Menkes RI: Varian Omicron Belum Terdeteksi di Indonesia

Foto: Kompas/BNPB

Jakarta, MINA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pada Senin (29/11), hingga saat ini, varian baru Covid-19, belum terdeteksi di Indonesia.

Ia menjelaskan, Indonesia telah memiliki jaringan laboratorium yang mampu mendeteksi varian baru COVID-19 secara cepat.

“Dunia dan Indonesia sekarang sudah jauh lebih cepat dan lebih canggih mengidentifikasi varian-varian baru. Varian baru inilah yang menyebabkan lonjakan. Jadi setiap ada Alfa, Beta, Delta, setiap ada varian baru selalu terjadi lonjakan,” ujarnya.

Budi menjelaskan, Varian Omicron diidentifikasi pertama oleh GISAID (Global Initiative on Sharing All Influenza Data) pada 9 November 2021. Setelah itu, pada 24 November 2021 Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status Varian under Investigation (VuI) dan pada 26 November 2021 ditingkatkan menjadi Varian of Concern (VoC). Indonesia kemudian menindaklanjuti status Varian Omicron tersebut pada 28 November.

“Kenapa ini menjadi varian of concern (VoC) cepat? Karena dia mutasinya sangat banyak dan mutasi-mutasi yang berbahaya dari varian-varian sebelumnya ada di sini. Mutasinya ada sekitar 50,” ujarnya

Untuk mencegah masuknya Varian Omicron pemerintah Indonesia mulai Senin (29/11) melakukan pelarangan masuk bagi Warga Negara Asing yang memiliki riwayat perjalanan selama 14 hari terakhir ke sebelas negara, yakni Afrika Selatan, Botswana, Lesotho, Eswatini, Mozambique, Malawi, Zambia, Zimbabwe, Angola, Namibia, dan Hong Kong.

“Kebijakan yang kita bikin berbasis data. Jadi data dari yang sudah konfirmasi dan yang diduga ada konfirmasinya, dan kita juga melihat faktor risikonya siapa saja yang banyak penerbangannya datang di Indonesia,” ujarnya.

Menutup keterangannya, Menkes menegaskan, pemerintah akan memperketat semua jalur masuk negara baik dari darat, laut, maupun udara.

“Kita akan pastikan semua kantor karantina pelabuhan udara, laut, dan darat bekerja dengan keras. Kebijakan kita semua kedatangan internasional nanti akan kita tes PCR. Kalau positif harus akan di genome sequence sehingga kita tahu apakah ada varian baru atau tidak,” pungkasnya. (R/RE1/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)