RAMADHAN adalah bulan yang penuh berkah, di mana setiap detiknya memiliki potensi untuk menjadi ladang pahala yang berlipat ganda. Setiap Muslim tentu mendambakan untuk mengisi bulan suci ini dengan ibadah yang maksimal, mendekatkan diri kepada Allah, serta meraih keberkahan dan ampunan-Nya.
Namun, bagi seorang muslimah di era modern, menjaga kualitas ibadah di tengah kesibukan rumah tangga seringkali menjadi tantangan yang lebih kompleks daripada sebelumnya.
Di zaman sekarang, tantangan yang dihadapi oleh muslimah tidak hanya terbatas pada urusan domestik, tetapi juga dipengaruhi oleh dinamika kehidupan modern.
Tantangan Muslimah di Bulan Ramadhan
Baca Juga: Panduan Shalat Tarawih di Rumah untuk Muslimah
- Tuntutan Pekerjaan dan Karir
Banyak muslimah saat ini tidak hanya mengurus rumah tangga, tetapi juga memiliki tanggung jawab di dunia kerja. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 54% perempuan Indonesia berusia 15-64 tahun aktif dalam angkatan kerja. Hal ini membuat mereka harus membagi waktu antara pekerjaan, keluarga, dan ibadah.
- Distraksi Digital
Kemajuan teknologi dan media sosial seringkali menjadi penghalang untuk fokus beribadah. Survei dari We Are Social tahun 2024 menyebutkan bahwa rata-rata orang Indonesia menghabiskan 7 jam 36 menit per hari untuk menggunakan internet, dengan media sosial sebagai aktivitas utama. Waktu yang sangat banyak untuk dihabiskan menatap layar yang bisa mengurangi waktu dan konsentrasi untuk ibadah.
- Tekanan Sosial dan Ekspektasi
Di era sosial media, banyak muslimah merasa tertekan untuk memenuhi standar ideal dalam mengurus rumah tangga, penampilan, dan kehidupan sosial. Hal ini dapat menimbulkan stres dan kelelahan emosional, yang berdampak pada kualitas ibadah. Istilah standar media sosial muncul yang mengakibatkan seseorang memiliki ekspektasi terlalu tinggi terhadap hidupnya.
- Keterbatasan Waktu untuk Diri Sendiri
Dengan padatnya aktivitas sehari-hari, banyak muslimah merasa kesulitan meluangkan waktu untuk diri sendiri, termasuk untuk beribadah secara khusyuk, terutama para muslimah yang sudah memiliki anak. Sebuah studi dari Journal of Family Issues (2022) menunjukkan bahwa 70% ibu rumah tangga merasa tidak memiliki waktu yang cukup untuk kegiatan pribadi, termasuk ibadah. Di Bulan Ramadhan, para muslimah sering merasa kehabisan waktu untuk hanya sekedar beribadah yang khusyu selama Ramadhan. Dari mulai Bangun tidur menyiapkan sahur, mengurus anak, mendidik anak, menyiapkan menu berbuka, dan masih banyak lagi lainnya.
Baca Juga: Puasa pada 29 dan 30 Sya’ban, Bagaimana Hukumnya?
Strategi Muslimah dalam Memaksimalkan Ibadah Ramadhan
Meskipun tantangan semakin berat, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan oleh muslimah untuk tetap menjaga kualitas ibadah di tengah kesibukan.
- Manajemen Waktu yang Efektif
Buat jadwal yang terstruktur untuk membagi waktu antara pekerjaan, keluarga, dan ibadah. Misalnya, tetapkan waktu khusus untuk membaca Al-Qur’an setelah shalat Subuh atau sebelum tidur. Selain itu, cobalah prioritaskan amalan Inti. Fokus pada amalan yang memiliki nilai tinggi, seperti shalat wajib, membaca Al-Qur’an, dan sedekah.
