Oleh: Ansaf Muarif Gunawan/Wartawan Kantor Berita Islam MINA
Sebagai seorang Muslim hendaknya kita harus memperhatikan tetangganya. Hal ini sesuai dengan anjuran yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu Alahi Wasalam apabila masak bayakan kuahnya.
إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَهَا وَتَعَاهَدْ جِـيْرَانَكَ.” أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
“Jika engkau memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan perhatikanlah tetangga-tetanggamu” (HR. Muslim).
Baca Juga: Selamatkan Palestina sebagai Tanggung Jawab Kemanusiaan Global
Hadits ini memberi anjuran kepada umat Islam untuk memperhatikan tetangga. Bahwasanya tetangga termasuk orang yang paling utama untuk berbuat baik.
Hadits ini merupakan petunjuk bagaimana kita berhubungan baik dengan tetangga, yaitu minimal seorang berbuat baik kepada tetangganya, meskipun hanya dengan berbagi kuah. Jadi, berdasarkan hadits ini tidak ada alasan bagi seorang muslim untuk bersikap pelit.
Di lingkungan tempat tinggal, kita harus bisa menjalin hubungan baik dengan para tetangga. Sebab, agama Islam memerintahkan kita untuk selalu menjaga keharmonisan hubungan antartetangga.
Tetangga merupakan orang yang rumahnya dekat dengan kita, baik yang bersebelahan maupun yang berada di depan. Karena saling berdekatan, maka kita tidak bisa menghindari interaksi sosial dengan mereka.
Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim
Tetangga adalah orang yang mesti kita hormati dan pergauli dengan baik, karena tetangga adalah orang yang senantiasa berinteraksi dengan kita dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan bisa jadi, tetangga lebih dekat hubungannya dengan kita, dibandingkan dengan saudara kita sendiri yang berjauhan dengan kita.
Tetangga lah orang yang pertama membantu dan menolong kita di saat kesulitan menimpa kita. Karena itulah, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita, setiap orang beriman, untuk senantiasa menghormati dan berbuat baik kepada para tetangga.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
Baca Juga: Bantuan Pangan untuk Palestina
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS An-Nisa ayat 36)
Ayat di atas menjelaskan, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk menghormati dan berbuat baik kepada tetangga, baik itu tetangga dekat maupun tetangga jauh. Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat benci terhadap Orang yang tidak mau bermu’amalah (bergaul) dengan baik kepada para tetangganya, apalagi bersikap angkuh dan sombong, dengan tidak mau kenal dengan tetangga sekitar.
Sesungguhnya keimanan seseorang belumlah sempurna, sampai mampu menghormati dan memperlakukan tetanggaaya dengan baik. Orang Islam harus mampu menjaga hubungan betetangga dengan orang-orang sekitarnya secara baik.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جارَهُ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Artinya: Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya (HR Muslim).
Dalam hadits yang lain, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga bersabda, Sungguh, sundaraku Jibril berpesan kepadaku agar aku senanta berboat baik kepada tetangga, sampai-sampai aku pun mengira bahawa tetangga kita bisa mewarisi.”
Sesungguhnya orang yang tetangganya senantiasa merasa tidak aman darinya, karena buruknya tingkah laku orang tersebut kepada tetangganya, niscaya orang seperti itu tidak akan bisa masuk surga, meskipun ia orang Islam yang mengerjakan shalat, berpuasa, menunaikan haji dan mengerjakan berbagai ibadah lainnya.
Baca Juga: Daftar Hitam Pelanggaran HAM Zionis Israel di Palestina
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah menegaskan:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
“Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya merasa tidak aman dari keburukan-keburukannya. (H.R. Muslim).”
Bahkan dalam hadis lain barang siapa mensakiti tetangga diancam neraka.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
Seseorang yang menyakiti tetangganya pun mendapat ancaman dari neraka, namun sebaliknya, ada ganjaran surga bagi yang berbuat baik kepada tetangga.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ وَفِي لِسَانُهَا شَيْءٌ يُؤْذِي جِيرَانَهَا سَلِيطَةٌ قَالَ: لاَ خَيْرَ فِيهَا هِيَ فِي النَّارِ وَقِيلَ لَهُ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ وَتَتَصَدَّقُ بِالأَثْوَارِ وَلَيْسَ لَهَا شَيْءٌ غَيْرُهُ وَلاَ تُؤْذِي أَحَدًا قَالَ: هِيَ فِي الْجَنَّةِ. رواه الحاكم
Artinya: Dari Abu Hurairah ra ia berkata, dikatakan kepada Rasulullah saw, wahai Rasulullah saw, Fulanah selalu shalat malam dan puasa di siang harinya. Akan tetapi, ia sering mencela tetangganya. Rasulullah saw bersabda: “Ia tidak baik, ia masuk neraka”. Disebutkan kepada Rasulullah saw bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah hanya secuil keju. Akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya. Rasulullah saw bersabda: “Ia masuk surga” (HR al-Hakim).
Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam, tak Ada Jejak Yahudi Sedikit Pun
Marilah kita senantiasa memohon kepada Allah agar kita senantiasa dikarunia kekuatan untuk dapat menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai menempatkan diri dalam pergaulan, termasuk dalam berinteraksi ataupun bergaul dengan para tetangga di sekitar kita. Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu menjaga hubungan bertetangga dengan baik, sehingga kita itu akan tetap menjadi tetangga hingga di akhirat kelak.
Wallahu ‘Alam Bissowab
(A/R8/P2)
Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)