Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menjaga Ukhuwah Islamiyah dalam Kehidupan Berjama’ah

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - 20 detik yang lalu

20 detik yang lalu

0 Views

Ukhuwah dalam hidup berjama'ah itu ibarat pohon berdiri kokoh dan tertata rapi (foto :ig)

Ukhuwah Islamiyah adalah salah satu pilar penting dalam agama Islam yang bertujuan untuk menjaga persatuan, kebersamaan, dan keharmonisan di antara umat Islam. Dalam konteks kehidupan berjama’ah, ukhuwah Islamiyah menjadi landasan dalam menciptakan hubungan yang harmonis, kokoh, dan saling mendukung antaranggota jamaah. Konsep ini tidak hanya berbasis pada prinsip-prinsip syariat, tetapi juga memiliki relevansi praktis dalam kehidupan sosial dan keagamaan.

Secara etimologis, ukhuwah berasal dari kata bahasa Arab أخوة (akhūwah) yang berarti persaudaraan. Dalam terminologi Islam, ukhuwah Islamiyah merujuk pada persaudaraan yang didasarkan pada iman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan dasar yang kuat bagi konsep ukhuwah ini. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara. Karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.”  (Qs. Al-Hujurat: 10)

Hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam juga memperkuat pentingnya ukhuwah dalam Islam,

Baca Juga: Apa yang Harus Diketahui tentang Masjid Al-Aqsa dan Konflik Palestina

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh turut merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Prinsip-Prinsip Ukhuwah Islamiyah

Dalam konteks hidup berjama’ah, ukhuwah Islamiyah menjadi pilar utama yang memastikan harmoni, kebersamaan, dan keberlangsungan perjuangan bersama. Ketika setiap individu dalam jama’ah memahami dan mengamalkan prinsip-prinsip ukhuwah Islamiyah, maka akan terbangun lingkungan yang saling mendukung, penuh kasih sayang (ruhama), dan teguh (istiqomah) di atas jalan kebenaran. Sebaliknya, ketidaktahuan atau pengabaian terhadap prinsip ini dapat mengakibatkan perpecahan dan melemahkan kekuatan jama’ah.

Tentu saja, memahami prinsip-prinsip ukhuwah Islamiyah bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga kebutuhan mendasar untuk menjaga kesatuan dalam keberagaman. Jama’ah yang terdiri dari berbagai latar belakang, karakter, dan pengalaman hidup berbeda membutuhkan landasan persaudaraan yang kuat agar tetap bersatu dalam satu visi dan misi. Dalam Islam, ukhuwah tidak hanya sebatas hubungan emosional, tetapi juga melibatkan tanggung jawab sosial, spiritual, dan moral yang saling menguatkan.

Baca Juga: Relevansi Masjid Al-Aqsa dalam Gerakan Islam Kontemporer

Selain itu, ukhuwah Islamiyah berfungsi sebagai cerminan akhlak mulia yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam praktiknya, ukhuwah menjadi wadah untuk saling menasihati dalam kebaikan, menguatkan dalam kesabaran, serta mendorong terlahirnya lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan iman dan amal. Oleh karena itu, memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ukhuwah Islamiyah adalah langkah strategis dalam membangun jama’ah yang kokoh dan diridhai Allah Ta’ala.

Berikut ini adalah beberapa prinsip utama yang harus diterapkan oleh setiap ikhwan akhwat yang sudah menetapi kehidupan berjama’ah.

Pertama, Iman dan Takwa sebagai Landasan. Persaudaraan dalam Islam tidak didasarkan pada hubungan darah, ras, atau status sosial, melainkan pada iman dan takwa. Hal ini menegaskan bahwa ukhuwah Islamiyah bersifat universal dan melintasi batas-batas geografis. Karena itu pesannya adalah kuatkan iman, tingkatkan selalu takwa agar keindahan hidup berjama’ah itu bukan hanya retorika hampa dan basa basi belaka.

Berikut ini adalah di antara sekian banyak cara untuk meningkatkan iman dan takwa dalam kehidupan berjama’ah antara lain sebagai berikut.

Baca Juga: First Aider dalam Pandangan Islam

  • Selalu berupaya untuk memperkuat pemahaman agama dengan cara: pertama, mengikuti majelis ilmu bersama jama’ah untuk memperdalam pemahaman tentang Al-Qur’an, hadis, dan ajaran Islam. Kedua, membiasakan membangun budaya diskusi dan musyawarah yang membangun, berbasis pada ilmu dan panduan agama, untuk memperkuat keyakinan dan amal.
  • Memperbanyak amal ibadah secara berjama’ah, ini bisa dilakukan dengan cara: pertama, melaksanakan shalat berjamaah, terutama shalat lima waktu di masjid atau mushala, untuk mempererat ukhuwah. Kedua, mengadakan kegiatan ibadah bersama seperti tilawah Al-Qur’an dan mentadabburinya, qiyamul lail, atau sedekah kolektif untuk meningkatkan spiritualitas.
  • Menjaga ukhuwah Islamiyah. Antara lain bisa dilakukan dengan cara; pertama, menjalin hubungan yang baik antaranggota jamaah dengan saling membantu, menghormati, dan menjaga kepercayaan. Kedua, menghindari sifat negatif seperti hasad, ghibah, dan memutus silaturahmi yang dapat merusak kebersamaan.

Kedua, Saling Menyayangi dan Menghormati. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan pentingnya kasih sayang dan penghormatan di antara sesama muslim. Dalam kehidupan berjama’ah, ini diterapkan melalui sikap saling mendukung dan menghindari tindakan yang dapat menyakiti hati orang lain.

Berikut minimal ada tiga cara untuk menumbuhkan rasa saling menyayangi dan menghormati di antara ikhwan akhwat yang hidup berjama’ah. Pertama, menghargai perbedaan dan pendapat dengan cara: dengarkan dengan penuh perhatian saat orang lain berbicara, meskipun pendapat mereka berbeda dan hindari berprasangka atau memaksakan pandangan pribadi.

Kedua, menunjukkan kepedulian melalui tindakan. Bisa dilakukan dengan cara antara lain: tawarkan bantuan saat seseorang membutuhkannya tanpa diminta. Dan berikan kata-kata dukungan atau semangat untuk menunjukkan bahwa kita peduli atas kondisi ikhwan akhwat kita yang sedang teruji.

Ketiga, berkomunikasi dengan lembut dan sopan. Bisa dilakukan dengan cara antara lain: gunakan kata-kata yang baik dan nada bicara yang santun dalam berbicara. Dan hindari mengritik atau menyinggung perasaan orang lain, terutama di depan umum, walaupun nasehat dan kritik itu untuk kebaikan.

Baca Juga: Keutamaan Bulan Rajab

Ketiga, Menghindari Sikap Hasad dan Dengki. Dalam kehidupan berjama’ah yang harus menjadi perhatian penting adalah hindari yang namanya sikap hasad dan dengki. Hasad dan dengki adalah penyakit hati yang dapat merusak ukhuwah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا تَقَاطَعُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا

“Janganlah kalian saling hasad, saling benci, saling berpaling, dan saling memutus hubungan. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berikut ini adalah tiga cara di antara cara-cara lain untuk menghindari sikap hasad (iri hati) dan dengki. Pertama, meningkatkan rasa syukur. Hal ini bisa dilakukan dengan cara: fokus pada berkah yang telah kita terima, baik dalam hal materi maupun kebahagiaan. Hal ini penting karena rasa syukur membantu mengurangi perasaan iri terhadap apa yang dimiliki orang lain dan meningkatkan kepuasan diri.

Kedua, mengubah perbandingan dengan orang lain. Cara ini harus sering dilatih antara lain: alihkan fokus dari perbandingan dengan orang lain kepada pencapaian pribadi. Dan juga segera sadari bahwa setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda, dan kebahagiaan tidak diukur dengan membandingkan diri dengan orang lain.

Baca Juga: Perjuangan Heroik Dr. Hussam Abu Safiya di Rumah Sakit Terakhir yang Masih Beroperasi di Gaza

Ketiga, berlatih empati dan doa untuk kebaikan orang lain. Buat sebagian orang mungkin tidak mudah untuk berempati dan beroa untuk orang lain, tapi ikhwan akhwat dalam berjama’ah sudah semestinya melakukan dua hal penting itu. Cara melakukannya antara lain dengan: melatih diri untuk merasa bahagia atas keberhasilan orang lain. Lalu, doakan yang terbaik untuk mereka, karena dengan berdoa untuk kebaikan orang lain, hati kita akan menjadi lebih tenang dan jauh dari dengki.

Keempat, Menegakkan Keadilan dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Dalam kehidupan berjama’ah, ukhuwah Islamiyah harus diwujudkan dengan menjaga keadilan, serta saling menasihati dalam kebaikan dan kebenaran. Berikut tiga cara menegakkan keadilan dan melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dalam kehidupan berjama’ah.

Pertama, menegakkan keadilan dengan objektivitas. Bisa dilakukan dengan cara: berlaku adil dalam setiap situasi, tanpa membedakan latar belakang atau posisi seseorang. Dan pastikan keputusan yang diambil untuk kebaikan bersama dan tidak memihak, serta mendengarkan pendapat semua pihak dengan bijak.

Kedua, mengajak kepada kebaikan (amar ma’ruf) dengan teladan yang baik. Caranya berusahalah untuk menjadi contoh yang baik dalam perilaku sehari-hari, dan sebelum mengajak orang lain untuk berbuat baik, pastikan diri kita sendiri sudah mencerminkan nilai-nilai kebaikan, agar ajakan tersebut lebih efektif dan diterima dengan baik.

Baca Juga: Pengungsi Gaza Sambut Tahun Baru 2025 di Tengah Tenda yang Banjir

Ketiga, mencegah kemungkaran (nahi munkar) dengan pendekatan yang bijaksana. Caranya; jika melihat kemungkaran atau kesalahan, lakukan teguran dengan cara yang lembut dan penuh pengertian, hindari sikap kasar atau menghakimi. Yang tidak kalah penting adalah selalu ingat untuk memberikan kesempatan bagi orang lain untuk memperbaiki diri, dan jika diperlukan, bantu mereka dengan cara yang membangun.

Implementasi Ukhuwah Islamiyah dalam Kehidupan Berjama’ah

Kehidupan berjama’ah mencakup berbagai aspek, seperti ibadah, dakwah, pendidikan, dan kegiatan sosial. Berikut adalah beberapa bentuk implementasi ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan berjama’ah:

Pertama, ibadah berjama’ah. Shalat berjama’ah di masjid adalah salah satu bentuk nyata dari ukhuwah Islamiyah. Dalam shalat berjama’ah, setiap muslim berdiri sejajar tanpa memandang status sosial, menunjukkan persatuan dan kesetaraan di hadapan Allah Ta’ala.

Baca Juga: Tragedi Kematian Bayi-Bayi di Gaza akibat Kedinginan, Potret Krisis Kemanusiaan yang Mendalam

Kedua, musyawarah dalam pengambilan keputusan. Kehidupan berjama’ah memerlukan mekanisme pengambilan keputusan yang melibatkan semua anggota jamaah. Musyawarah merupakan sarana untuk mendengarkan pendapat, berbagi pandangan, dan mencapai kesepakatan bersama.

Ketiga, membantu sesama jama’ah. Membantu anggota jamaah yang membutuhkan, baik secara materi maupun non-materi, adalah wujud nyata dari ukhuwah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR. Muslim).’

Keempat, mendukung dakwah dan pendidikan islam. Ukhuwah Islamiyah juga diwujudkan dalam mendukung kegiatan dakwah dan pendidikan yang bertujuan untuk memperkuat keimanan dan pengetahuan anggota jamaah.

Para ulama memberikan perhatian besar terhadap pentingnya ukhuwah Islamiyah. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin menyebutkan bahwa persaudaraan dalam Islam adalah salah satu bentuk ibadah yang harus dijaga dan dikembangkan. Beliau juga menekankan pentingnya menjaga hati dari penyakit seperti iri dan benci yang dapat merusak ukhuwah.

Baca Juga: Puasa Rajab, Dalil dan Pendapat para Ulama

Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa ukhuwah Islamiyah adalah sarana untuk memperkuat syiar Islam. Beliau menegaskan bahwa umat Islam harus bersatu dalam menghadapi musuh bersama dan menghindari perpecahan yang disebabkan oleh hal-hal sepele.

Syaikh Yusuf Al-Qaradawi dalam salah satu karya beliau juga menekankan bahwa ukhuwah Islamiyah harus diwujudkan dalam tindakan nyata, seperti membantu sesama, berdakwah, dan menjalin hubungan yang baik dengan sesama muslim di seluruh dunia.

Menjaga ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan berjama’ah adalah salah satu kewajiban utama umat Islam. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ukhuwah, seperti saling mencintai, menghormati, dan menegakkan keadilan, kehidupan berjama’ah akan menjadi lebih harmonis dan produktif.

Tantangan yang ada harus dihadapi dengan hikmah dan kesabaran, serta senantiasa merujuk pada tuntunan Al-Qur’an, sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan pandangan para ulama. Dengan demikian, ukhuwah Islamiyah dapat menjadi kekuatan yang mempersatukan umat Islam dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.[]

Baca Juga: Jelang Tahun Baru 2025, Jumlah Pemain Game Judi Online Indonesia Tembus 100 Juta

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Ya Allah, Berkahilah pada Bulan Rajab, dan Sampaikanlah Hingga Ramadhan

Rekomendasi untuk Anda