Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menjaga Diri dari Godaan Duniawi di Akhir Ramadhan

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 24 detik yang lalu

24 detik yang lalu

0 Views

ilustrasi godaan dunia (foto: Fpik)

RAMADHAN adalah bulan yang penuh keberkahan dan rahmat. Dalam bulan ini, setiap muslim berlomba-lomba memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Namun, menjelang akhir Ramadhan, godaan duniawi seringkali semakin menguat.

Bagi sebagian orang, harga kebutuhan pokok yang meningkat, persiapan mudik dan menyambut Idul Fitri, tuntutan dari keluarga dan tekanan ekonomi lainnya menjadi ujian berat. Di sisi lain, akhir Ramadhan adalah momen krusial yang menentukan apakah kita berhasil meraih keberkahan bulan suci ini atau justru terseret oleh godaan dunia.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

مَن كَانَ یُرِیدُ ٱلۡحَیَوٰةَ ٱلدُّنۡیَا وَزِینَتَهَا نُوَفِّ إِلَیۡهِمۡ أَعۡمَـٰلَهُمۡ فِیهَا وَهُمۡ فِیهَا لَا یُبۡخَسُونَ (15) أُو۟لَـٰۤىِٕكَ ٱلَّذِینَ لَیۡسَ لَهُمۡ فِی ٱلۡـَٔاخِرَةِ إِلَّا ٱلنَّارُۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا۟ فِیهَا وَبَـٰطِلࣱ مَّا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ (16)

Baca Juga: Bulan Ramadhan Ibarat Permainan Ular Tangga, Dimana Posisi Kita?

“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud [11]: 15-16).

Ayat ini menjadi pengingat bagi kita bahwa orientasi hidup yang hanya berfokus pada duniawi dapat menyebabkan kerugian besar di akhirat. Akhir Ramadhan menjadi waktu yang sangat penting untuk menakar apakah ibadah kita selama sebulan penuh dapat mengalahkan keinginan hawa nafsu.

Ketika harga kebutuhan melonjak, sebagian orang tergoda untuk sibuk mencari tambahan penghasilan, bahkan dengan cara yang tidak halal. Hal ini tentu menjadi ujian tersendiri.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

Baca Juga: Gila Hormat dalam Perspektif Ilmiah dan Syariat Islam

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Namun, ampunan tersebut tidak diraih dengan sekadar menahan lapar dan dahaga, melainkan dengan menjaga keimanan dan ketaatan hingga akhir Ramadhan.

Teladan Rasulullah SAW dan Para Sahabat

Baca Juga: Tarawih Express: Antara Kecepatan dan Kekhusyukan

Rasulullah SAW memberikan contoh yang sangat indah dalam mengisi akhir Ramadhan. Dalam sepuluh hari terakhir, beliau meningkatkan ibadah dengan melakukan i’tikaf di masjid. Aisyah RA berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ

“Nabi Muhammad SAW biasa melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkan beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim).

I’tikaf adalah bentuk ibadah yang melibatkan fokus penuh kepada Allah, jauh dari kesibukan duniawi. Rasulullah SAW memanfaatkan momen ini untuk memperbanyak shalat malam, membaca Al-Qur’an, dan berdoa. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kualitas ibadah hingga detik terakhir Ramadhan.

Baca Juga: Defisit Amal: Sebab dan Solusi Menurut Islam

Para sahabat juga mengikuti teladan Rasulullah. Umar bin Khattab RA, misalnya, dikenal sebagai sosok yang sangat tegas menjaga dirinya dari godaan duniawi. Dalam riwayat, beliau sering mengingatkan keluarganya untuk bersikap zuhud dan memprioritaskan akhirat di atas segalanya, terutama di momen-momen krusial seperti akhir Ramadhan.

Para ulama juga memberikan nasihat berharga untuk menghindari godaan duniawi di akhir Ramadhan. Imam Al-Ghazali, misalnya, mengingatkan bahwa hati seorang muslim harus senantiasa dipenuhi dengan dzikir dan syukur kepada Allah.

Menurutnya, kesibukan duniawi yang berlebihan akan membuat seseorang kehilangan keberkahan Ramadhan.

Sementara itu, Imam Ibn Qayyim Al-Jauziyah juga menekankan pentingnya mengisi akhir Ramadhan dengan amal ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah. Beliau berkata, “Amal yang paling baik adalah amal yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan konsistensi, terutama di momen-momen akhir yang menentukan.”

Baca Juga: Kebiadaban Zionis Israel di Bulan Ramadhan

Agar tidak terjebak dalam godaan duniawi di akhir Ramadhan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:

Perbanyak Ibadah di Malam Hari Fokuskan waktu untuk shalat malam, membaca Al-Qur’an, dan berdoa. Malam-malam terakhir Ramadhan memiliki keutamaan besar, terutama Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan (QS. Al-Qadr: 3).

Kelola Keuangan dengan Bijak Buatlah anggaran yang sesuai kebutuhan dan hindari pemborosan. Kesederhanaan adalah bagian dari sunnah Nabi SAW.

Ikut Serta dalam Kegiatan Sosial Bersedekah kepada fakir miskin adalah cara efektif untuk mengalihkan fokus dari godaan duniawi sekaligus mendapatkan pahala besar. Rasulullah SAW bersabda:

Baca Juga: Qia, Balita Tasikmalaya, Kirimkan Cinta untuk Anak-Anak Palestina Lewat Celengan

أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ

“Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi).

Lakukan I’tikaf Jika Memungkinkan Meskipun tidak harus penuh sepuluh hari, beberapa hari saja dapat memberikan dampak besar terhadap kualitas ibadah dan ketenangan hati.

Menyambut Idul Fitri dengan Hati yang Bersih

Baca Juga: 9 Kiat Mudik Aman

Idul Fitri adalah momen kemenangan setelah melewati ujian Ramadhan. Namun, kemenangan ini hanya benar-benar dirasakan oleh mereka yang berhasil menahan godaan duniawi hingga akhir.

Sebaliknya, mereka yang sibuk dengan urusan dunia mungkin akan kehilangan esensi dari Idul Fitri itu sendiri.

Allah berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ

Baca Juga: Akhlak Rasulullah sebagai Teladan Kehidupan

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami ialah Allah,’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan kepadamu.'” (QS. Fussilat: 30).

Ayat ini mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada dunia, tetapi pada kepastian surga bagi orang-orang yang istiqamah.

Menahan godaan duniawi di akhir Ramadhan adalah ujian besar yang menentukan apakah kita mampu meraih keberkahan dan ampunan Allah. Dengan mengikuti teladan Rasulullah, para sahabat, dan ulama, kita dapat menjaga fokus ibadah hingga detik terakhir.

Jangan biarkan kesibukan dunia mengalahkan semangat kita untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Budaya Mudik

Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang meraih kemenangan sejati di bulan Ramadhan dan menyambut Idul Fitri dengan hati yang bersih. Seperti yang Rasulullah SAW sabdakan:

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ

“Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu Tuhannya.” (HR. Bukhari dan Muslim). []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Agar Mudik Bernilai Ibadah

Rekomendasi untuk Anda

Ramadhan 1446 H
Ramadhan 1446 H