إذا صلت المرأة خمسها وصامت شهرها وحفظت فرجها وأطاعت زوجها قيل لها ادخلي الجنة من أي أبواب الجنة شئت
Baca Juga: Panduan Ramadhan bagi Muallaf, Memulai Perjalanan Spiritual dengan Iman
“Apabila seorang isteri mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya (menjaga kehormatannya), dan taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk Surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya”. (HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany)
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada para wanita,
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ وَلَوْ مِنْ حُلِيِّكُنَّ ، فَإِنَّكُنَّ أَكْثَرُأَهْلِ جَهَنَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
Wahai kaum wanita, bersedekahlah! Meskipun dengan perhiasan kalian. Sesungguh-nya pada hari Kiamat kalian adalah penghuni neraka Jahannam yang paling banyak”. (HR. At-Tirmidzi (no. 635), Ahmad (I/425, 433), al-Hâkim (IV/603), dan Ibnu Hibbân (no. 4234–At-Ta’lîqâtul Hisân)
Baca Juga: Sambut Hari Pertama Ramadhan, Ini yang Perlu Kamu Lakukan
- Memanfaatkan Teknologi Secara Positif
Teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas ibadah. Aplikasi Al-Qur’an membantu tilawah lebih praktis, kajian online memudahkan akses ilmu, dan timer ibadah dapat menjadi pengingat agar tidak melewatkan amalan penting. Dengan pendekatan yang tepat, ummahat bisa tetap menjalani ibadah dengan optimal tanpa mengabaikan tanggung jawab lainnya. Ganti waktu scrolling media sosial dengan mendengarkan podcast atau menonton video kajian Islami dari ulama terpercaya.
- Teknik Multitasking
Perempuan dikenal sebagai multitasking, dimana dapat mengerjakan beberapa hal dalam satu waktu. Kemampuan tersebut dapat digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan pundi-pundi pahala, disamping mengerjakan pekerjaan di kantor atau di rumah. Contoh-contoh aktivitas multitasking yang dapat dilakukan seperti, berdzikir saat mencuci atau membersihkan rumah, mendengarkan kajian islami saat sedang mengasuh anak, murajaah hafalan Al-Quran saat menidurkan anak, membaca Al-Quran saat sedang di kendaraan ketika berangkat atau pulang dari kantor, dan masih banyak lainnya.
- Melibatkan Keluarga dalam Ibadah
Ajak anak-anak untuk berpartisipasi dalam ibadah, seperti shalat tarawih berjamaah, membuat kalender Ramadhan, atau menghafal doa-doa pendek, memperdengarkan kisah-kisah islami. Studi dari Harvard University (2021) menunjukkan bahwa anak-anak yang diajak berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan sejak dini cenderung memiliki pemahaman spiritual yang lebih baik.
Selain itu, dalam urusan pekerjaan rumah dapat berkolaborasi dengan suami dan anak. Diskusikan pembagian tugas rumah tangga agar beban tidak hanya jatuh pada satu pihak. Hal ini sejalan dengan prinsip Islam yang menekankan kerjasama dalam keluarga. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
Baca Juga: Tips Aman Puasa Ramadhan Bagi Ibu Menyusui
وَمِنْ اٰيٰتِهٖۤ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَا جًا لِّتَسْكُنُوْۤا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰ يٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum 30: Ayat 21)
- Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
Agar ibadah dan tanggungjawab lainnya berjalan dengan seimbang dan baik, maka seorang muslimah wajib menjaga pola makan. Konsumsi makanan bergizi saat sahur dan berbuka untuk menjaga stamina. Hindari makanan berlebihan yang bisa menyebabkan lesu dan malas, serta makanan dan minuman yang tinggi gula. Selain itu, sisihkan waktu untuk tidur siang singkat (qailulah) yang dianjurkan dalam Islam. Tidur siang selama 20-30 menit terbukti meningkatkan produktivitas dan konsentrasi.
- Mengurangi Distraksi Digital
Batasi penggunaan media sosial agar tetap khusyuk dalam ibadah. Tetapkan waktu khusus untuk membuka media sosial, misalnya hanya 10 menit per hari. Bila mampu, hindari interaksi dengan media sosial untuk hal-hal yang sia-sia. Selain itu, matikan notifikasi saat beribadah atau menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga.
Baca Juga: Di Tengah Kehancuran Gaza, Para Janda Berjuang Menghidupi Anak-anaknya
Menjadi muslimah tangguh di era modern bukanlah hal yang mustahil. Dengan manajemen waktu yang baik, dukungan keluarga, serta niat yang lurus, seorang muslimah bisa tetap produktif sekaligus memaksimalkan ibadah pada bulan Ramadhan. Setiap aktivitas yang dilakukan dengan keikhlasan, dari mengurus rumah hingga membimbing anak, bisa menjadi ladang pahala.
Fakta-fakta dan data di atas menunjukkan bahwa tantangan memang ada, tetapi solusi dan inspirasi juga tersedia. Dengan strategi yang tepat, Ramadhan dapat menjadi bulan penuh berkah dan transformasi bagi muslimah dalam menjalankan peran mereka dengan lebih bermakna. Fokus pada kualitas amalan dengan penuh keikhlasan dan kekhusyukan, bukan pada kuantitas atau jumlahnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: EcoMasjid Luncurkan Gerakan Berbagi Makanan Lebih di Ramadhan