Jakarta, MINA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa investasi penting, agar ekonomi Indonesia bisa tumbuh sesuai target dan lebih merata, tidak didominasi oleh satu mesin pertumbuhan, dalam hal ini adalah konsumsi. Hal in disampaikannya usai mengikuti Sidang Kabinet Paripurna (SKP) di Istana Negara, Jakarta, Senin (12/02).
Lebih lanjut, Menkeu menyampaikan bahwa untuk investasi ini yang dilakukan ada beberapa hal. Pertama, simplifikasi regulasi dan kebijakan.
“Itu (investasi) dilakukan dengan mengurangi berbagai peraturan yang menghalangi dan kemudian menciptakan proses yang lebih singkat dan mudah. Single submission akan dilakukan, koordinasi dengan pemerintah daerah menjadi sangat penting,” jelas Menkeu. Demikian siaran pers Kemenkeu yang dikutip MINA, Rabu (14/2).
Seperti dikutip dari situs Sekretariat Kabinet (Setkab), langkah kedua menurut Menkeu adalah dengan menggunakan insentif dari APBN secara lebih aktif. Dalam hal ini, Kementerian Perindustrian akan melihat dari komposisi industri-industri yang memiliki potensi.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Kita sudah melakukan review terhadap tax allowance dan tax holiday. Dari sisi pelaksanaan tax allowance dan tax holiday ini, apa faktor-faktor yang menjadi penghambat. Katakanlah, mereka mengatakan bahwa ada kriteria yang dianggap terlalu berat, seperti jumlah tenaga kerja yang harus diserap kemudian juga dengan nilai investasi minimal,” ungkapnya.
Menurutnya, review yang dilakukan dilihat kepada industri yang memang sudah memiliki potensi untuk berkembang.
“Kita akan lihat kalau perusahaan ini adalah perusahaannya memang sudah akan melakukan ekspansi dan ekspansinya itu memang memiliki suatu nilai yang signifikan, maka dia bisa dipertimbangkan untuk mendapatkan (insentif),” tambah Menkeu.
Dari sisi skema allowance-nya, juga dimaksimalkan dari sisi peraturan perundang-undangan yang ada dengan memberikan satu kompensasi sehingga insentif buat pengusaha untuk berinvestasi menjadi muncul, risiko menjadi lebih kecil, tapi hasilnya lebih tinggi, dan insentifnya menjadi lebih besar lagi. (R/R07/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah