Jakarta, 30 Jumadil Akhir 1436/19 April 2015 (MINA) – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, selaku Ketua Bidang Substansi Panitia Nasional Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA), meresmikan Pameran Kerjasama Selatan-Selatan pada hari pertama Peringatan KAA di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Ahad (19/4).
Retno mengharapkan pameran akan memajukan peran Indonesia dalam lingkup global dan memenuhi visi Indonesia untuk menjadi mitra yang muncul dalam inovasi Kerjasama Selatan-Selatan.
“Kami ingin mempersempit gap (jurang) pembangunan antar negara. Yang paling penting dalam kerjasama ini adalah peace prosperity. Maju bersama dengan Asia-Afrika,” katanya. Kerjasama Selatan-Selatan adalah kerjasama antara sesama negara-negara berkembang (developing countries).
Pameran tersebut digelar Tim Koordinasi Nasional Kerjasama Selatan-Selatan serta didukung penuh United Nations Development Programme (UNDP) di bawah kerangka kerjasama Indonesia-UNDP dan sebagai salah satu realisasi komitmen bersama untuk meningkatkan kerjasama pembangunan.
Baca Juga: Indonesia Dukung Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Pameran Kerjasama Selatan-Selatan diadakan selama Peringatan ke-60 Konferensi Asia-Afrika (19-23 April 2015) yang berlokasi di Pre Function Hall A, Jakarta Convention Centre (JCC).
Menurut Retno, untuk negara-negara Asia dan Afrika, Kerjasama Selatan-Selatan merupakan perwujudan solidaritas di antara mereka yang memberikan kontribusi untuk kesejahteraan nasional, kemandirian nasional dan pencapaian tujuan pembangunan yang disepakati secara internasional.
Hal ini terutama karena agenda dan inisiatif dalam rangka Kerjasama Selatan-Selatan telah ditentukan oleh negara-negara kawasan Selatan, dipandu oleh prinsip-prinsip menghormati kedaulatan nasional, kepemilikan nasional dan kemandirian, kesetaraan, tidak ada interferensi urusan dalam negeri dan saling menguntungkan.
“Kerjasama Selatan-Selatan telah menjadi bagian tak terpisahkan bagi kemitraan antara negara-negara Asia dan Afrika yang Peringatan ke-60 Konferensi Asia-Afrika sehingga “Memajukan Kerjasama Selatan-Selatan” sebagai tema utama,” ujarnya.
Baca Juga: Gandeng MER-C dan Darussalam, AWG Gelar Pelatihan Pijat Jantung
Memang, negara-negara Asia dan Afrika telah menyaksikan peningkatan volume perdagangan Selatan-Selatan, arus investasi asing langsung Selatan-Selatan, dan kemajuan menuju integrasi regional, transfer teknologi, berbagi solusi dan ahli, dan bentuk lain dari berbagai pertukaran.
Untuk Indonesia, Kerjasama Selatan-Selatan merupakan kerangka kerja yang penting untuk membangun kemitraan dengan negara-negara berkembang dalam menanggapi tantangan global yang pada gilirannya akan mendorong perkembangan ekonomi antara negara-negara dua kawasan itu.
Dalam hal ini, Indonesia telah mencapai tingkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat internasional dalam bidang Kerjasama Selatan-Selatan.
Sejak tahun 1999 hingga 2014, Indonesia telah melakukan lebih dari empat ratus program dalam memperkuat kapasitas teknis dengan sekitar empat ribu peserta dari negara-negara Asia dan Afrika.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Hingga Maret 2015, sudah tercapai 400 pelatihan yang diikuti oleh 404 partisipan dari 99 negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Pelatihan itu juga diikuti oleh 32 partner negara maju dalam kerja sama triangular.
Program-program itu mencakup bidang pendidikan, pertanian, perikanan, tata pemerintahan yang baik, dan manajemen risiko bencana.
Menurut Menlu, sejak 2010, Indonesia berkomitmen Kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular menjadi alat tumbuh berkembang bersama.
Setelah komitmen kuat Indonesia untuk memajukan Kerjasama Selatan-Selatan, pada tahun 2010, pemerintah membentuk Tim Koordinasi Nasional (NCT) dari Kerjasama Triangular Selatan-Selatan. Tujuan utama pendirian NCT adalah untuk mengkoordinasikan semua bantuan teknis Indonesia dan untuk memungkinkan Indonesia memenuhi komitmennya berkontribusi pada kesejahteraan global.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
Tim NTC itu terdiri dari empat Kementerian, yakni Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian Sekretariat Negara.
Acara peresmian pameran juga dihadiri Kepala Staf Presiden Luhut Binsar Panjaitan yang menjadi Penanggung jawab Pannas, Menteri Pariwisata Arief Yahya sebagai Ketua Bidang Side Events, Menteri Sekretaris Kabinet Pratikno sebagai Ketua Bidang Pelaksana, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, yang juga bertindak sebagai Ketua Bidang Media dan Hubungan Masyarakat, Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, dan Direktur UNDP Indonesia Douglas Broderick.(L/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online