Jakarta, MINA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Darmin Nasution mengatakan, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pusat ekonomi syariah dunia.
Menurutnya, potensi itu dapat dilihat dari jumlah penduduk Indonesia dengan populasi Muslim terbesar dunia, pangsa pasar yang bisa diraih oleh Indonesia adalah sekitar 12,7 persen dari total populasi dunia.
“Dengan jumlah penduduk Muslim sebesar itu, Indonesia tentu saja dengan sendirinya punya potensi besar untuk menjadi pemain kunci dalam pengembangan ekonomi syariah secara global,” katanya saat membuka acara ‘High level Discussion‘ dengan mengangkat tema ‘lndonesia: Pusat Ekonomi lslam Dunia’ di Gedung Kementerian PPN/ Bappenas, Jakarta, Rabu (25/7).
Lebih lanjut ia menjelaskan, besarnya potensi Indonesia sebagai pemain kunci ekonomi syariah secara global juga ditunjukkan pada berbagai kegiatan di sektor riil dan industri syariahnya.
Baca Juga: Silaknas 2024, ICMI Undang Presiden dan Wapres
“Kita ini pangsa penduduk Muslim dunia, dari sisi pengeluaran secara global itu kira-kira mencapai 12 persen dari pengeluaran global pada 2016. Pangsa itu diproyeksikan akan naik dari 2,1 triliun dolar AS pada 2016 menjadi 3 triliun dolar AS pada 2022,” ujarnya.
Ia memaparkan, Indonesia memiliki market size dari industri makanan dan minuman halal sebesar 169,7 miliar dolar AS pada 2016 dan diproyeksikan mencapai 1 triliun dolar AS pada 2030.
Sementara di sektor industri farmasi, Indonesia termasuk lima besar negara yang mengkonsumsi obat-obat farmasi halal, dengan tingkat konsumsi 5,7 miliar dolar AS. Lalu untuk konsumsi kosmetik halal nilainya mencapai 3,7 miliar dolar AS.
Ia melanjutkan, sektor konsumsi di industri busana halal, Indonesia berada di peringkat ke-5 di dunia. Namun dari sisi produksinya, Indonesia tidak termasuk dalam lima besar negara pengekspor busana Muslim terbesar dunia.
Baca Juga: Taiwan Rayakan 48 Tahun Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia
“Padahal kita nomor satu dari sisi jumlah penduduk (potensi sumber daya manusia sebagai produsen), tapi menjadi nomor kelima negara konsumsi busana di dunia dengan tingkat konsumsi kira-kira 13,5 miliar dolar AS. Besarnya untuk menjadi ekonomi syariah global bukan hanya dilihat dari jumlah penduduk yang banyak, melainkan harus meningkatkan pengolahan diberbagai sektor,” tambahnya.
Ia menambahkan, dalam hal ini, masyarakat Indonesia banyak yang mengonsumsi dari pada memproduksi. (L/R10/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof El-Awaisi: Makkah Tempat Hidayah, Madinah Tempat Rahmat, Baitul Maqdis Tempat Jihad