Al-Quds, 6 Dzulqa’dah 1437/9 Agustus 2016 (MINA) – Perusahaan internet raksasa dunia, Google, terus dikecam oleh publik internasional setelah perusahaan yang bermarkas di California, Amerika Serikat, itu menghapus Palestina dari layanan peta mereka, Google Maps, dan menggantinya dengan Israel.
Tekanan publik dunia terhadap Google kian meluas. Hanya dalam beberapa hari sudah lebih dari 150.000 orang menandatangani petisi di Change.org yang menuntut perusahaan itu segera mengembalikan Palestina pada Google Maps. Russia Today melaporkan, Selasa (9/8), yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dilaporkan, pengguna internet yang aktif terlibat di komunitas daring di internet (netizen) melampiaskan perasaan amarah dan frustasi mereka terhadap Google, yang dinilai memihak pada salah satu negara dalam konflik Palestina-Israel.
Tagar (hashtag) #BoycottGoogle dan #PalestineIsHere Twitter muncul menjadi wadah para netizen dan masyarakat global mendukung Palestina dan mengkritik ulah Google.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Dear @googlemaps, Palestine exist!” kata pemilik akun Twitter bernama Ainara (@afraileromero). “Google Now you make fake history. Aren’t you ashamed. You are siding with a country. You are a moteur de recherché,” cicit akun @MlleNerdy.
Netizen lainnya, George Orfanakis dengan akun @G_Orfan mencicit, “No matter how much you zoom in, can’t find Palestine anymore in the google maps. They decided to remove the country, shame!”
Kritikan bahwa Google berusaha memalsukan dan mengaburkan fakta sejarah juga disuarakan oleh Valdi Greenwood (@valdiearif). Dia mencicit, “WTF@google? Trying to faking the history huh?”
Sejumlah netizen bahkan mengancam akan beralih ke mesin pencari lain atau berhenti menggunakan berbagai layanan milik Google jika perusahaan teknologi AS itu tidak mengubah keputusannya.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Sebelumnya, Forum Jurnalis Palestina (PJF) mengecam Google karena menghapus Palestina dari Google Maps dan mengganti wilayah Palestina dengan nama Israel pada 25 Juli lalu. Forum menyatakan keputusan itu adalah bagian dari skema Israel.
“Keputusan Google menghapus Palestina dari peta adalah bagian dari skema Israel untuk menjadi negara terlegitimasi bagi generasi masa depannya dan menghapus Palestina selamanya,” kata PJF dalam sebuah komentar yang dikutip Middle East Monitor.
Forum juga menilai langkah Google didesain untuk memalsukan sejarah, geografi, dan hak rakyat Palestina atas tanah mereka dan hal itu bertentangan dengan semua norma dan konvensi internasional. (P022/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
google-maps-israel-protest/">/