, jika engkau memasak masakan berkuah, maka perbanyaklah kuahnya dan perhatikanlah tetanggamu.” (HR Muslim).

Beginilah Islam, Allah dan Nabi-Nya tidak pernah mengajarkan sistem hidup individualis, egois dengan menumpuk-numpuk harta. Sebaliknya, Islam mengajarkan bagaimana hidup ini harus peduli dan banyak berbagi terhadap sesama. Bagaimana dengan kita? Sudahkah rasa peduli sesama itu mewujud dalam keseharian? Wallahua’lam. (A/RS3/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Preneur
Kolom