Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menlu: 16 WNI di Marawi Minta Dievakuasi

Nidiya Fitriyah - Selasa, 30 Mei 2017 - 14:34 WIB

Selasa, 30 Mei 2017 - 14:34 WIB

291 Views ㅤ

Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi. (Foto: Nidiya/MINA)

Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi. (Foto: Nidiya/MINA)

Jakarta, 4 Ramadhan 1438/30 Mei 2017 (MINA) – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno L.P Marsudi mengatakan, sebanyak 16 Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah darurat militer di Marawi City, Filipina, telah meminta tolong untuk dievakuasi.

“Setelah melakukan komunikasi dengan 16 WNI tersebut, mereka meminta agar dievakuasi. Namun hal tersebut masih belum bisa dilaksanakan, mengingat masih adanya operasi di wilayah tersebut,” ujar Menlu Retno di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Selasa (30/5).

Menlu mengatakan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan otoritas Filipina, juga dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Davao City, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila untuk mengupayakan evakuasi tersebut.

“Saat ini, tim KJRI Davao juga sudah berada di lapangan, tepatnya di Iligan City. Sekitar dua jam bari Marawi City karena aspek keamanan harus jadi pertimbangan utama,” ujarnya.

Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan

Ia menjelaskan, KBRI Manila juga telah mengelluarkan surat edaran/himbauan bagi seluruh WNI yang berada di Filipina maupun yang akan ke Filipina agar terus berhati-hati.

Menurut informasi yang diterima Kemlu RI, terkait adanya satu WNI yang meninggal dalam konflik antara pihak militer dengan kelompok bersenjata di daerah Marawi, hal tersebut masih belum dapat dikonfirmasi.

Diberitakan sebelumnya, Pertempuran terjadi antara pasukan keamanan Filipina dan kelompok militan Maute di Kota Marawi, Filipina Selatan, pada Senin (29/5).

Sekitar 2.000 orang terperangkap dalam pertempuran enam hari terakhir yang telah menewaskan lebih dari 100 orang, termasuk perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal

Serangan militer tanpa henti yang dilancarkan tentara sejauh ini belum sepenuhnya mengakhiri krisis di Marawi, salah satu kota muslim terbesar di Kepulauan Mindanao.

Pemerintah Filipina mengatakan lebih dari 100 orang, termasuk 24 warga sipil, telah tewas selama enam hari pertempuran. Setidaknya 17 anggota pasukan keamanan tewas dan 61 dari pihak Maute, yang telah berafiliasi kepada kelompok Islamic State (ISIS) yang berbasis di Suriah dan Irak.(L/R04/B05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Internasional
Asia
Indonesia