Islamabad, MINA – Penjabat Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi mengatakan, Amerika Serikat dan NATO gagal membawa perdamaian dan keamanan di Afghanistan, meskipun kehadiran mereka di negara itu selama 20 tahun.
“Meskipun 50 negara, termasuk Amerika dan NATO, dengan militer mereka, kekuatan teknologi mereka, hadir di Afghanistan selama 20 tahun dan dengan banyak uang yang digelontorkan, tetap saja mereka gagal membawa perdamaian dan keamanan di Afghanistan,” kata Muttaqi, Jumat (12/11), Press TV melaporkan.
Pejabat tinggi Taliban yang memimpin delegasi beranggotakan 20 orang itu melakukan kunjungan tiga hari ke Pakistan.
Ia membuat pernyataan tersebut saat menjadi pembicara pada sebuah seminar yang diselenggarakan lembaga cendekiawan Pakistan yang berbasis di Islamabad, Institut Studi Strategis Islamabad.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
“Sekarang kami telah melakukan semua ini, kami telah membawa semua perubahan ini, dan memberikan jaminan kepada dunia, saya tidak mengerti apa lagi yang diinginkan dunia dari kami,” tambah Muttaqi.
Taliban yang memerintah Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001, mengambil alih kekuasaan lagi pada 15 Agustus 2021 yang baru lalu, saat AS berada di tengah penarikan pasukan yang kacau. Kelompok tersebut mengumumkan pembentukan pemerintahan sementara pada 7 September. Belum ada negara yang mengakui aturan kelompok tersebut.
AS menyelesaikan penarikannya pada akhir Agustus, dalam apa yang dilihat pengamat sebagai jalan keluar yang gagal setelah petualangan militer sia-sia yang telah berlangsung 20 tahun.
“Di masa lalu, sebagian besar pemerintah Afghanistan sebelumnya memiliki masalah dalam dua aspek: pertama, apakah pemerintah sepenuhnya menyerahkan diri kepada kekuatan asing dan tunduk pada semua permintaan asing, sehingga merugikan rakyat mereka sendiri,” kata Muttaqi.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
“Jenis pemerintahan lainnya sepenuhnya berbasis lokal dan sama sekali tidak mempertimbangkan tuntutan masyarakat internasional, yang membuat mereka berselisih dengan dunia luar. Kami saat ini mencoba memiliki kebijakan yang seimbang, di mana kami dapat memenuhi tuntutan kedua belah pihak, tanpa menyebabkan bentrokan dengan siapa pun,” katanya lebih lanjut. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai