Banyubiru, Kabupaten Semarang, MINA – Kegiatan yang mengusung tema “Menjaga Toleransi Di saat Pandemi” dilaksanakan di dua titik tempat ibadah, yakni Masjid Al-Muttaqin, Kayuwangi; dan Kapel Fransiskus Xaverius XVII, Kayuwangi, Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jumat (25/9),
Kegiatan gotong royong ‘Giat Bareng’ sebagai bentuk tindak lanjut komitmen sinergitas empat kelompok komunitas warga Kabupaten Semarang, kembali digelar pekan ini.
Kegiatan Bakti Sosial membersihkan tempat ibadah dilakukan oleh Komunitas Sahabat Babinsa, Komunitas Sego Jum’at Ambarawa, Komunitas Sayur Barokah Ngablak Magelang dan Pesantren Lansia Raden Rahmat Banyubiru. Demikian keterangan tertulis Suliyan penggagas kegiatan ini yang diterima MINA.
Mereka bergotong royong membersihkan masjid dan kapel yang lokasinya saling berhadapan dan dipisahkan jalan sepetak.
Baca Juga: Shuling Kota Sabang, Ustaz Arif Ramdan Ajak Jamaah Peduli Masjid Al-Aqsa
Suliyan, yang juga mewakili Komunitas Sahabat Babinsa menuturkan, sasaran kegiatan ini adalah untuk tempat ibadah dan sekolah, yang selama pandemi ini ditinggalkan jamaah dan siswanya dikarenakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Kegiatan ini memang diperuntukkan bagi warga, khususnya para jamaah masjid atau gereja dan sekolah-sekolah, dalam masa pandemi ini,” kata Suliyan.
Diakuinya, kegiatan Giat Bareng bersih-bersih tempat ibadah ini sudah berjalan sejak pandemi dimulai Maret lalu, tujuannya adalah agar tercipta toleransi antar warga dan warga senang datang ke tempat ibadah di lingkungan yang bersih.
“Ya, kami sudah memulainya sejak Maret lalu hingga hari ini, sehingga ketika pandemi usai, mereka tetap bisa beribadah dengan baik di lingkungan yang bersih, selain itu terciptanya kerukunan dan toleransi dalam beribadah antar warga,” imbuh Suliyan.
Baca Juga: Kumpulan Khutbah Jumat tentang Bahaya Judi Online Dikebut
Imam Masjid Al Muttaqin Gedong, Kiai Ahmad Saifuddin menyatakan masyarakat Gedong sangat majemuk namun tetap kompak dalam kebersamaan.
“Ada yang beragama Islam, Katolik, dan Buddha. Saat bermasyarakat sangat kompak. Tidak ada masalah. Ada kegiatan bersama-sama, saling menyayangi,” ujarnya.
Tidak hanya sinergi empat komunitas saja, kelompok masyarakat lainnya di sekitar Kabupaten Semarang dan Salatiga juga terjun langsung dalam kegiatan bakti sosial ini.
Kelompo itu seperti Perangkat Pemerintah Desa Gedong, Pramuka Saka Wira Kartika Kota Salatiga, Komunitas Relawan Jum’at Bersih Banyubiru, Rumah Zakat Indonesia, Koalisi Perempuan Indonesia Kabupaten Semarang, Relawan Peduli Sampah Kabupaten Semarang, Siswa SD Gedong Dua beserta guru, Diresiki Laundry Banyubiru, MJ Steel Salatiga, dan Remaja Masjid/Gereja/Karangtaruna Kayuwangi.
Baca Juga: Rakor Haji untuk Maksimalkan Penyelenggaraan Tahun Depan
Dalam pelaksanaannya, kegiatan bakti sosial ini tetap mengedepankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah 3M (Menjaga jarak, Menggunakan masker dan Mencuci tangan).
“Tentu kami sadar betul, di tengah pandemi ini kita tetap saling jaga, agar tidak terjadi penumpukan massa, kami membagi tugas di beberapa tempat, sehingga standar protokol kesehatan tetap yang utama,” pungkas Suliyan.
Kepala Desa (Kades) Gedong, Banyubiru, Kabupaten Semarang, Suradi mengakui paling tidak sebulan sekali warga bersama komunitas secara bersama-sama membersihkan dua tempat ibadah yang saling berhadapan di desa tersebut.
Suradi menyebut Kapel Fransiskus Xaverius XVII dan Masjid Al Muttaqin dibangun sekitar 1980-an. Selama puluhan tahun juga, masyarakat Gedong juga hidup berdampingan.
Baca Juga: Menag Ajak Ribuan Jamaah Umrah Doakan Kemajuan Indonesia dan Perjuangan Palestina
“Selama 30 tahunan di sini tak ada yang namanya konflik. Kami hidup berdampingan dan saling tolong-menolong,” katanya.(R/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Wali Santri Ponpes Al-Fatah Samarinda Serahkan Donasi Pembangunan RSIA di Gaza