Jakarta, MINA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Pemerintah terus mendorong ASEAN menjadi kawasan yang stabil dan damai untuk menjadi jangkar stabilitas perekonomian global.
“Sesuai Deklarasi Bangkok yang ditandatangani pada 8 Agustus 1967 telah menandai berdirinya ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) dan sekaligus menjadi momentum peningkatan kerja sama, dalam berbagai bidang bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara,” kata Airlangga dalam siaran pers, di Jakarta, Kamis (5/1).
Lahir melalui prakarsa lima negara yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, ASEAN yang saat ini telah memiliki keanggotaan sebanyak 10 negara juga turut mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional.
Dalam KTT ASEAN di Kamboja pada 13 November 2022, Indonesia mendapatkan mandat untuk memegang Chairmanship ASEAN 2023. Melaksanakan mandat tersebut, Indonesia mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” yang sekaligus juga meresonansi keberhasilan Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022 lalu.
Baca Juga: Jelang Libur Nataru, Terminal Bekasi Berlakukan Ram Check Bus
“Nakhoda dan navigasi Presidensi G20 di tengah berbagai situasi tantangan global telah mendapatkan apresiasi dari banyak negara dan Indonesia saat ini mempunyai kepercayaan yang tertinggi dari berbagai negara. Pemerintah juga terus mendorong ASEAN menjadi kawasan yang stabil dan damai untuk menjadi jangkar stabilitas perekonomian global,” imbuh Airlangga.
ASEAN Matters sendiri terdiri dari 3 elemen penting yakni penguatan terhadap kapasitas dan efektivitas ASEAN, persatuan ASEAN, serta sentralitas ASEAN. Sementara itu, epicentrum of growth terkait dengan peran ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia serta terdiri dari empat elemen penting yakni arsitektur kesehatan, ketahanan energi, ketahanan pangan, dan stabilitas keuangan.
Secara rinci, Indonesia mengangkat tiga isu prioritas bidang ekonomi yaitu recovery and rebuilding, digital economy, dan sustainability yang implementasinya diterjemahkan ke dalam 16 Priority Economic Deliverables (PED) selama 2023.
”Kekuatan Indonesia di ASEAN akan menitikberatkan pada penanganan krisis multidimensi seperti krisis pangan, energi, dan keuangan,” kata Menko Airlangga.
Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan
Indonesia juga akan berupaya untuk memperkuat posisi ASEAN sebagai kawasan yang stabil dan damai, menjunjung tinggi hukum internasional, serta memperkuat kerja sama sehingga ASEAN mampu menjadi kawasan yang kuat, inklusif, dan memiliki pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Melalui peran penting sebagai Chairmanship ASEAN 2023, semakin menegaskan posisi Indonesia sebagai global middle power yang secara substansial mampu mempengaruhi agenda global sekaligus menjadi bagian dari solusi permasalahan global.
“Bapak Presiden Joko Widodo percaya bahwa pada 2045, ASEAN akan menjadi kelompok negara yang lebih adaptif, responsif, kompetitif, sejalan dengan agenda global ASEAN,” ujar Airlangga. (R/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia