Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menghadapi Cobaan Hidup: Nasihat dari Al-Qur’an dan Sunnah

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 15 detik yang lalu

15 detik yang lalu

0 Views

ilustrasi nasihat (foto: Yt)

Cobaan hidup adalah bagian dari perjalanan manusia yang tak terelakkan. Dalam Islam, ujian bukanlah hukuman, melainkan cara Allah mendidik dan menguatkan iman hamba-Nya. Cobaan hadir dalam berbagai bentuk, seperti kehilangan, sakit, atau tantangan hidup lainnya, dengan tujuan mendekatkan manusia kepada Allah dan membersihkan jiwa dari dosa.

Al-Qur’an dan Sunnah mengajarkan sikap sabar, syukur, dan tawakal sebagai kunci dalam menghadapi ujian. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa cobaan adalah bentuk kasih sayang Allah untuk mengangkat derajat dan menghapus dosa. Dengan bersikap benar, ujian dapat menjadi jalan menuju keberkahan dan rahmat-Nya.

Cobaan hidup adalah keniscayaan yang melekat dalam perjalanan seorang mukmin. Allah SWT telah menegaskan bahwa hidup di dunia ini penuh dengan ujian untuk mengukur sejauh mana keimanan seseorang. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

Baca Juga: Tips Perjalanan dan Liburan, Panduan Sesuai Ajaran Islam

“Dan sungguh, Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Baqarah: 155).

Ayat ini menunjukkan bahwa ujian adalah bagian dari sunnatullah (hukum Allah) yang berlaku atas manusia. Dengan ujian, Allah mengajarkan manusia untuk bersabar dan tawakal kepada-Nya. Sabar dalam menghadapi cobaan merupakan kunci keberhasilan yang disebutkan pula dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya.” (HR. Muslim).

Baca Juga: Menjaga Akhlak dan Kebiasaan Belajar Santri Saat Liburan

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan lebih lanjut bahwa ujian dapat menjadi jalan penghapus dosa. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidaklah seorang mukmin tertimpa kelelahan, penyakit, kegundahan, kesedihan, gangguan, ataupun kesusahan, hingga duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapus dosa-dosanya dengan itu.”

Dalam menghadapi ujian, Allah Ta’ala memerintahkan umat-Nya untuk tetap bersandar kepada-Nya dengan memperbanyak doa dan dzikir. Allah berfirman,

Baca Juga: Empat Keutamaan Hari Senin, Salah Satu Hari Spesial yang Dipilih Allah untuk Umat Islam

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

“Maka ingatlah Aku, niscaya Aku akan mengingatmu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (Qs. Al-Baqarah: 152).

Ujian juga menjadi sarana peningkatan derajat di sisi Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman,

وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-32] Larangan Berbuat Madarat

“Dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain (untuk bekerja). Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (Qs. Az-Zukhruf: 32).

Para nabi dan rasul juga menghadapi cobaan berat sebagai teladan bagi umat manusia. Nabi Ayub AS adalah salah satu contoh utama. Ketabahannya menghadapi ujian yang luar biasa menjadi pelajaran bahwa kesabaran yang tulus akan membawa pertolongan Allah. Allah berfirman,

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, ‘Sungguh, aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.’” (Qs. Al-Anbiya: 83).

Baca Juga: Dakwah Sunan Kudus dan Hubungannya dengan Kota Al-Quds di Palestina

Dalam menghadapi cobaan, penting untuk tetap memelihara shalat. Shalat adalah benteng perlindungan spiritual yang menguatkan hati. Allah berfirman,

وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (Qs. Al-Baqarah: 45).

Selain itu, cobaan hidup mengajarkan manusia untuk memahami bahwa dunia ini fana dan kebahagiaan sejati ada di akhirat. Allah berfirman,

Baca Juga: Ciri-Ciri Suami Durhaka dalam Pandangan Islam

وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ

“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Qs. Al-Hadid: 20).

Dalam perspektif Islam, menghadapi cobaan dengan tawakal kepada Allah adalah bentuk keimanan yang kokoh. Allah berfirman,

وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٍ قَدۡرًا

Baca Juga: Keutamaan Ikhlas dalam Hidup Sehari-hari

“Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (Qs. At-Talaq: 3).

Ujian juga mengingatkan manusia agar tidak berputus asa dari rahmat Allah. Allah SWT berfirman,

لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sungguh, Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Qs. Az-Zumar: 53).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-31] Sikap Zuhud terhadap Dunia

Seorang mukmin yang diuji harus mengambil pelajaran bahwa setiap cobaan adalah cara Allah mendidiknya. Cobaan mendewasakan iman dan menanamkan sikap qana’ah (puas dengan ketetapan Allah). Dalam Al-Qur’an, Allah juga menegaskan bahwa setelah kesulitan, akan datang kemudahan. Ayat ini menjadi penguat bagi mereka yang sedang diuji,

فَإِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرًا

“Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (Qs. Al-Insyirah: 6).

Dalam kesulitan, tetaplah bersyukur karena segala sesuatu yang diberikan Allah pasti mengandung hikmah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Baca Juga: Bahaya Sifat Sombong dalam Islam

مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ لَا يَشْكُرُ اللَّهَ

“Barang siapa tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.” (HR. Ahmad).

Pada akhirnya, ujian adalah bukti cinta Allah kepada hamba-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ

Baca Juga: Tadabbur Surat Thaha Ayat 124: Kehidupan Sempit Akibat Berpaling dari Peringatan Allah

“Sesungguhnya besarnya pahala tergantung pada besarnya ujian.” (HR. Tirmidzi).

Cobaan hidup adalah bagian dari kasih sayang Allah untuk menguji keimanan dan mendidik jiwa kita. Dengan kesabaran, syukur, dan tawakal, setiap ujian akan menjadi jalan menuju kemuliaan di sisi-Nya. Ingatlah, setelah kesulitan pasti ada kemudahan, dan janji Allah tidak pernah meleset.

Semoga setiap cobaan yang kita hadapi mendekatkan kita kepada Allah, memperkuat keimanan, dan menjadikan kita hamba yang lebih baik. Teruslah berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah, karena di sana terdapat kekuatan, petunjuk, dan ketenangan yang sejati. Allah selalu bersama orang-orang yang bersabar. Dengan demikian, menghadapi cobaan hidup memerlukan kesabaran, doa, tawakal, dan keyakinan penuh kepada rahmat Allah. Semua itu akan membimbing seorang mukmin menuju kesuksesan dunia dan akhirat.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Breaking News
Kolom
Kolom