Banjul, MINA – Menteri Luar Negeri Iran dan Mesir membahas kemungkinan cara untuk meningkatkan hubungan timbal balik dan mengakhiri kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina, khususnya di Jalur Gaza.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dan timpalannya dari Mesir Sameh Shoukry bertemu di ibu kota Gambia, Banjul, pada Sabtu (4/5) di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Islam tahunan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-15. Press TV melaporkan.
Amir-Abdollahian dan Shoukry mengatakan, pemerintah Iran dan Mesir bertekad untuk meningkatkan hubungan timbal balik.
Mereka bertukar pandangan mengenai perkembangan terkini mengenai perang genosida Israel di Gaza dan menyatakan harapan bahwa KTT OKI akan mengkonsolidasikan solidaritas dan persatuan di dunia Muslim untuk mendukung rakyat Palestina dan menyelesaikan masalah-masalah regional.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Menteri Luar Negeri Iran memuji upaya Mesir untuk menghentikan genosida Israel di Gaza dan meminta Kairo membantu Teheran mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang yang dilanda perang di Jalur Gaza.
Setidaknya 34.654 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan, telah tewas dan 77.908 lainnya luka-luka dalam perang yang dimulai Israel pada 7 Oktober 2023, menyusul operasi pembalasan yang dilakukan oleh gerakan perlawanan di wilayah Palestina.
Bersamaan dengan perang, rezim Israel melakukan blokade total terhadap wilayah pesisir, yang telah mengurangi aliran bahan makanan, obat-obatan, listrik, dan air ke wilayah Palestina.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Mesir mengatakan, negaranya selalu mementingkan peningkatan pembicaraan dan hubungan dengan Iran.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Shoukry memperingatkan konsekuensi dari kelanjutan perang Israel di Gaza, khususnya pembantaian warga sipil, dan menyatakan harapan bahwa upaya politik yang sedang berlangsung akan menghentikan perang dan memulihkan hak-hak warga Palestina.
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah