Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menjaga Pikiran dan Jiwa: Kunci Kesehatan Mental di Era Modern

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 24 detik yang lalu

24 detik yang lalu

0 Views

Dalam era modern yang penuh tantangan, menjaga kesehatan mental menjadi semakin penting. (foto: ig)

KESEHATAN mental merupakan aspek integral dari kesejahteraan manusia yang memengaruhi cara berpikir, merasa, dan bertindak. Dalam era modern yang penuh tantangan, menjaga kesehatan mental menjadi semakin penting. Berbagai penelitian ilmiah telah mengidentifikasi faktor-faktor utama yang mendukung kesehatan mental, yang dapat dijadikan pedoman untuk meningkatkan kualitas hidup.

Salah satu faktor utama yang mendukung kesehatan mental adalah adanya rasa tujuan hidup. Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Geriatric Psychiatry menunjukkan bahwa individu yang memiliki rasa tujuan hidup yang kuat memiliki risiko 28% lebih rendah untuk mengalami penurunan kognitif seperti demensia, meskipun mempertimbangkan faktor-faktor seperti pendidikan, depresi, dan risiko genetik . Rasa tujuan hidup ini dapat ditemukan melalui hubungan interpersonal, kegiatan sukarela, spiritualitas, pencapaian pribadi, atau membantu orang lain.

Selain itu, dukungan sosial juga memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan mental. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Frontiers in Psychology menemukan bahwa dukungan dari keluarga dan pasangan signifikan dalam mengurangi stres yang dirasakan, meningkatkan perasaan positif, serta mengurangi kecemasan dan depresi. Namun, dukungan dari teman tidak menunjukkan efek mediasi yang signifikan, menyoroti pentingnya kualitas hubungan interpersonal dalam mendukung kesehatan mental.

Faktor lingkungan sosial dan struktural juga memengaruhi kesehatan mental. Penelitian yang diterbitkan dalam Psychiatry Research mengidentifikasi bahwa kondisi struktural seperti pendapatan, pekerjaan, status sosial ekonomi, pendidikan, keamanan pangan, perumahan, dukungan sosial, diskriminasi, dan kondisi sosial serta fisik lingkungan tempat tinggal dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang . Kondisi-kondisi ini dapat berfungsi sebagai faktor pelindung atau risiko bagi kesehatan mental individu.

Baca Juga: Menkes: Keputusan Kenaikan Tarif BPJS Kesehatan Sedang Dibahas

Selain faktor sosial, faktor individu seperti kualitas tidur dan aktivitas fisik juga berkontribusi terhadap kesehatan mental. Sebuah studi yang diterbitkan dalam BMC Public Health menunjukkan bahwa kualitas tidur yang baik dan rutinitas olahraga yang terencana dan dilaksanakan dengan baik memiliki dampak positif pada kesehatan mental mahasiswa. Variabel perilaku harian seperti kualitas tidur, olahraga terencana, evaluasi diri, jumlah tugas harian yang direncanakan, dan tingkat penyelesaian tugas harian berpengaruh signifikan terhadap kesehatan mental mahasiswa.

Pendidikan dan kesadaran tentang kesehatan mental juga penting dalam mendukung kesejahteraan jiwa. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan dan kesadaran serta pengurangan stigma tentang penyakit mental dapat mempromosikan deteksi dini penyakit mental, meningkatkan hasil kesehatan mental, dan memperbaiki layanan kesehatan mental . Program-program seperti Mental Health First Aid telah terbukti meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan mental, kepercayaan diri dalam membantu orang lain yang mengalami kesulitan, dan perbaikan dalam kesejahteraan mental individu yang mengikuti program tersebut.

Selain itu, faktor biologis seperti genetika, kesehatan fisik, diet, tidur, dan usia juga memengaruhi kesehatan mental. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa faktor-faktor psikologis dan biologis individu seperti keterampilan emosional, penggunaan zat, dan genetika dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental . Pemahaman tentang faktor-faktor ini penting untuk pendekatan yang holistik dalam menjaga kesehatan mental..

Perubahan iklim dan kondisi cuaca ekstrem juga dapat memengaruhi kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa suhu ekstrem dapat meningkatkan tingkat bunuh diri, kejahatan, kekerasan, kecemasan, dan depresi. Peningkatan suhu dapat mengganggu tidur, merusak fungsi otak, dan memengaruhi neurotransmiter pengatur suasana hati seperti serotonin, yang meningkatkan risiko kejadian kesehatan mental yang merugikan, terutama pada mereka yang sudah menderita gangguan kesehatan mental.

Baca Juga: Waspada! Food Tray Diduga Mengandung Lemak Babi di Progam MBG, Begini Penjelasannya

Selain itu, pengalaman masa kecil yang penuh kekerasan atau pengabaian dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan mental. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam JAMA Psychiatry menemukan bahwa penyalahgunaan fisik, seksual, atau emosional dan pengabaian sebelum usia 18 tahun merupakan faktor penyumbang utama kondisi kesehatan mental pada orang dewasa, termasuk upaya bunuh diri, perilaku menyakiti diri sendiri, dan depresi.

Terakhir, penting untuk diingat bahwa kesehatan mental adalah bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan. Gangguan kesehatan mental dapat memengaruhi kualitas hidup, hubungan, pekerjaan, dan tujuan jangka panjang. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental harus menjadi prioritas, dengan pendekatan yang mencakup dukungan sosial, pendidikan, kesadaran, dan perhatian terhadap faktor-faktor individu dan lingkungan.

Dengan memahami dan mengelola faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera. Investasi dalam kesehatan mental bukan hanya investasi dalam individu, tetapi juga dalam masa depan kolektif kita.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Tips Islami Menjaga Mata Tetap Sehat

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
MINA Health
MINA Health