New York, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno L. P. Marsudi mengangkat isu perdamaian saat memimpin debat terbuka Dewan Keamanan (DK) dengan tema “Menabur Benih Perdamaian: Meningkatkan Keselamatan dan Kinerja Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP) PBB” di Markas PBB, New York, Amerika Serikat.
Ia menyampaikan, pasukan penjaga perdamaian PBB merupakan contoh nyata mengenai kemitraan global, kepemimpinan kolektif dan tanggung jawab bersama untuk perdamaian.
“Korps Baret Biru (Blue Helments) adalah penjaga perdamaian yang melindungi ratusan juta manusia di seluruh dunia. Mereka adalah wajah Dewan Keamanan PBB, dan salah satu potret kerja sama multilateral yang terbaik,” ujar Menlu Retno dalam keterangan tertulis yang diterima MINA, Kamis (9/5).
Pada kesempatan tersebut, Menlu Retno memberi contoh keberhasilan personil asal Indonesia di MONUSCO, Republik Demokratik Kongo, yang berhasil mengupayakan rekonsiliasi antara komunitas lokal dengan mantan kombatan, sehingga memungkinkan reunifikasi keluarga.
Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah
“Mayor Gembong beserta tim-nya dari Indonesia berhasil memfasilitasi reunifikasi 422 mantan kombatan, sehingga semakin memperkuat perdamaian”, ujar Menlu Retno kepada DK PBB.
Indonesia sangat percaya dengan peran pasukan penjaga perdamaian PBB dan perlunya investasi yang cukup untuk mempersiapkan kinerja dan kemampuan mereka di lapangan.
Untuk itu, Menlu RI menekankan pentingnya pemajuan pelatihan dan peningkatan kapasitas personil, untuk meningkatkan kinerja, keberhasilan misi, serta keselamatan dan keamanan personil di lapangan.
Menurutnya ada empat poin penting untuk mewujudkan MPP yang berdaya-guna, yakni: Memperhatikan kebutuhan spesifik misi, Kemampuan berinteraksi dengan komunitas lokal, Pemajuan peranan perempuan, dan Penguatan pelatihan melalui kemitraan global.
Baca Juga: AWG: Daurah Baitul Maqdis, Jadi Titik Balik Radikal untuk Perjuangan Umat Islam
Debat Terbuka merupakan signature event Presidensi Indonesia pada Dewan Keamanan PBB yang menghadirkan pembicara seperti Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, Komandan Pasukan MONUSCO, Letnan Jenderal Elias Rodrigues Martins Filho dan Direktur Challenges Forum International Secretariat, Dr. Björn Holmberg.
Penyelenggaraan debat terbuka tersebut juga tidak terlepas dari rekam jejak Indonesia yang kini berada pada jajaran sepuluh besar negara-negara kontributor MPP PBB. Saat ini, terdapat 3.080 personil Indonesia di 8 misi perdamaian PBB, 106 diantaranya perempuan.
Debat terbuka itu sendiri dihadiri oleh 59 negara termasuk 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB, negara kontributor MPP PBB, negara tuan rumah misi, serta organisasi internasional dan kawasan seperti Uni Afrika.
Sidang telah mensahkan dokumen berupa Presidential Statement, yang menekankan pentingnya pasukan penjaga keamanan PBB sabagai alat paling efektif untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.
Baca Juga: Shuling Kota Sabang, Ustaz Arif Ramdan Ajak Jamaah Peduli Masjid Al-Aqsa
Pernyataan presiden DK PBB secara khusus membahas aspek pelatihan dan peningkatan kapasitas MPP PBB. Dokumen tersebut juga memberikan dukungan terhadap upaya Sekjen PBB untuk mereformasi dan membuat pasukan penjaga perdamaian PBB lebih efektif.
Dokumen ini merupakan dokumen DK PBB yang secara khusus mengangkat arti penting training dan peningkatan kapasitas Pasukan penjaga perdamaian untuk kesuksesan misi menjaga perdamaian dunia. (R/Sj)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kumpulan Khutbah Jumat tentang Bahaya Judi Online Dikebut