Moskow, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Federasi Rusia, Sergey Lavrov, membuka pameran arsip dalam rangka peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia. Pameran berlangsung di Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia di Moskow pada Selasa (4/2).
Dalam sambutannya, Menlu Lavrov mengatakan bahwa pameran ini berisikan materi-materi yang luas yang menceritakan kekayaan sejarah hubungan diplomatik kedua negara sejak tahun 1950.
Hubungan antara Rusia dengan Indonesia berkembang dengan dinamis di berbagai bidang, seperti politik, ekonomi dan perdagangan, sosial budaya serta teknik militer.
Menlu Lavrov juga mencatat, penyelenggaraan tahunan Festival Indonesia di Moskow dan kegiatan-kegiatan budaya Rusia di Indonesia menjadi tradisi yang baik.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
“Dengan potensi yang dimiliki, kedua negara dapat lebih mengembangkan hubungan pada tingkat yang baru, yaitu kemitraan strategis,” ujarnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, mengapresiasi hubungan kedua negara yang semakin meningkat.
Dubes Wahid mencatat peran besar Rusia yang sebelumnya bernama Uni Soviet dalam pembangunan Indonesia pada awal-awal setelah kemerdekaan Indonesia.
Dia juga menggarisbawahi pertemuan Presiden Vladimir Putin dan Presiden Joko Widodo dalam beberapa tahun terakhir telah mendorong peningkatan hubungan kedua negara dan berharap tradisi pertemuan presiden kedua negara dapat terus berlanjut.
Baca Juga: Badai Salju Terjang Eropa Barat
Pada 3 Februari 2020 hubungan diplomatik Indonesia dan Rusia genap 70 tahun.
Pada pameran arsip ini diperlihatkan beragam dokumen dan foto sejarah 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Di antara dokumen-dokumen tersebut adalah dokumen tertanggal 26 Januari 1950 mengenai pengakuan Uni Soviet terhadap kedaulatan Republik Indonesia dan keinginan Uni Soviet untuk membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Sementara dokumen dari pihak Indonesia yang diterima Moskow pada 3 Februari 1950 menyampaikan tanggapan positif pemerintah Indonesia mengenai pembukaan hubungan diplomatik kedua negara.
Selain itu, terdapat juga dokumen tertanggal 30 November 1953 mengenai keinginan Indonesia untuk membuka Kedutaan Besar di Moskow dan dokumen balasan Moskow kepada Jakarta tertanggal 27 Desember 1953 mengenai rencana pembukaan Kedutaan Besar di Jakarta.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Pada 1954, kedua negara telah merealisasikan pembukaan Kedutaan Besar tersebut.
Duta Besar pertama Indonesia untuk Uni Soviet adalah DR. Subandrio. Terpampang dalam pameran ini Surat Kepercayaan DR. Subandrio sebagai Duta Besar yang ditandatangani Presiden Soekarno tertanggal 11 Februari 1954 yang ditujukan kepada pemimpin Uni Soviet, Kliment Voroshilov.
Arsip lainnya mengenai pembangunan Rumah Sakit Persahabatan, persuratan para pemimpin dan Menteri Luar Negeri kedua negara, dan dokumen perjanjian, antara lain Deklarasi Kerangka Kerja Sama Hubungan Persahabatan dan Kemitraan antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia dalam Abad ke-21 yang ditandatangani oleh Presiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden Vladimir Putin di Moskow pada 21 April 2003.
Di antara foto-foto yang dipamerkan adalah foto DR. Subandrio seusai penyerahan Surat Kepercayaan kepada Kliment Voroshilov pada bulan April 1954, kunjungan Presiden Soekarno ke Moskow tahun 1956, kunjungan Nikita Khruschev ke Jakarta tahun 1960, penyerahan Surat Kepercayaan Duta Besar Indonesia, Janwar Marah Djani kepada Ketua Presidium Tertinggi Uni Soviet, Anatoly Lukyanov pada 19 Mei 1989, penyerahan Surat Kepercayaan Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, Vladimir Plotnikov kepada Presiden BJ Habibie pada 18 Oktober 1999, dan penyerahan Surat Kepercayaan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobyova kepada Presiden Joko Widodo pada 4 April 2018. Terdapat juga foto pertemuan Menlu RI, Retno LP Marsudi dengan Menlu Lavrov di Jakarta pada 9 Agustus 2017 dan di Moskow pada 13 Maret 2018.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Hadir pada acara pameran antara lain Senator Liliya Gumerova, anggota Majelis Tinggi Dewan Federal Federasi Rusia yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Kelompok Kerja Sama antara Majelis Tinggi Dewan Federal Federasi Rusia dengan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Wakil Menlu Igor Morgulov dan pejabat Kemlu Rusia lainnya, perwakilan Kementerian dan Lembaga Rusia, pelaku bisnis dan akademisi, Duta Besar negara-negara ASEAN di Moskow, para diplomat dan veteran dinas diplomatik Rusia.
Duta Besar Vladimir Plotnikov yang pernah bertugas di Indonesia sekitar 20 tahun dalam karir diplomatiknya turut hadir dalam acara tersebut.
Dubes Plotnikov mengatakan Uni Soviet waktu itu dan Indonesia berusaha menjalin kerja sama yang lebih erat di berbagai bidang, seperti sipil, militer, dan perindustrian.
Ada beberapa proyek pembangunan Uni Soviet di wilayah Indonesia, seperti di Pulau Kalimantan dan Jawa.
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
“Saya masih ingat proyek-proyek ini, misalnya jalan Palangkaraya-Tangkiling yang sekarang dipakai di Kalimantan Tengah,” kenang Dubes Plotnikov yang sangat fasih berbahasa Indonesia.
Moskow, 5 Februari 2020
(R/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza