Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menjaga Air untuk Kehidupan

Rudi Hendrik - Ahad, 25 Maret 2018 - 19:44 WIB

Ahad, 25 Maret 2018 - 19:44 WIB

603 Views

Ilustrasi: Mata air. (Foto: dok. Kristal Alga Jepang)

AIR-300x225.jpg" alt="" width="300" height="225" /> Ilustrasi: Mata air. (Foto: dok. Kristal Alga Jepang)

Oleh Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj News Agency (MINA)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

أَلَمۡ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ فَسَلَكَهُ ۥ يَنَـٰبِيعَ فِى ٱلۡأَرۡضِ ثُمَّ يُخۡرِجُ بِهِۦ زَرۡعً۬ا مُّخۡتَلِفًا أَلۡوَٲنُهُ ۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَٮٰهُ مُصۡفَرًّ۬ا ثُمَّ يَجۡعَلُهُ ۥ حُطَـٰمًا‌ۚ إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَذِكۡرَىٰ لِأُوْلِى ٱلۡأَلۡبَـٰبِ

Artinya, “Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Az-Zumar [39] ayat 21)

Air merupakan kunci kehidupan, maka tidak mengherankan jika ada satu hari khusus yang didedikasikan untuk mengapresiasi betapa pentingnya keberadaan air bersih.

Baca Juga: Ibadah Haji dan Kesatuan Umat Islam

Kamis lalu, tepatnya tanggal 22 Maret, dunia memperingati Hari Air Sedunia. Ini merupakan perayaan tahunan dan sekaligus menarik perhatian masyarakat global mengenai pentingnya air bagi kehidupan, juga sebagai penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan.

peringatan ini pertama kali diumumkan pada sidang umum PBB ke-47 pada tanggal 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, Brasil.

Hari Air Sedunia mulai diperingati  tahun 1993, guna memotivasi publik agar memberikan dukungan dalam konservasi air dengan mengurangi membuang-buang penggunaan keran air sepanjang hari.

Perayaan ini, bisa menjadi kesempatan bagi kita untuk meningkatkan kesadaran ke publik mengenai fakta tentang masalah yang berbasis air.

Baca Juga: Label Halal Kok Haram?

Di Hari Air Sedunia tahun ini, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan soal bahaya krisis air global. Ia menekankan bahwa kelangkaan air adalah masalah besar.

Kebutuhan air bersih diproyeksikan akan meningkat lebih dari 40 persen pada pertengahan abad ini. Dampak perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan membuat krisis air menjadi perhatian besar.

Satu dari empat orang akan tinggal di negara-negara yang kekurangan air tawar. Hal ini akan semakin parah atau berulang pada tahun 2050.

Hari ini, 40 persen orang di dunia terkena dampak krisis air, 80 persen air limbah dibuang ke lingkungan dan lebih dari 90 persen bencana terkait air.

Baca Juga: Al-Aqsa Tercemar, Luka di Tanah Suci

Hari ini pula, lebih dari 2 miliar jiwa kekurangan akses ke air bersih, sementara lebih dari 4,5 miliar orang kekurangan layanan sanitasi yang memadai.

Setiap tahunnya pada peringatan Hari Air Sedunia ini mengusung tema-tema khusus.

Dalam memperingati Hari Air Sedunia, berbagai cara dan kegiatan yang dilakukan oleh berbagai komunitas dunia.

Di Indonesia, ada imbauan agar menggunakan air secukupnya saat mandi dan jangan berendam di bak mandi. Polwan Polresta Solo di hari 22 Maret itu turun ke Sungai Gajah Putih untuk membersihkannya dari sampah.

Baca Juga: 5 Hikmah Hidup Berjama’ah dalam Al-Qur’an dan Hadis

Di hari itu pula, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen terus memelihara dan menjaga air, baik kuantitas maupun kualitasnya. Hingga SD di Banyumas memperingati Hari Air dengan pertunjukan boneka bertema Pahlawan Penyelamat Air. Dan banyak lagi cara masyarakat untuk mengingatkan publik tentang pentingnya menghemat air dan menjaga kebersihan air.

Di ibu kota Indonesia, DKI Jakarta, Gubernur Anies Baswedan pun sedang memerangi penggunaan air tanah yang melanggar aturan. Bermodal putusan Mahkamah Agung yang memerintahkan penghentian swastanisasi air, Sang Gubernur bertekad untuk menyelamatkan air dan tanah Jakarta.

Air pun tidak bisa lepas hubungannya dengan umat Islam sebagai agama yang memiliki motto “rahmatan lil ‘alamin”.

Jika meninjau kembali cara Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersuci dan ajarannya mengenai air dan buang air, maka di dalamnya ada pendidikan bagaimana seharusnya seorang Muslim menggunakan air.

Baca Juga: Al-Jama’ah, Kunci Kesuksesan Dunia dan Akhirat

Imam Ahmad telah meriwayatkan dalam musnadnya, dari hadits Abdillah bin Amr, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melewati Sa‘ad yang sedang berwudu, maka beliau mengatakan, “Jangan berlebihan!” maka Sa‘ad berkata, “Ya Rasulullah apakah ada berlebihan dalam masalah air?” Beliau berkata, “Ya, walaupun engkau berada pada sungai yang mengalir.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ahmad, tapi Al-Albani menyatakan, hadits ini dhaif)

Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya secara marfu’, dan lafaznya dari riwayat Jabir radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

يُجْزِىءُ مِنَ الْغُسْلِ الصَّاعُ، وَمِنَ الْوُضُوءِ الْمُدُّ.

Artinya, “Satu sha cukup untuk mandi, sedangkan untuk wudu satu mud.” (HR. Ahmad, Abu Dawud. Hadits sahih)

Baca Juga: Kebersamaan dalam Jama’ah, Kekuatan yang Terlupakan

Satu shaa sekitar 2-3 liter air dan satu mud sekitar setengah liter air.

Sebagai bentuk bahwa orang Islam wajib menjaga kebersihan air, maka kita dilarang buang air kecil di air yang tergenang.

Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan,

عَنْ جَابِرٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ نَهَى أَنْ يُبَالَ فِى الْمَاءِ الرَّاكِدِ.

Baca Juga: Amerika-Israel, Dua Serigala Berbulu Domba di Panggung Dunia

Dari Jabir, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, bahwasanya beliau melarang kencing di air yang tergenang.”

Sebenarnya Allah terus memberi limpahan air bersih kepada manusia. Namun, pelanggaran dan pengrusakan lingkungan yang dilakukan oleh manusia telah merubah air hujan sebagai sumber air bersih menjadi tidak bermamfaat bagi manusia.

Dapat dibayangkan, betapa banyak jumlah air banjir yang sebenarnya bisa menjadi sumber air untuk kehidupan jika lingkungan dapat ramah menerima air hujan dan menjadikannya air bersih bagi manusia. (A/RI-1/RS1)

 

Baca Juga: Ketika HAM Jadi Dagangan, Palestina Jadi Korban

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Kolom
Indonesia
Internasional