Seoul, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan, melalui pemanfaatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea (IK-CEPA) kedua negara mencatat nilai perdagangan tertinggi senilai 24,53 miliar dolar AS (sekitar Rp366,6 triliun) pada 2022.
Angka ini naik 33 persen dibandingkan nilai perdagangan bilateral pada 2021.
“Namun, kita masih memiliki ruangan yang cukup besar untuk meningkatkan perdagangan sehingga dapat mencapai target 30 miliar dolar AS (sekitar Rp448,4 triliun),” kata Menlu Retno usai menghadiri Pertemuan Komisi Bersama (JCM) ke-4 RI-Korsel dengan Menlu Park Jin di Seoul, Jumat (31/3),
Sejak pemberlakuan IK-CEPA awal tahun ini, lebih dari 1.000 sertifikasi asal barang (certificate of origin) telah diterbitkan guna mendapatkan tarif preferensi dengan nilai perdagangan 52,88 juta dolar AS (sekira Rp790,3 miliar).
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Menlu Retno menekankan pentingnya implementasi 18 proposal proyek yang telah diajukan Indonesia dalam kerangka IK-CEPA, yaitu di bidang pertanian, kesehatan, budaya, konstruksi, perikanan, otomotif, semikonduktor, dan teknologi informasi yang dapat meningkatkan kapasitas produsen Indonesia untuk memenuhi standar kualitas produk di pasar Korea.
“Saya juga meminta dukungan Korea terhadap percepatan digitalisasi industri manufaktur Indonesia guna meningkatkan kapasitas UMKM Indonesia,” tutur Retno.
Mengenai kerja sama investasi, Retno menyampaikan harapannya agar sektor swasta Korea dapat meningkatkan investasi di sektor-sektor strategis Indonesia, seperti industri baja, petrokimia, baterai kendaraan listrik, energi terbarukan, dan pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Kerja sama investasi Indonesia-Korsel disebutnya dapat berkontribusi dalam penguatan rantai pasok global.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
“Kita juga menyambut baik komitmen kerja sama Korea untuk pengembangan sistem transportasi di Indonesia, antara lain studi kelayakan MRT Jakarta fase 4 dan LRT Bali, pembukaan rute penerbangan Jeju Air ke Bali, dan upgrading Pelabuhan Batam,” kata Retno. (R/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia