Menlu AS Kerry ke Saudi Bicarakan Konflik Yaman

Jeddah, 25 Dzulqa’dah 1437/28 Agustus 2016  (MINA) –Menteri Luar Negeri AS sejak Kamis (25/8) berkunjung ke Arab untuk membicarakan inisiatif perdamaian internasional  menyelesaikan konflik  di Yaman, Suriah dan Libya.

Berbicara tentang , Kerry mengatakan “Perang ini perlu untuk diakhiri secepat mungkin,” katanya, Naharnet melaporkan.

Menlu Kerry bertemu dengan Putera Mahkota Pangeran Mohammed bin Naif dan Wakil Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman. Ia juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan, utusan khusus PBB untuk Yaman Ismail Ould Cheikh Ahmed, Wakil Menteri Inggris urusan Luar Negeri Tobias Ellwood, dan pejabat Uni Emirat untuk bertukar pikiran mencapai solusi politik di Yaman.

John Kerry mengatakan adanya “kesepakatan pendekatan baru untuk negosiasi” antara pemerintah yang didukung Saudi dan pemberontak yang didukung Iran, setelah tiga bulan perundingan di Kuwait berakhir pada awal Agustus tanpa membuat kemajuan berarti.

Kerry juga mengecam Iran, yang telah mendukung pengiriman senjata kepada pemberontak Houthi di Yaman, dan merupakan ancaman terhadap Amerika Serikat.

“Ancaman potensial yang ditimbulkan oleh pengiriman senjata canggih lainnya ke Yaman bukan hanya merupakan ancaman untuk Arab Saudi dan daerah sekitarnya,” kata Kerry kepada wartawan.

“Ini merupakan ancaman bagi Amerika Serikat dan tidak dapat dilanjutkan,” ujarnya.

Pendekatan perdamaian baru yang ia tawarkan memiliki “keamanan dan latar politik secara bersamaan yang bekerja untuk memberikan penyelesaian komprehensif”, lanjut Kerry, dan menambahkan bahwa negara-negara Teluk telah “sepakat dengan suara bulat untuk inisiatif baru ini.”

Dia mengatakan rincian inisiatif akan diselesaikan oleh “para pihak itu sendiri.”

Pada kesepakatan akhir, termasuk juga “pembentukan segera pemerintah persatuan nasional di antara para pihak.”

Hal ini juga akan mencakup “penarikan pasukan dari Sanaa dan daerah utama lainnya,” dan “peletakan semua senjata berat termasuk rudal balistik dan peluncur dari Houthi dan pasukan sekutu dengan mereka ke pihak ketiga.”

Selain itu, John Kerry juga menjanjikan bantuan kemanusiaan senilai 189 juta dolar AS (sekitar 2,5 triliun rupiah), untuk salah satu negara yang disebut sebagai termiskin di Timur Tengah.

Tercatat hingga saat ini, menurut data PBB, lebih dari 6.600 orang, kebanyakan warga sipil, telah tewas sejak Maret 2015, dan lebih dari 80 persen dari jumlah penduduknya yang mencapai sekitar 21 juta orang, membutuhkan bantuan kemanusiaan. (T/P4/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.