
Kehancuran Irak bermula dari invasi Amerika Serikat tahun 2003. (Gambar: YouTube)
Kuwait City, MINA – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson memperingatkan lembaga donor internasional, jika tidak membantu rekonstruksi Irak, akan berisiko kelompok Islamic State (ISIS) akan datang kembali.
Tillerson menyampaikan hal itu pada Konferensi Internasional Kuwait untuk Rekonstruksi Irak di Kuwait City, Selasa (13/2).
Menurutnya, perang melawan ISIS harus tetap menjadi prioritas meski operasi tempur utama telah usai.
Baca Juga: AS Tingkatkan Serangan terhadap Cabang Al-Qaeda Hurrasud-Din
“Kita harus terus membersihkan sisa-sisa perang yang ditinggalkan ISIS, memungkinkan rumah sakit untuk terbuka kembali, mengembalikan layanan air dan listrik, serta membuat anak laki-laki dan perempuan kembali bersekolah,” katanya, Selasa (13/1), Arab News melaporkan.
Konferensi tersebut setidaknya dihadiri perwakilan 2.300 perusahaan dari 70 negara yang akan berakhir hari Rabu (14/2).
Konferensi ini diselenggarakan oleh pemerintah Kuwait, Irak dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Irak telah tertinggal dalam reruntuhan hampir 15 tahun perang, bermula dari invasi pimpinan AS tahun 2003 dan pendudukan berikutnya di negara tersebut. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Mesir akan Jadi Tuan Rumah KTT Arab tentang Rekonstruksi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Turki Renovasi Bandara Internasional Damaskus yang Rusak Imbas Perang Saudara