Armada Food Flotilla menuju Bangladesh, 15 Jumadil Awal 1438 H/ 13 Februari 2017 (MINA) – Boleh atau tidaknya relawan Food Flotilla for Myanmar (FFfM) untuk turun dan langsung memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingya belum juga mendapat kepastian.
Wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Nurhadis yang ikut dalam pelayaran melaporkan sampai saat berita ini ditulis, belum ada sinyal diizinkan atau tidaknya relawan untuk turun.
Kapal Nautical Aliya diperkirakan tiba di perairan pelabuhan Chittagong pada pukul 1 pagi waktu setempat, namun barulah pada pagi harinya kapal pandu dari pelabuhan itu akan membimbing Kapal Nautical Aliya. Diperkirakan berlabuh di Pelabuhan Chittagong pada pukul 11.00 wib
Kepala Misi FFfM, Datuk Seri Aziz dalam konferensi pers di Atas Kapal Nautical Aliya, Senin, (13/2) sore waktu setempat mengatakan sejauh ini Bangladesh hanya mengizinkan relawan berada di Chittagong.
Baca Juga: Ribuan Warga Inggris Demo Kecam Genosida Israel
“Informasi yang kami terima, hasil daripada sidang parlemen Bangladesh hanya mengizinkan relawan berada di Chittagong saja,” katanya.
Sementara, sebagaimana diberitakan di mirajnews.com sebelumnya ada tiga titik kemp pengungsian yang direncanakan dibagikan bantuan.
Tiga tempat kemp tersebut yakni di kemp Leda, Kemp Nusuni, dan kemp Ukiya Kutopalong.
Jumlah pengungsi di tiap kemp pengungsian, di Leda Kemp Teknaf ada 2.200 keluarga ditambah 1.586 keluarga yang baru masuk ke kemp sebagai pengungsi, lalu di Musuni Kemp masih berada di Teknaf, ada 1.600 keluarga pengungsi baru.
Baca Juga: Warga Palestina Mulai Kembali ke Yarmouk Suriah
Sementara di Kutupalong lebih banyak lagi, ada 6.347 Kepala Keluarga pengungsi lam, dan 5.700 Keluarga pengungsi baru.
Seluruhnya ada 17.433 kepala keluarga yang akan dibagikan paket bantuan makanan, alat kesehatan diri, selimut, juga pakaian.
Selain itu bantuan juga akan menyentuh kepada rakyat Bangladesh di sekitaran ketiga kemp pengungsian tersebut.
Food Flotilla, membawa sejumlah 185 relawan dari 11 negara mewakili 31 NGO. Berlayar sejak 3 Februari menuju Myanmar dan Bangladesh untuk memberikan bantuan makanan, namun tujuan utamanya adalah membuka hati pemerintah Myanmar untuk memperlakukan Etnis Rohingya sebagaimana warga negara Myanmar yang lain.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Selama ini diberitakan, militer dan kelompok Budha Ekstrimis membunuh anak-anak, memperkosa wanita, membunuh dewasa, dan membakar rumah serta mengusir masyarakat etnis Rohingya.
Sehingga menggugah dunia melalui program Food Flotilla for Myanmar yang digagas Kelab Putra 1 Malaysia (KP1M) dan Majelis Perundingan dan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM) dengan dukungan Perdana Menteri Malaysia Tun Najib Razak. (L/B01/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA).