MENJAGA AMANAH ALLAH

(Foto: ZM/MINA)
(Foto: ZM/MINA)

Oleh: Zaenal Muttaqin*

Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَخُونُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ وَتَخُونُوٓاْ أَمَـٰنَـٰتِكُمۡ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”. (QS. Al-Anfal: 27)

Kata sebagaimana disebutkan pada ayat tersebut, mempunyai akar kata yang sama dengan kata dan aman, sehingga mukmin berarti beriman dan mendatangkan keamanan, juga memberi dan menerima amanah.

Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menyebutkan bahwa: “Amanat ialah semua pembebanan , dan menerima beban itu dengan melaksanakan semua perintah dan menjauhi larangan dengan segala konsekuensinya. Jika ia melaksanakan beban itu, diberi pahala dan ganjaran, sebaliknya, jika ia tinggalkan, ia akan dihukum dan disiksa”.

Dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama, amanat Allah kepada manusia itu antara lain:

  1. Ilmu pengetahuan yang Allah berikan pada manusia. Amanah ilmu ini harus ditunaikan dengan mengamalkan dan mengajarkannya pada orang lain. Rasulullah Shalallahu Aalaihi Wasalam mengecam keras orang yang berkhianat dalam hal ilmu tersebut.

Beliau bersabda:

من سئل عن علم فكتمه ألجم بلجام من نار يوم القيامة

“Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu pengetahuan, lalu menyembunyikannya, niscaya dia akan dikekang di hari kiamat dengan kekangan yang terbuat dari api neraka”. (HR. Tirmidzi dan Abu Daud)

  1. Pekerjaan atau usaha tempat mencari rizki adalah amanat Allah yang harus ditunaikan dan dipelihara, dengan menepati waktu dan kejujuran. Menyia-nyiakan waktu dalam tugas kerja adalah . Begitu juga korupsi, menyalahgunakan jabatan, manipulasi data dan sebagainya adalah khianat. Jika semua pegawai jujur dalam menunaikan amanat mereka, pastilah bangsa akan maju pesat dan pembangunan akan berjalan lancar, sehingga target yang telah ditentukan mudah tercapai.
  2. Isteri atau suami adalah amanat Allah, karena itu masing-masing harus memelihara satu sama lain. Suami harus memelihara hak-hak isteri, seperti memberinya nafkah dan membimbing agamanya. Sebaliknya isteri harus memelihara hak-hak suami, seperti mentaati dan melayani sebaik-baiknya.
  3. Anak yang telah dikaruniakan Allah pada kita adalah amanat. Untuk memelihara amanat ini, orangtua harus menunaikan hak-hak anak dengan sebaik-baiknya. Abul Hasan meriwayatkan bahwa suatu hari seseorang bertanya pada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, apakah hak anakku terhadapku?” Nabi menjawab, “Engkau baguskan nama dan pendidikannya, lalu kau tempatkan ia di tempat yang baik”.
  4. Harta, rumah, pakaian dan semua yang Allah berikan adalah amanah. Semuanya harus ditunaikan haknya dengan dikeluarkan sedekah dan zakatnya serta dipelihara dengan baik.

Apabila semua amanah tersebut ditunaikan ,maka kita akan memperoleh kekayaan rohani yang tak ternilai banyaknya. Rasulullah SAW bersabda: “Empat perkara yang jika engkau pelihara baik-baik, kayalah engkau walaupun banyak kemegahan dunia yang tidak engkau capai, yaitu: Memelihara amanat, berkata jujur, perangai yang baik, mengendalikan kerakusan makan”. (HR. Ahmad).

Wallahu a’lam bish showaab. (R/11/P2 )

*Wartawan di Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0