London, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris yang baru, David Cameron memperingatkan entitas pendudukan Israel, bahwa tidak akan hidup dalam keamanan bagi Israel kecuali ada keselamatan, keamanan dan stabilitas jangka panjang bagi rakyat Palestina.
Dalam wawancara pers yang dilakukan dengan BBC, Jumat (24/11) itu, Cameron menyambut baik gencatan senjata sementara di Jalur Gaza, yang diumumkan untuk pembebasan para tahanan, serta masuknya bantuan kemanusiaan.
Cameron menunjukkan, bahwa jumlah korban sipil di Gaza sangat besar, dan menekankan Israel harus mematuhi hukum kemanusiaan internasional.
Cameron juga mendesak Israel untuk menghentikan kekerasan yang dilakukan pemukim di Tepi Barat, yang menurutnya sama sekali tidak dapat diterima.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Penting bagi Israel untuk menyadari bahwa mereka harus bertindak dengan cara yang menjamin keamanan jangka panjang,” katanya menurut kutipan Quds Press.
Dia menegaskan, keamanan utama akan bergantung pada rakyat Palestina yang hidup dalam perdamaian, stabilitas, dan keamanan di tanah ini pada saat yang sama.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dan Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo mengunjungi penyeberangan darat Rafah, Jumat (24/11), menyusul diskusi yang mereka lakukan di Kairo dengan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi mengenai perkembangan situasi di Jalur Gaza.
Perdana Menteri Spanyol mengatakan, negaranya mengupayakan gencatan senjata permanen di Gaza, dan Israel harus menghormati hukum kemanusiaan internasional, dan menggambarkan tindakan Israel tidak proporsional dengan apa yang terjadi pada 7 Oktober lalu.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Sementara itu, gencatan senjata kemanusiaan sementara antara negara pendudukan dan gerakan Hamas mulai berlaku pada Jumat (24/11) pukul tujuh pagi kemarin, yang menurutnya 13 wanita dan anak-anak Israel dibebaskan, selain sepuluh warga Thailand dan satu warga Filipina.
Sementara otoritas pendudukan membebaskan 39 tahanan wanita dan anak-anak Palestina tiba di rumah mereka kemarin di Yerusalem dan Tepi Barat.
Jumlah syuhada akibat agresi pendudukan yang berlangsung selama 49 hari dengan dukungan Amerika Serikat, menurut sumber resmi di Gaza, mencapai lebih dari 14.854 syuhada Palestina, termasuk lebih dari 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 perempuan. Sementara sekitar 7.000 orang masih hilang. Jumlah orang yang terinfeksi melebihi 36 ribu. (T/B04/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka